webnovel

Akhir dari Segalanya

Alam semesta tak behenti mengembang. Alam semesta menjauhi sesama-nya. bintang terlihat berbinar dilangit malam. cahaya terang dalam kesunyian malam.

author_gaje_ya_kan · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
10 Chs

Bab 6

Semakin hari aku semakin menikmati kebersamaan ini menggenggam tangannya, berbicara tentang berbagai hal, berdua kami melalui hari-hari yang sangat menyenangkan. Ia selalu menggenggam tanganku saat kami bertemu. Seringkali ia bersender di diriku, menatap lurus kedepan, rambut harumnya seringkali membuat aku tak bisa mengontrol diri untuk mencium rambut itu.

Ia saat bersama ku, ia begitu manja. Aku terbuai akan kebersamaan ini, berdua dengannya dan bercerita. Aku melupakan sejenak kepahitan hidup ini, aku pernah berpikir apa mungkin ini bisa sedikit lebih lama? Menjalani kebersamaan ini, walau aku tau setiap cerita hidup pasti diakhiri kesedihan. Aku ingin hidup dengannya di hari tua, menikmati masa tua dan menunggu detik-detik akhir kehidupan, tapi itu nampak-nya tak akan terwujud sebab ia sudah divonis mengidap kanker otak stadium akhir, yang artinya ia tak akan lama... Aku tak bisa berucap lagi rasanya aku sungguh merasa sesak didada ku, aku selalu menahan tangis di mata ku saat bersama nya.

Selalu saja seperti ini, tak penah hidupku dipenuhi kebahagian, aku selalu kehilangan apa yang ada didekat ku, mereka selalu meninggalkan ku dengan kepedihan yang mendalam diri ku. Ingin ku berteriak bahwa tuhan tak adil pada ku namun, itu sia-sia saja ini tak akan mengubah apa yang sudah digariskan. Melihat wajah nya yang begitu manis seketika kesedihan ku hilang berganti senyuman kepada nya.

Aku suka rambut nya, aku suka dirinya yang pemalu, aku suka dengan apa yang ada diri nya. Andaikan ini bisa berubah aku yakin aku akan sangat bahagia, sering kali ia mengajak ku naik keatas bukit melihat hamparan pepohonan hijau sejauh mata memandangnya, dan masih tetap seperti biasa ia memegang tangan ku sebegitu erat.

"Kenapa kamu bersedih?" tanya ia saat mengetahui bahwa aku menangis, aku tak yakin kenapa mata ku tak bisa berbohong, dengan tangannya yang halus ia menyapu air mata ku, dan perlahan ia mendekat ke wajahku, kening kami bersentuhan.

"Kamu pernah berkata agar aku tak bersedih, namun sekarang kamu lah yang bersedih." Ucapnya dan tanpa sadar ia tersenyum pada ku, "akhirnya aku bisa melihat senyum mu." Ku peluk dirinya kali ini aku menangis sejadi-jadinya dan berteriak sekuat-kuatnya.

Rasanya aku begitu tak bisa membayangkan ini, mungkin aku begitu egois namun saat ini aku perlu keegoisan itu.

Disaat aku ingin tetap mendekap nya dalam pelukan itu, ia melepaskannya. Ia Berkata kepada ku dengan suara pelan, lalu tersenyum, "bisakah aku mencium mu?" tanya nya lalu mendekatkan wajah nya ke wajahku. Bibir itu maksudku bibirnya begitu lembut, walau saat pertama kami berciuman kurasakan begitu pahit namun ini sungguh sangat mengenak kan bagiku. Aku sungguh terbuai akan hal ini sampai aku lupa berapa lama kami melakukan ini.

Saat kami selesai melakukan itu, nafas kami tersengal-sengal. Aku mencoba mengatur nafas begitu juga ia, lalu kami tertawa setelah itu. Seperti ada yang lucu, saat kami baru menyadarinya, dan... Aku dan ia tiba-tiba saja memalingkan wajah kearah lain aku malu saat menyadari bahwa aku telah melakukan itu. Wajahku memanas, keringat mengucur di kulit ku, namun aku merasakan sentuhan yang halus ditelapak tangan ku, saat aku menoleh rupanya ia mencoba meraih tangan ku.

"Aku cinta kamu, apakah kamu juga mencintai aku?" ucapnya, dan mungkin tak perlu aku jawab melainkan hanya tersenyum dan memeluk dirinya.