"al!!" Teriak syifa dan carla sambil berlari menghampiri alena yang baru saja memasuki gerbang sekolah.
"Kalian kenapa teriak teriak gitu?"
"Lo udah selesai pr matematika?" Tanya syifa.
"Udah, kenapa? Kalian belum selesai?"
"Hehehe... belum." Jawab syifa dan carla berbarengan.
"Ceritanya nih, kalian mau nyontek?"
"Iya.." Jawab mereka berbarengan lagi.
"Yaudah gue kasih kalian nyontek."
"Thanks ya al." Ucap mereka bergantian.
"Hm... ke kelas yuk, keburu bel."
"Siap nyonya vano!!!" Ucap mereka serentak sambil berhormat kepada alena.
"Maksudnya? Nyonya vano ?"
"Nggak..., Ya Udah yuk ke kelas." Ajak carla.
Mereka pun berjalan menuju kelas mereka, sesampainya dikelas, mereka bertiga kaget melihat seisi kelasnya sangat kacau, mereka sibuk untuk mencari contekan.
Syifa, carla, dan alena menuju bangkunya masing masing, alena mengeluarkan buku pr nya dari dalam tas karena syifa dan carla menagihnya, mereka menyalin dengan sangat cepat.
®®®®
"Bro! Kantin yuk, bosen gue di kelas terus." Ajak vano
"Nggak ah, gurunya yang masuk killer." Jawab azka ngeri.
"Jadi kalian nggak mau ikut gue? Nggak setia banget sih kalian sama gue." Ucap vano lagi dengan nada yang menjijikkan.
"Geli banget gue dengar suara lo itu." Jijik bagas.
"Lo ajak aja cewek lo itu, siapa namanya ka?" Tanya rio ke azka
"Kalau nggak salah alena, iya alena." Jawab azka mengingat
"Ingat aja lo ya ka." Ucap Vano
"Ingatlah, azka orangnya kan nggak pikun." Puji azka sendiri
"Gue ke Kantin dulu, misalnya gurunya masuk bilangin gue di uks lagi demam."
"Siap bos!" Jawab mereka berbarengan.
Vano langsung berjalan keluar kelas dan menuju ke arah kantin, sesampainya dikantin ia langsung duduk dan memesan makanan beserta minumnya.
"Bu... saya pesan siomay dan jus jeruk..." pesan vano
"Oke mas vano.." Jawab ibu tersebut.
Tak lama kemudian pesanannya pun sampai.
"Nih pesanannya mas."
"Thanks bu."
"Iya.."
Vano langsung menyantap makanan yang ada dihadapannya dengan cepat kilat dan meminum minumannya.
®®®®
Matahari di langit sangat terik sehingga siswa dan siswi yang baru keluar dari gerbang sekolah langsung mengeluarkan keringat.
"al, gue sama syifa mau jalan jalan. Lo nggak ikut?" Tanya carla.
"Nggak ah, mendingan gue tidur dirumah."
"Ya Udah, kami pergi dulu ya al, bye!" Ucap syifa dan carla.
"Bye." Jawab alena sambil melambaikan tangannya kearah mereka.
Alena pun langsung menuju halte untuk menunggu angkot ataupun bis.
"Kok nggak ada sih yang muncul?" Ucap alena lirih.
Namun ada sebuah motor yang berhenti di depan alena berdiri.
"Al, balik bareng gue yuk!" Ajaknya.
"Nggak usah van, gue bisa naik angkot atau bis."
"Emang kejadian kemarin mau terulang lagi?"
"Enggak, tapi nanti repotin lo."
"Siapa yang bilang repotin, lagian kan Bentar lagi lo jadi pacar gue."
Deg!
"Yuk naik." Suruhnya
"I-iya udah, tapi lo bawanya jangan ngebut ngebut ya."
"Siap nyonya vano."
Vano langsung menancapkan gas motornya secara hati hati.
"Ada apa sih dengan gue? Kok jantung gue berdetak kencang banget kalau dekat sama dia?" Batinnya. "Apa gue suka sama dia? Emang sih kalau dekat dia aku merasa aman dan nyaman banget." Batinnya lagi.
Disepanjang jalan mereka tidak ada bicara apapun, mereka hanya diam. Sesampainya di rumah alena, vano langsung pergi katanya ada urusan mendadak.
Alena masuk kerumah nya dengan wajah yang penuh kebingungan, ia masih teringat dengan yang ia rasain waktu di motornya Vano.