Toko ini terlihat seperti toko biasa dari luar jadi Xue Xi berjalan masuk tanpa memiliki pemikiran apapun, tapi di dalamnya ternyata begitu luas, setidaknya luasnya lebih dari 100 meter persegi. Ada berbagai rak yang penuh dengan barang-barang yang tersusun seperti yang ada di supermarket.
Hanya saja di toko sebesar ini tidak ada seorang pengunjung pun dan di samping meja kasir yang ada di dekat pintu ada 2 orang pria yang sedang berdiri.
Salah satunya yang memiliki 'gigi seperti harimau' sedang tersenyum dan berusaha menenangkan orang yang satunya, Xue Xi melihat mereka seperti pegawai toko ini.
Pria yang sedang marah mengenakan celana panjang berwarna hitam dengan atasan berwarna hitam dan dia sedang menundukkan kepalanya. Rambutnya yang pendek menutupi bagian atas matanya yang tajam. Salah satu tangannya berada di dalam kantong celananya sedangkan tangannya yang satunya digulung. Pergelangan tangannya nampak dingin, putih dan kurus, jarinya yang lentik ada di atas meja.
Saat mereka berdua melihat ke arah Xue Xi, seketika wajah mereka langsung tertegun seperti sedang melihat monster.
Xue Xi ikut tertegun dan merasa ada yang aneh.
Mereka terdiam selama 10 detik dan akhirnya untuk memecah keheningan di sana, Xiang Huai sebagai pemilik toko dengan canggung bertanya, "Mau membeli barang?"
Suaranya terdengar sangat indah di telinga Xue Xi.
Xue Xi tertegun selama 2 detik kemudian dia menganggukkan kepalanya dan bertanya, "Apa di sini menjual air mineral?"
"Ada." Kata Xiang Huai, setelah itu dia memerintahkan Lu Chao untuk mengambilnya.
Saat ini Lu Chao baru tersadar. Dia menjentikkan jarinya kemudian langsung berbalik badan dan pergi mengambil sebotol air mineral.
Dengan cepat dia meletakkan sebuah botol air mineral di atas meja kasir.
Xue Xi menundukkan kepalanya dan membuka dompetnya sambil bertanya, "Berapa harganya?"
Raut wajah Xiang Huai seketika menjadi muram. Dia menyerahkan botol air mineral itu ke arah Xue Xi kemudian Xue Xi mendengar suara yang pelan dan mempesona dari atas kepalanya, "Nona, tidak perlu bayar."
Xue Xi mengangkat kepalanya dan tertegun.
Xiang Huai lebih tinggi sekitar 1 kepala dari Xue Xi, tapi saat dia membungkukkan tubuhnya, wajahnya terlihat arogan dan tampan. Jarak wajahnya dengan wajah Xue Xi hanya sekitar beberapa centimeter, bola matanya yang berwarna coklat tua itu terlihat begitu dalam hingga membuat Xue Xi merasa malu.
Xue Xi merasa orang ini sangat berbahaya dan dia harus menjaga jarak dengannya.
Dia melangkah mundur tapi tiba-tiba saja kepalanya seolah bergetar. Sensasi panas mengalir dari dadanya seolah ada sesuatu yang bangkit dari dalam dirinya.
Kemudian rasa sakit yang hebat seketika muncul dari dalam dadanya seolah ada sesuatu yang menusuk dan ingin menerobos masuk ke dalam dadanya!
Xue Xi merasa begitu kesakitan hingga membungkukkan tubuhnya. Dahinya mengeluarkan keringat dingin dan tiba-tiba terdengar suara samar di samping telinganya, suara itu seolah berasal dari tempat yang sangat jauh tapi juga terdengar berasal dari sekitarnya, "Tidak pacaran bisa mati… Tidak pacaran bisa mati…"
Rasa sakitnya semakin bertambah hebat hingga Xue Xi kesulitan bernafas!
Dia merasa seperti ada yang meremas jantungnya dan membuatnya seperti tersadar bahwa peringatan itu bukanlah lelucon.
