Karena Xue Xi baru menyelesaikan tugasnya hingga larut malam, akhirnya keesokan harinya dia bangun sedikit terlambat.
Ye Li membuatkan bekal untuk Xue Xi sehingga dia bisa sarapan dalam perjalanan di sekolah. Saat melihat Xue Xi menguap, dia merasa sedih dan berkata, "Xixi, walaupun kamu akan mengikuti olimpiade tapi jangan sampai membebani dirimu sendiri, kesehatan adalah hal yang terpenting."
Xue Xi menganggukkan kepalanya.
Xue Yao yang baru saja selesai sarapan mendengarkan hal itu tidak bisa menahan diri untuk mengolok, "Ada orang yang tidak tahu tempatnya, setelah mendapatkan peringkat pertama dalam ujian langsung mengira bisa ikut olimpiade. Aku dengar kemarin saat ada ujian percobaan ada yang mendapatkan peringkat terbawah."
Xue Xi sama sekali tidak memperdulikan perkataan Xue Yao, dia membawa kotak bekal yang disiapkan oleh Ye Li kemudian berjalan keluar.
Kemarin Pak Liu memuji perkembangannya yang begitu pesat. Selama dia bisa mengurangi caranya mengerjakan soal dengan cara mahasiswa, dia tidak memiliki masalah lain tapi tentu saja dia masih perlu melakukan banyak latihan.
Xue Yao berjalan di belakangnya dan bertanya, "Jangan bilang kamu memiliki tujuan lain dengan mengikuti olimpiade?"
Xue Xi bersikap seperti tidak mendengar perkataan Xue Yao dan langsung masuk ke dalam mobil.
Xue Yao akhirnya juga masuk ke dalam mobil dan saat dia ingin mengatakan sesuatu dia malah melihat Xue Xi sudah menyandarkan kepalanya di pintu mobil dan memejamkan matanya, dia terlihat sedang tidur. Bulu matanya terlihat panjang dan lentik, kulitnya terlihat putih, dan pipinya merona.
Xue Yao tiba-tiba memiliki dorongan yang kuat untuk menghancurkan kecantikan Xue Xi.
Mobil berhenti di depan minimarket seperti biasanya, Xue Xi akhirnya bisa tidur sebentar untuk menggantikan jam tidurnya yang kurang. Saat dia membawa tas sekolahnya dan turun dari mobil, Xue Yao yang sudah menahan diri sepanjang perjalanan akhirnya berkata, "Dalam beberapa hari akan ada perlombaan matematika, jika kamu tidak bisa mendapatkan peringkat yang bagus maka Pak Liu pasti akan menyuruhmu keluar dari kelas olimpiade. Aku sarankan kamu jangan menginginkan barang yang bukan milikmu!"
Gerakan Xue Xi saat turun dari mobil terhenti dan dia menghela nafas dengan tidak berdaya.
Dia merasa Xue Yao benar-benar sangat mengganggu.
Dia perlahan menolehkan kepalanya dan langsung melihat ke arah Xue Yao, setelah itu dia berkata, "Aku ingat kamu ikut olimpiade sains kan?"
Xue Yao seketika terkejut kemudian dengan waspada bertanya, "Apa maksudmu?"
Xue Xi memalingkan pandangannya dan dengan tenang berkata, "Tidak apa-apa."
Dia membenarkan tas ranselnya yang tergelincir dari pundaknya kemudian berjalan ke arah minimarket dan meninggalkan Xue Yao yang kebingungan di dalam mobil.
Saat memasuki minimarket, Xiang Huai sudah duduk di meja makan.
Meja makannya kecil, kursinya sama dengan kursi yang ada di ruang kelasnya. Xiang Huai tidak memiliki tempat untuk meletakkan kakinya yang panjang sehingga dia meletakkannya di atas meja dan terlihat begitu santai.
Saat melihat Xue Xi duduk dia baru mengambil sebuah roti isi dan saat ini Lu Chao baru berani mulai makan.
