webnovel

Kesalahan!

" Aku sangat mencintaimu!" ucap Tata dengan lembut.

" Aku juga sangat mencintaimu, Reyn!" balas Valen. Lalu Tata melumat bibir Valen dan perlahan dia menurunkan tubuhnya dan bermain dengan bagian bawah Valen.

" Ahhh! Terus, Reyn! Terus!" desah Valen. Tata terus membuat Valen merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan selama ini.

" Reyn! Kamu hebat sayang!" ucap Valen sambil memegang kepala Tata dan sedikit membantunya.

" Kamu suka, Val?" tanya Tata.

" Iya, sayang! Sangat suka!" jawab Valen tersenyum menatap Tata lalu memejamkan matanya kembali.

Ben mencoba menghubungi Valen tapi tidak bisa, lalu dia memutuskan untuk pergi ke apartemen Valen.

" Gue mau keluar, kalo ada yang cari segera hubungi gue!" kata Ben pada Sonya.

" Iya!" jawab Sonya. Kemudian Ben mengambil tas kerjanya dan pergi ke lantai dasar. Ben melihat para pegawai sedang melakukan renovasi dikantor karena Valen akan mengadakan ulang tahun untuk kantornya.

" Pak Ben!" panggil seorang pria.

" Pak Dandi? Ada apa?" tanya Ben.

" Saya tidak berhasil menghubungi Pak Valen, apa Pak Valen ada?" tanya Dandi.

" Nggak ada! Memang ada apa?" tanya Ben.

" Ini tentang warna dan gambar!" jawab Dandi.

" Besok saya akan beri kabar!" kata Ben.

" Baik, Pak! Saya tunggu! Soalnya sudah seminggu lagi, Pak!" ucap Dandi.

" Iya! Saya paham!" kata Ben, lalu dia menuju ke parkiran dan masuk ke dalam mobil. Ben membawa mobilnya keluar dari perusahaan Valen dan melaju membelah jalanan menuju ke apartement Valen. Setelah sampai disana, Ben kembali mencoba menghubungi Valen, tapi masih nggak bisa. Kemana lo bos? Apa ada sesuatu yang terjadi sama lo? batin Ben mencoba menebak-nebak, karena selama ini tidak ada yang tidak dia tahu tentang Valen, walau itu hal sekecil apapun. Ben mengetuk pintu apartement Valen hingga berkali-kali, tapi tidak juga dibuka. Ben akhirnya meninggalkan apartement Valen dan pergi ke rumah Valen.

Hari sudah hampir gelap saat lewis dan teamnya kembali ke perkemahan, tiba-tiba tanpa diduga hujan turun dengan lebatnya, mereka berlarian mencari tempat berteduh.

" Ahhh!" teriak Donna. Lewis yang mendengar teriakan Donna melihat ke belakang, ternyata Donna telah jatuh terduduk dengan memegangi kakinya.

" Kamu kenapa?" tanya lewis.

" Kakiku sepertinya terkilir!" jawab Donna. Memang jalanan licin akibat hujan yang tiba-tiba datang, padahal mereka sudah membaca prakiraan cuaca hari itu, tapi karena mereka terlalu asyik, maka mereka lupa jika hari sudah hampir gelap. Lewis akan memanggil pegawai-pegawainya, tapi sepertinya mereka tidak mendengar teriakan Donna yang jatuh. Lewis akhirnya mengangkat Donna.

" Bos? Nggak usah! Aku akan jalan sendiri!" ucap Donna. Tapi lewis tidak menghiraukan ucapan Donna, dia berjalan menembus hujan, sepertinya mereka tersesat, karena lewis melihat ada gua di depannya. Dia masuk ke dalam goa itu dan meletakkan Donna di lantai goa.

" Apa nggak ada hewannya, bos?" tanya Donna takut.

" Kayaknya nggak ada, karena gunung ini memang sudah di sterilkan dari hewan buas!" jelas lewis. Goa itu tidak begitu besar dan tinggi.

" Sepertinya ada yang dari sini!" kata Lewis. Dia menyalakan lampu ponselnya, diarahkannya kesekeliling goa, seperti ada sebuah lemari kecil yang menempel di dinding goa. Lewis mendekati lemari itu, ditemukannya makanan kaleng, alas duduk, lampu TL, tali dan korek api serta kotak P3K, sedangkan di pojok belakang ada tumpukan kayu kering.

