webnovel

Chapter 1: Masa Lalu

Ini adalah kisah masa lalu, disaat sebelum aku masuk SMA/SMK

Saat itu aku berada di bangku SMP, lebih tepatnya saat ini aku berada di kelas sembilan pada pertengahan semester pertama. Saat ini aku adalah orang yang naif dan sangat mudah percaya terhadap orang lain. Aku sangat membenci diriku yang berada dimasa lalu.

(perubahan sudut pandang)

Saat ini, aku mengalami cinta pertamaku. Gadis yang berhasil membuatku seperti itu adalah orang yang sangat baik, dia sangat perhatian, selalu membantu, dan sangat peduli terhadap ku. Tetapi itu hanya kebohongan.

Pada malam hari, aku sedang pergi dari rumah untuk membeli bahan untuk tugas sekolah ku. Tetapi, pada jalan sempit aku secara kebetulan melihatnya dengan beberapa pria lain.

Sepertinya para pria itu sudah SMA.

Aku pikir kalau itu hanya temannya. Tetapi saat aku hendak berjalan pergi, gadis itu tiba-tiba dicium oleh salah satu dari pria itu.

Saat melihatnya, tentu saja aku merasa sangat syok dan membeku ditempat. Beberapa saat kemudian aku tersadar lalu bersembunyi secara naluriah.

Sepertinya mereka tidak melihat ku. Itu adalah gang sempit, tempat di sekitarku sangat minim cahaya dan sama sekali tidak ada orang.

Barusan tadi, apakah itu beneran?

Gak, gak. Aku pasti salah lihat.

Untuk memastikannya, aku mengintip kembali untuk melihat mereka. Namun itu adalah kesalahan. Bukanya berciuman dengan pria yang tadi, tetapi dia malah melakukannya dengan yang lain.

Apa ini?

Entah kenapa, dadaku terasa sangat tidak nyaman.

Karena itu pertama kalinya bagiku, tentu saja aku tidak sadar kalau itu adalah sesuatu yang dinamakan patah hati.

Kupikir dia adalah gadis yang baik

Padahal dia pacarku

Aku…. Dikhianati.

Setelah aku berhasil menenangkan diri, aku pergi. Setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk memutuskan hubunganku dengannya.

Namun aku adalah orang yang sangat sensitif. Aku bisa lebih mudah terlukai. Dan karena itu, aku mengalami masa yang sangat menyulitkan walaupun aku hanya ingin memutuskan hubungan.

Aku sebenarnya sangat mencintainya, dan perasaan itu tidak akan bisa dengan mudah hilang begitu saja. Jika aku memutuskan hubungan dengannya, aku yakin kalau aku pasti akan menyesalinya.

Namun aku kecewa

Aku tidak ingin berhubungan lagi dengannya

*****

Beberapa minggu kemudian. Saat ini aku sudah memutuskan hubunganku dengan gadis itu.

Namun sejak kejadian itu, aku menjadi sedikit takut saat berbicara dengan gadis.

Aku takut kalau aku akan memilikik hubungan dengannya, lalu dikhianati seperti dulu.

Jadi tanpa kusadari, aku telah membangun dinding di sekitar hatiku.

Namun sepertinya, ada beberapa orang yang mendengar saat aku sedang meminta putus dengan gadis itu. Dan orang yang tanpa sengaja mendengarnya itu malah menyebarkannya ke orang lain.

Sehingga berita berita itu sudah tersebar dimana-mana.

Oleh karena itu, terkadang aku di datangi seseorang dan ditanyai tentang kejadian itu.

Sebenarnya kupikir tempat itu tidak akan ada orang di sekitar, namun aku salah. Dan kesalahanku itu berdampak sangat besar dalam kehidupanku.

Ada beberapa gadis yang mendekatiku, namun mereka mendekatiku hanya karena penasaran atau hanya karena kasihan.

Aku sangat membencinya.

Untuk menghindari orang-orang yang mendekatiku dengan penasaran, terkadang aku pergi ke bagian belakang sekolah yang dimana tidak akan ada orang di sana.

Namun sepertinya ini adalah hari kesialanku.

Di tempat yang biasa aku kunjungi, yang seharusnya tidak ada orang di sana. Ternyata sudah ada sekelompok anak laki-laki.

Saat mereka melihat kehadiranku, mereka segera sadar bahwa aku adalah orang yang sering dibicarakan itu.

"Hei, bukankah kau laki-laki yang sering dibicarakan itu?"

"Kau benar, dia orang yang sering dibicarakan itu"

"…"

Aku ingin lari, namun akan sangat berisiko kalau aku tiba-tiba lari.

Aku tidak tahu harus membalas apa, jadi aku hanya terdiam dan ketakutan.

