webnovel

Aku Akan Membalas Ini Semua!

" Kamu masih mengingat sentuhanku sayang!" bisik Valen yang menahan tubuh Tata yang akan luruh karena sentuhan itu. Valen mengurung Tata di depan lemari es dan menjepit tubuhnya dengan tangannya.

" Please...jangan laku...kan ...i...ni!" desah Tata terbata. Valen menyerang titik kelemahan Tata. Tangan Valen yang satu langsung berkeliaran meraba celana dalam Tata, karena pakaian yang Tata pakai memudahkan tangan Valen bergerilya. Tata mengejang, tubuhnya tersandar di lemari es dan mengencangkan kakinya. Dengan cepat Valen mengangkat Tata dan membawanya ala bridal style dan membaringkannya di atas ranjang.

" Kenapa kamu tega ninggalin aku tanpa pesan apapun?" tanya Valen menatap wajah Tata. Tata yang kesadarannya mulai pulih akibat gairah yang sempat meluap, hanya diam saja dan mengalihkan pandangannya dari Valen. Valen menangkup wajah Tata dengan sebelah tangannya agar menghadap padanya.

" Apa kamu marah padaku tentang Silvia? Apa kamu cemburu?" tanya Valen tanpa basa-basi.

" Apa perlu aku katakan apa yang kamu tahu!?" tanya Tata balik.

" Aku hanya menggodamu sayang! Aku sengaja melakukannya untuk melihat apa kamu benar-benar mengerti akan posisiku saat ini?" kata Valen menatap manik mata Tata dengan sendu.

" Apa maksud kamu?" tanya Tata yang tidak suka menyimpan suatu masalah.

" Kamu tahu sendiri aku seorang pengusaha sayang! Aku masih muda, sukses, pasti banyak puhak yang tidak suka padaku dan pasti juga banyak wanita yang adaa disekitarku!" jawab Valen. Lalu dia duduk bersandar di kepala ranjang, diikuti dengan Tata.

" Aku harap kamu memahami semua ini! Aku hanya mencintaimu, Reyn! Tidak ada yang lain!" ucap Valen menatap Tata sambil mengambil tangan Tata.

" Kamu adalah masa depanku! Kamu adalah calon istriku! Wanita yang akan melahirkan anak-anakku!" tutur Valen sambil mengambil sesuatu dari sakunya dan menyematkan ke jari Tata. Tata menatap jarinya yang telah terpasang cincin pertunangannya.

" Maafkan aku! Aku begitu bodoh tidak mempercayaimu! Karena aku takut, Val!" ucap Tata memeluk Valen, airmatanya menetes dikedua pipinya.

" Kamu takut aku akan meninggalkanmu setelah apa yang terjadi?" tanya Valen memegang dagu Tata dan menatapnya dengan mesra. Tata menganggukkan kepalanya dengan pipi yang telah basah.

" Dasar gadis bodoh! Mana mungkin aku melakukan itu! Aku yang akan mengikatmu hingga kita berdua berhenti bernafas jika kamu berani meninggalkanku!" kata Valen mengecup kening kekasihnya itu.

" Val! Aku sangat mencintaimu!" ucap Tata dengan sepenuh hati.

" Reyn! Aku lebih mencintaimu sejak kamu sekolah lagi!" ucap Valen. Tata menatap Valen dengan heran.

" Apa maksudmu sejak aku sekolah?" tanya Tata.

" Aku jatuh cinta padamu sejak kamu kelas satu SMU dulu. Saat itu kamu sedang bermain hujan di depan sekolah dan aku yang saat itu sedang lewat terjatuh di kubangan depan sekolahmu dan kamu tertawa terbahak-bahak dengan teman-temanmu!" cerita Valen.

" Astaga, jadi itu kamu? Makanya aku seperti mengenalmu saat melihatmu di pesawat!" kata Tata.

" Ya! Sejak itu aku jatuh cinta dan selalu melihatmu saat aku liburan kuliah!" lanjut Valen.

" O, ya?" ucap Tata hampir tidak percaya.

" Ya! Aku kadang jengkel dengan dua orang teman laki-lakimu itu, terlebih yang bernama Atta itu, dia sepertinya menyukaimu!" kata Valen dengan nada cemburu. Tata tersenyum melihat raut wajah Valen yang terlihat menggemaskan saat cemburu seperti itu. Lalu Tata mengecup pipi kekasihnya itu.

" Apa kamu sedang menggodaku sayang?" ucap Valen menatap Tata.

" Apa maksudmu aku menggoda? Aku hanya ingin membuatmu tidak terus cemburu pada Atta!" ucap Tata. Dasar gadis bodoh! Kamu menggodaku dalam artian memintaku untuk memakanmu! batin Valen tersenyum. Alangkah bahagianya dia mendapat kekasih polos seperti Tata.