Mereka bertiga makan tanpa mengatakan apapun. Mereka makan dengan cepat dan saat Lu Chao membereskan meja makan dia tertawa kecil sambil bertanya kepada Xue Xi, "Bagaimana rasanya bertarung kemarin?"
Xue Xi melihatnya sejenak dan setelah terdiam 2 detik dia menjawab, "Cukup menarik."
Lu Chao kebingungan mendengarnya.
Kemudian Xue Xi berkata lagi, "Kelak aku akan lebih sering berkelahi."
"..." Lu Chao terdiam.
Saat Lu Chao merasakan Xue Xi melihat ke arahnya, dia menggoyangkan tangannya yang masih terasa kebas karena ditendang oleh Xue Xi. Dia menelan air liurnya kemudian dengan cepat berkata, "Aku masih ada urusan lain, tidak ada waktu menemanimu berlatih!"
Xue Xi merasa kecewa dan menjawab, "...Oh."
Kemudian ia melihat ke arah Xiang Huai.
Xiang Huai bersandar di kursi dan mengangkat alisnya. Dia mengira Xue Xi akan memintanya untuk menemaninya berlatih, tapi setelah Xue Xi melihat ke arahnya sekitar 5 detik dia memalingkan pandangannya tanpa mengatakan apapun.
Xiang Huai tertegun, Apa maksudnya?
Xue Xi dalam hati sudah memiliki penilaian kepada Xiang Huai, Terlalu kurus, dia tidak terlihat sekuat Lu Chao.
Dia bangkit berdiri namun saat bersiap untuk pergi ke sekolah langkahnya tiba-tiba terhenti, setelah itu dia melihat ke arah Xiang Huai dan berkata, "Besok minggu aku mau pergi ke rumah kakekku, bagaimana?"
Aku tidak mungkin langsung kemari untuk bertemu dengannya setelah pulang dari rumah kakek. Tapi jika aku tidak bertemu dengannya jantungku akan terasa sakit lagi, bukan? Pikir Xue Xi.
Saat sedang larut dalam kebingungannya tiba-tiba dia mendengar suara tertawa kecil Xiang Huai yang mempesona. Xiang Huai perlahan duduk dengan tegak kemudian berkata, "Adik kecil, apa kamu tidak merasa dirimu salah mengerti tentang arti pacaran?"
Xue Xi dengan kebingungan melihat ke arah Xiang Huai, "... Hm?"
Xiang Huai meletakkan kedua tangannya di atas meja makan, dia menggenggam kedua tangannya kemudian mendekatkan tubuhnya ke depan dan berkata, "Jika memang berada di situasi yang tidak memungkinkan maka tidak perlu bertemu, pacaran bukan berarti kita harus bertemu setiap hari. Saat kamu merasa tidak nyaman maka kamu bisa memikirkan diriku, tapi jika masih tidak cukup maka kamu bisa menelponku."
Saat Xue Xi mendengar itu matanya langsung berbinar, Itu berarti aku tidak perlu datang kemari setiap hari?
Pemikiran itu mulai muncul di kepalanya...
"Tentu saja akan berbeda jika setiap kamu ke sekolah yang seharusnya bisa bertemu di sini, tapi kamu memilih untuk tidak bertemu."
Mata Xue Xi yang baru saja berbinar seketika menjadi redup kembali, "... Oh."
Xue Xi berpikir sejenak kemudian dia mengeluarkan handphone yang dibelikan oleh Xue Cheng untuknya dan bertanya, "Berapa nomor handphone-mu?"
Setelah mencatat nomor telepon Xiang Huai, dia langsung berjalan keluar, "Aku ke sekolah dulu."
"..." Xiang Huai hanya diam.
Dia merasa kebingungan, Setelah dia mendapatkan nomorku bukankah seharusnya dia menelponku 1 kali agar aku juga mengetahui nomor teleponnya? Kenapa dia bersikap tidak seperti orang pada umumnya?