Tapi Xue Xi tidak tahu bagaimana ia akan mendapatkan pacar kemana dalam waktu 1 setengah jam.
Tiba-tiba ada sebuah tangan besar yang menyentuh tangannya. Dia mengangkat kepalanya dan melihat raut wajah Xiang Huai yang dingin sedang menatapnya lalu bertanya kepadanya, "Kamu baik-baik saja?"
Pandangan Xue Xi seketika menjadi gelap. Namun sebelum dia kehilangan kesadaran karena rasa sakit yang dia rasakan, dia memegang tangan Xiang Huai dan berkata, "Aku memiliki uang dan aku pintar berkelahi, jadilah pacarku, maka aku akan membantumu."
…
Rasa sakit yang dia rasakan perlahan menghilang karena perkataan yang dia lontarkan.
Xue Xi membatin, 'Ternyata memang bekerja.'
Lalu dia pun menghela nafas lega.
Kemudian terdengar suara Lu Chao yang seolah menahan nafasnya. Dia berada di samping kedua orang itu dengan mata terbelalak. Begitu dia menyadari Xue Xi melihat ke arahnya, dengan cepat ia melambaikan tangannya dan berkata, "Jangan hiraukan aku, kalian lanjutkan saja."
Dia tidak menyangka di dunia ini ada orang yang berani menyatakan perasaannya kepada Xiang Huai!
Mata Lu Chao dipenuhi dengan perasaan antusias. Dia ingin berteriak dengan sangat keras saat itu juga. Dia mengambil handphonenya dan ingin memberikan siaran langsung untuk teman-temannya yang lain! Dia yakin tidak akan ada yang pernah mengira Xiang Huai, bos mereka, akan melalui kejadian seperti ini.
Jika mengatakan uang, Xiang Huai tidak kekurangan uang.
Jika mengatakan berkelahi, maka Xiang Huai juga pandai berkelahi.
Lu Chao tidak yakin Xue Xi bisa melampaui Xiang Huai dalam 2 hal itu.
Tapi Lu Chao kemudian berpikir mungkin Xue Xi menyadari mereka berdua sedang mengawasinya jadi dia sengaja melakukan ini untuk membuat mereka malu… Sekarang dia ingin tahu bagaimana Xiang Huai akan memaki Xue Xi, apa akan menculiknya atau… langsung membunuhnya...
Untuk sesaat, di dalam toko tidak ada suara apapun yang terdengar.
Dada Xue Xi masih terasa sakit tapi rasa sakitnya tidak mengganggu pikirannya.
Dalam sekali melihat, Xue Xi dapat mengetahui bahwa Xiang Huai yang sedang berdiri di depannya itu bukanlah rakyat biasa. Dia dapat merasakan aura yang kuat dari tubuhnya jadi dia menduga Xiang Huai adalah seorang gangster. Saat melihat toko yang besar ini sama sekali tidak terlihat menghasilkan keuntungan, dia menjadi semakin yakin 2 hal yang dia tawarkan menarik perhatian Xiang Huai.
Xue Xi sangat paham dengan keadaannya saat ini. Meskipun dia tidak tahu darimana asal suara peringatan yang dia dengar tadi, tapi hanya berpacaran tidak akan membuatnya mengalami kerugian apapun, jadi dia memutuskan untuk menyelamatkan nyawanya terlebih dahulu baru membicarakan hal yang lainnya.
Sejak tadi Xiang Huai masih tidak mengatakan apapun. Dia memicingkan matanya dan sorot matanya yang sebelumnya terlihat tenang sekarang terlihat terkejut.
Tapi Xue Xi dapat memahaminya. Tidak akan ada seorang pun yang tidak terkejut jika ada orang yang baru pertama kali ditemui langsung memintanya untuk menjadi pacarnya.
Xue Xi memikirkan kemungkinan jika dia akan menolaknya, maka dia tidak tahu apakah dia masih memiliki waktu untuk mencari laki-laki lain. Saat memikirkan itu, tiba-tiba Xiang Huai membuka mulutnya dan memperkenalkan dirinya, "Xiang Huai."