" Aku akan datang secepatnya ke papimu untuk membawa lamaranku!" ucap Valen.

" Sungguh?" tanya Tata kaget.

" Iya! Karena aku harus kembali untuk mengurus perusahaan yang baru aku resmikan gara-gara masalh kita ini!" jelas Valen.

" Maaf!" ucap Tata.

" Sudahlah! Aku juga salah!" kata Valen membelai rambut Tata dan mengecupnya.

" Kuliahku bagaimana?" tanya Tata.

" Kamu bisa melanjutkan setelah kita menikah!" ucap Valen.

" Ok!" jawab Tata.

" Aku tidak akan menemuimu sayang selama kita belum sah!" ucap Valen sungguh-sungguh.

" Benarkah?" tanya Tata.

" Iya! Cukup kita melakukan kesalahan itu sekali! Kita akan melakukan itu setelah kita resmienjadi suami istri!" kata Valen. Tata menganggukkan kepalanya.

" Kamu harus menjaga diri baik-baik!" pesan Valen.

" Iya!" jawab Tata.

" Aku pergi!" ucap Valen lalu mencium Tata dalam dan Tata membalasnya dengan lembut dan mereka melepas setelah merasa cukup.

" Val!" panggil Tata saat mereka menuju pintu keluar apartement Tata.

" Ya?" sahut Valen. Tata memeluk Valen erat seakan akan ditinggal jauh oleh Valen.

" Aku hanya sebentar! Kamu tunggu saja kabar dari papimu!" ucap Valen membalas pelukan erat kekasihnya. Entah kenapa Tata merasa bahwa ini adalah pertemuan terakhirnya dengan Valen. Valen juga bingung dengan sikap Tata, tapi dia hanya menganggap semua ini karena Tata sangat menyayanginya.

" Sudahlah! Kalo kamu begini terus, aku akan melakukan sesuatu!" bisik Valen.

" Apa?" tanya Tata mendadak melepas pelukannya akibat bisikan Valen yang membuatnya bergidik.

" Hahaha! Apa kamu takut? Atau kamu mengharap aku melakukan itu?" goda Valen.

" Ap...apa? Dasar Valen Otak Mesummmmm!" teriak Tata sambil memukul dada Valen.

" Hahahaha!" Valen tertawa bahagia. Tata melihat Valen yang sedang tertawa, kenapa hatiku sedih melihatnya tertawa seperti itu? Ahhh! Apa yang aku pikirkan! abtin Tata. Lalu Valen pergi meninggalkan Tata yang merasa sendirian disini.

Keesokan harinya Tata pergi kuliah dengan hati berbunga-bunga, dia menunggu kabar dari papinya tentang lamaran Valen.

Yusman tidak dapat lagi mengelak dengan adanya bukti-nukti yang ada dihadapannya.

" Saya minta maaf, pi! Saya khilaf!" mohon Yusman dengan wajah penuh penyesalan.

" Tega kamu, Yus! Mami sudah sangat senang menerima kamu sebagai menantu mami, tapi kenapa kamu seperti itu?" tangis mami Tata.

" Yusman minta maaf mi! Mereka yang merayu Yusman!" Yusman memegang kaki Widuri dan menangis memohon ampunan.

" Cukup! Kamu telah mencoreng nama keluarga Wiyasa! Lebih baik kamu keluar dari rumah ini dan kamu aku pecat dari perusahaan!" teriak panji.

" Apa? Papi tidak bisa melakukan itu! Aku yang membangun perusahaan papi sehingga seperti sekarang ini!" tiba-tiba Yusman berdiri dan melawan panji.

" Apa kamu bilang? Apa kamu sudah gila? Kamu telah menggelapkan dana perusahaan segitu banyak, kamu kira aku tidak tahu?" kata papi Tata.

" Bawa dia! Pergi, sebelum aku panggil polisi!" ancam Panji.

" Aku tidak akan melupakan semua ini, om! Aku akan membalas semua penghinaan ini!" teriak Yusman, lalu diseret oleh anak buah panji keluar rumah mereka. Widuri hanya bisa menangis di pelukan suaminya.

" Sudah! Untuk apa kamu menangisi pria seperti itu?" tanya Panji.

" Aku kasihan dengan Tata, pi! Bagaimana dia akan menanggung malu karena petunangan yang batal ini?" ucap widuri.

" Sudahlah! Tidak perlu risau, aku sudah ada gantinya!" kata Panji.

" Apa? Siapa?" tanya Widuri terkejut dengan ucapan suaminya.