Lalu tiba-tiba, aku didorong oleh salah satu dari mereka. Aku didorong dengan kasar sehingga aku terjatuh.

Firasat ku tidak enak.

"Kamu benar-benar bodoh!"

"Ahahah. Aku benar-benar tidak percaya"

"Bodoh sekali kau ini, ahahah!"

Apa maksudmu?

Aku tidak tahu apa yang mereka maksud. Saat seseorang yang kau sayangi selingkuh, tentu saja kau akan sangat kecewa.

Tapi kenapa mereka menganggap itu bodoh.

Aku tidak mengerti.

Aku memang tidak mengerti, namun aku tidak bisa menjelaskannya. Suaraku tidak mau keluar saat itu.

"Padahal kau sudah punya gadis cantik seperti dia. Tapi kenapa kamu menduakannya?"

Menduakan? Aku menduakannya?

"Dia itu sangat baik, tapi kamu malah menduakannya. Ternyata kau laki-laki yang bodoh. Hahaha!"

Sepertinya berita yang sering dibicarakan itu bukanlah berita asli. Sepertinya itu hanya dibuat untuk menghancurkan harga diriku.

"…Tidak, —aku"

Aku berusaha untuk menjelaskannya, tetapi suara tidak mau keluar dari mulutku.

"Kalau ngomong yang jelas!"

Guhuk

Sebuah kaki melayang ke arah perutku dengan sangat keras. Itu membuatku tidak bisa bernapas.

Aku memegang perutku yang barusan ditendang.

"Kau benar-benar sangat mengecewakan!"

Sial.

Pembullyan ini terus berlanjut hingga bel sekolah berbunyi

Aku dibully tidak hanya secara fisik. Namun juga secara verbal.

Itu sangat membuatku hancur di luar dalam.

*****

Ini sudah beberapa hari sejak hari pembullyan itu. Sejak hari itu, aku selalu berdiam diri di pojok kelas. Di kelasku ada yang menganggapku sampah karena sudah mendengar berita fitnah itu.

Namun ada juga yang tetap berteman denganku. Dan itu membuatku sedikit terselamatkan.

Saat ini aku sedang membaca novel di dalam perpustakaan sekolah.

Perpustakaan sekolah sangat sepi, jadi tempat ini cocok untukku.

Karena aku terlalu sering berada di dalam perpustakaan, jadi aku bebas menggunakan perpustakaan dan aku diserahkan tugas untuk menjadi asisten dari penjaga perpustakaan di sekolah ini.

Oleh karena itu, aku bisa menggunakan perpustakaan sepuasnya walaupun sudah tidak ada siapa-siapa di sekolah.

Waktu menunujukan pukul lima sore. Jadi aku harus segera pulang ke rumah.

Namun saat aku keluar dari perpustakaan, ada seorang gadis yang tiba-tiba berteriak dari kejauhan.

"Tunggu!! Jangan ditutup dulu!!"

"Hm?"

Aku menoleh ke arah suara itu berasal. Ternyata ada seorang gadis yang terengah-engah, sepertinya dia berlari secepat yang dia bisa untuk menuju ke sini.

"-Ah. Aku ingin mengembalikan buku! Aku lupa kalau hari ini adalah batas waktunya, jadi aku ingin segera mengembalikannya!"

"Eh? Boleh kok, silakan masuk"

Aku membuka pintu perpustakaan yang hampir aku kunci, dan membiarkan dia masuk ke perpustakaan.

Aku duduk di bangku setelah aku mengambil catatan untuk memimjam atau mengembalikan buku.

"Siapa namamu?"

"Aulia Putri Dewi"

Saat dia memberitahuku namanya, aku segera membolak-balik kertas untuk mencari nama yang dia sebutkan tadi.

Beberapa saat kemudian, aku berhasil menemukannya. Dia meminjamnya delapan hari yang lalu, sedangkan batas waktu untuk mengembalikan atau memperpanjang adalah satu minggu.

"Um.. Maaf, tapi kamu sudah telat satu hari"

"Hehh? Serius???"

"Ya, denda telat perhari adalah Rp. 1.000,00"

"Uhhhh~ Baik, sebentar"

Dia mencari sesuatu dan memeriksa di setiap kantong pakaiannya satu persatu.

"Ah- maaf, sepertinya aku tidak membawa uang, ehehe"

"Kalau begitu, aku yang akan membayarnya untukmu"

"Benarkah!?"

"Kamu tidak perlu mengembalikannya"

"Terima kasih! Tapi aku harus tetap mengembalikannya"

Segera setelah itu, aku meletakkan uang seribu kedalam tempat yang disediakan. Lalu mengembalikan buku tersebut ke tempatnya.

"Baiklah, kamu boleh pulang"

"Oke! Kamu juga hati-hati dalam perjalanan pulangmu!"