Saat Xue Xi masuk ke dalam sekolah, dia langsung merasakan orang-orang di sekitarnya menatapnya dengan tatapan yang aneh. Semua orang berusaha menjauhinya tapi Xue Xi sama sekali tidak peduli. Dia masuk ke dalam ruang kelasnya dan saat itu suasana ruang kelas berubah menjadi hening.
Semua orang langsung melihat ke arah dirinya.
Xue Xi terus berjalan sampai ke tempat duduknya dan saat dia baru saja duduk, dia mendengar orang di sebelahnya bergosip.
"Aku dengar dari Xue Yao, katanya untuk melindungi Qin Shuang dia menyinggung Kak Chen…"
"Tamat sudah riwayatnya!"
"Dia melukai seluruh Keluarga Xue!"
Xue Xi meletakkan tas sekolahnya dengan kebingungan dan tidak mengerti apa yang terjadi.
Saat ini Qin Shuang dengan riasan tebal berjalan masuk ke dalam ruang kelas, dia berjalan dengan santai dengan kedua tangannya berada di dalam kantong. Saat dia melihat Xue Xi, dengan suara senang dan penuh kekaguman ia menyapanya, "Kak Xi."
"..."
Xue Xi mengangkat kepalanya dan melihat raut wajah Qin Shuang yang sudah tidak nampak pucat seperti kemarin. Dia menempelkan tubuhnya pada meja Xue Xi kemudian berkata, "Kak Xi, sebenarnya Kak Chen itu orang yang cukup baik. Dia tidak seburuk yang dikatakan oleh orang-orang di luar sana."
"... Oh."
Qin Shuang memahami sifat Xue Xi dan dia sama sekali tidak keberatan dengan sikap Xue Xi yang dingin, kemudian dia berkata lagi, "Kak Xi, kemarin saat aku melihat gerakanmu aku bahkan mengira bahwa ada seorang tentara yang mengajarimu bertarung! Bagaimana kamu bisa bertarung seperti itu?"
Xue Xi berpikir sejenak kemudian dia teringat dengan perkataan Lu Chao lalu dengan serius menjawab, "Harus cepat dan akurat."
Qin Shuang seketika tertawa, kemudian dia membuat gerakan 'Oke' dengan tangannya dan berkata, "Aku mengerti, dalam bertarung kecepatan sangat penting!"
Dan juga kekuatan.
Xue Xi menambahkan kata-kata itu dalam hati, setelah itu dia tidak bicara lagi dengan Qin Shuang dan fokus mengerjakan soal olimpiade.
Waktu belajar selalu berlalu dengan sangat cepat, tanpa sadar jam pelajaran sudah berakhir.
Xue Xi sedang bersiap pergi ke kelas pelatihan saat tiba-tiba semua orang di kelasnya terkejut!
Xue Xi mengangkat kepalanya dan melihat seseorang yang bersikap arogan dengan mata merah di depan pintu kelasnya.
Itu adalah Gao Yanchen yang kemarin bertarung dengan Xue Xi. Wajahnya terlihat tidak sabaran dan dia melihat ke dalam ruang kelas seolah sedang mencari seseorang.
Kemudian laki-laki berambut merah 1 melihat bayangan Xue Xi dan langsung berteriak sambil menunjuk ke arah Xue Xi, "Kak Chen, di sana!"
Kemudian Gao Yanchen masuk bersama laki-laki berambut merah 1, 2, 3 dan 4, sedangkan laki-laki berambut merah 5, 6 dan 7 menunggu di depan pintu.
Mereka berjalan ke arah Xue Xi dan mengeluarkan aura yang sangat kuat.
Semua yang melihat raut wajah Gao Yanchen yang begitu menyeramkan langsung menjadi pucat dan tanpa sadar langsung menyingkir dan memberikan jalan untuk Gao Yanchen serta yang lainnya.
Xue Yao, yang berada di baris pertama, melihat kejadian itu dan sorot matanya langsung berbinar!
Dia sudah datang! Aku sudah tahu Gao Yanchen tidak mungkin membiarkan Xue Xi begitu saja, sekarang dia sudah datang.
Tapi tidak disangka...