" Ternyata ini goa untuk para pendaki yang memang disiapkan jika ada pendaki yang nyasar!" kata lewis. Lewis segera menyalakan lampu TL dan mengambil ranting kering untuk di gunakan sebagai penghangat tubuh, karena Donna telah menggigil kedinginan. Setelah menyala, Donna mendekati api tersebut dan duduk diatas alas yang di gelar lewis. Tubuhnya menggigil, lewis membuka pakaiannya, menyisakan celana dalam saja dan menjemur diatas tali yang dipasangnya. Donna menelan salivanya melihat tubuh atletis Lewis. Sebenarnya Donna tidak heran melihat Bosnya itu seperti itu, karena dia dan anak buah laki-lakinya sering mandi di sungai saat melakukan pemotretan. Tapi entah mengapa kali ini dia merasa berbeda, dadanya berdegup kencang. Lewis menatap Donna dan mendekatinya, dipegangnya tubuh Donna, dingin sekali.

" Buka pakaianmu!" ucap lewis.

" Bos!" ucap Donna kaget lalu menatap Lewis.

" Kamu akan sakit jika memakainya! Aku kan menghadap ke belakang!" kata lewis. Lewis lalu membelakangi Donna dan Donna dengan takut membuka satu persatu pakaiannya. Lewis melihat ke dinding goa pantulan bayangan tubuh seksi Donna. Saat Donna membuka branya, lewis menelan salivanya, Sudah sejak datang ke rumah mamanya dia tidak menyentuh Tata, tiba-tiba gairahnya menggoda tubuhnya. Donna telah selesai membuka seluruh pakaiannya dan duduk sambil menutup tubuhnya yang toples dengan kedua tangan dan lututnya. Tiba-tiba saja petir menggelegar dan spontan Donna menggeser tubuhnya dan memeluk Lewis dari belakang.

" Aaaaaaa!" teriak Donna. Lewis merasa ada benda kenyal menempel pada punggung polosnya, membuat milik Lewis seketika menegang perlahan, diputarnya tubuhnya dan Donna terkejut melihat lewis menatap tubuh toplesnya dengan mata liarnya. Entah setan mana yang merasuki lewis, dia mendekati Donna dan menyesap bibir Donna. Donna yang memang mencintai Bosnya itu pasrah saja dengan apa yang dilakukan lewis. Lewis menjelajahi tubuh Donna dan membuat Donna mendesah karena ini adalah yang pertama baginya.

" Ahhh, Bos!" Lewis yang tidak pernah mendengar itu selama bercinta dengan Tata menjadi bergairah dan semakin menjadi. Dia melampiaskan hasrat dan ilusi seksnya pada Donna yang tidak pernah dia lakukan pada Tata.

" Sebut namaku!" bisik lewis.

" Lewis! Ahhh!" desahan demi desahan lolos dari bibir Donna. Dan lewis semakin bangga akan desahan Donna.

" Akhhhhh!" Lewis merasa sangat puas mendengar jeritan Donna karena pelepasannya. Tanpa menunggu lagi, dia melakukannya pada milik Donna.

" Saaakkiiit lewis!" ucap Donna sambil memeluk lewis dan menggigit dada lewis. Lewis terkejut, Kenapa sempit sekali? Apa Donna masih gadis? batin lewis. Tapi kepalang tanggung, birahinya sudah di ubun-ubun, dengan sekali hentakan keras milik lewis masuk sepenuhnya ke dalam donna dan lewis merasakan cairan hangat membasahi miliknya.

" Akkhhhh, sakittt!" teriak Donna kembali menggigit dada lewis sambil meneteskan airmata. Seperti ini rasanya milik seorang perawan! Nikmat sekali! batin lewis merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan.

" Ini hanya sebentar!" ucap Lewis, lalu setelah beberapa menit, mereka melakukannya hingga sama-sama lepas. Dipandanginya Donna yang tersenyum bahagia, karena orang yang pertama melakukannya adalah orang yang sangat dicintainya. Sementara tatapan mata lewis menyiratkan kepuasan dan sedikit penyesalan yang mendalam, hati Donna bagai tertusuk sebilah pisau tajam melihat perubahan raut wajah Lewis. Lewis duduk agak menjauh dari Donna. Lewis membuka ranselnya dan mengambil kain yang selalu dia bawa.

" Pakailah ini!" kata Lewis memberikan kain itu pada Donna. Donna lalu memakainya dan membaringkan tubuhnya dengan beringsut di alas tadi. Sedangkan Lewis duduk bersandar di dinding goa. Apa yang telah gue lakukan? Gue telah mengkhianati Tata! batin Lewis menyesal, dia menitikkan airmata. Jangan tinggalin gue, Ta! Gue nggak bisa hidup tanpa lo! ucap Lewis dalm hati.

Tata terbangun dari tidurnya di tengah malam, dia memegang dadanya yang berdegub kencang. Perasaannya tidak enak, ada apa ini? Kenapa perasaanku seperti ini? batin Tata. Dia menatap sosok yang tidur disebelahnya, dia mengecup pipinya sambil tersenyum. Lalu dia merebahkan kembali tubuhnya setelah meminum segelas air putih yang selalu dia siapkan menjelang tidur.