Xue Xi perlahan membelalakkan matanya.
Kemudian Xiang Huai berkata lagi, "Itu nama pacarmu."
Xue Xi terdiam, "..."
Detik itu juga, rasa sakit di dadanya langsung menghilang seluruhnya. Tubuhnya kembali menjadi tenang dan itu membuatnya tercengang, seolah semua yang baru dia rasakan hanyalah sebuah ilusi.
Xue Xi tertegun di tempatnya berdiri hingga akhirnya Xiang Huai meletakkan botol air mineral langsung di tangan Xue Xi. Kemudian dengan suara yang pelan dan berat tapi mempesona, Xiang Huai berkata, "Adik kecil, kamu harus kembali ke sekolah."
Setelah meninggalkan toko itu, matahari yang terik langsung menyinari tubuh Xue Xi. Perlahan ia menolehkan kepalanya melihat ke arah toko itu lagi.
Xue Xi berpikir, 'Apakah yang baru saja terjadi semuanya hanya sebuah mimpi? Apa yang dilakukan laki-laki itu kepadaku? Apa yang sebenarnya terjadi?'
Suara bel sekolah yang berdentang dengan keras menghancurkan lamunannya. Dengan cepat Xue Xi berjalan kembali ke sekolah.
Di dalam toko, Lu Chao masih berdiri di samping Xiang Huai dan bertanya, "Bos, walaupun Anda adalah orang yang berbakat dan tampan, tapi dia dengan anehnya meminta Anda menjadi pacarnya dan Anda langsung menyetujuinya? Jangan bilang Anda benar-benar terpesona karena penampilannya?"
Xiang Huai melihat ke arah Lu Chao dengan tatapan dingin sehingga Lu Chao seketika berdiri dengan tegak dan menutup mulutnya dengan rapat.
Setelah selesai makan siang di kantin, kegiatan yang tersisa di sekolah hanyalah ujian hingga waktu sekolah usai.
Hingga ujian terakhir, Xue Xi tetap saja mengumpulkan lembar ujian lebih awal hingga akhirnya dia melamun di lantai bawah lebih dari 1 jam. Setelah Xue Yao menyelesaikan ujiannya, mereka baru masuk ke dalam mobil dan pulang.
Paman Li sudah menjadi supir Xue Cheng selama bertahun-tahun, jadi dia merasa khawatir dengan sikap Xue Xi yang begitu pendiam hingga akhirnya dia bertanya, "Nona pertama, bagaimana hari Anda di sekolah?"
Xue Xi perlahan menggerakkan kepalanya untuk melihat ke luar jendela dan menjawab, "Cukup baik."
"Huh!" Xue Yao yang duduk di sebelahnya tertawa sinis dan dengan arogan berkata, "Kak, besok nilai ujian hari ini akan diumumkan!"
Setelah Xue Yao selesai bicara, dia melihat ke arah Xue Xi dengan tatapan menghina.
Sedangkan Xue Xi masih tetap melihat keluar jendela. Sorot matanya masih terlihat redup seperti biasanya. Dia terlihat begitu tenang seolah tidak mendengar perkataan Xue Yao sama sekali. Hal ini membuat Xue Yao menjadi sangat kesal.
Saat mobil mereka melewati sebuah jalan, tiba-tiba ada sebuah toko yang menarik perhatian Xue Xi, nama toko itu adalah 'Ye Lai Xiang'.
Kemudian sebuah pertanyaan perlahan muncul di dalam kepala Xue Xi, 'Toko ini menjual barang apa sebenarnya?'
Mobil itu melaju dengan cukup cepat, jadi saat melewati pintu toko itu Xue Xi tidak bisa melihat apa isi toko itu dengan jelas. Sedangkan di area meja kasir di dalam toko itu, Xiang Huai sedang duduk bermalas-malasan sambil melihat ke arah luar toko dengan sorot mata yang tajam.