webnovel

AKU BENCI KEBAIKANMU

Hari makin berlalu. Sherly dan Wan tetap menjalani keseharian mereka berdua. Walaupun semuanya sedang tidak baik baik saja. Mereka berdua melewati hari hari mereka dengan kesendirian dan kesedihan masing masing. Hingga pada suatu hari, ketika Wan membuka pintu untuk pergi bekerja, ternyata di depan pintu ada iparnya, adik kandung dari Sherly yg bernama Dela. Dela tidak sendirian datang berkunjung. Ia datang bersama putri kecilnya yg sering di panggil Cici, Cici berusia 2 tahun. "Eh, Cici...., kapan kesini? kok Papa Wan tidak di beri tahu?" sapa Wan sambil memegang kepala Cici dan menggendongnya sesaat dengan tersenyum. "Kita berdua baru aja nyampe Kak, kita di antar teman kerjanya papanya Cici, oh iya ka Sherly nya mana" tanya Dela. "Ada di dalam, ya udah kalian masuk aja, Saya mau kekantor soalnya, mari" pamit Wan. Wan pun pergi bekerja, Dela dan anaknya pun lalu masuk, "Kakak, kakak" panggil dela. Dela menggendong anaknya sambil membawa koper mereka kedalam rumah. "Kok nggak bilang bilang, kalau mau kesini?" Tanya Sherly dari samping jendela dapur. Seketika Dela kaget dan berkata "Astaga, kakak, ngapain disitu. kirain ada di kamar" "Nggak, kaka disini, sejak ka Wan keluar kerja, aku juga liat dia bahagia menyambut kalian" Balas Sherly dengan wajahnya yg datar. "Kaka nggak seneng kita kesini" tanya Dela. "Seneng, karena ada cicinya, ya udah sini aku antar di kamar kalian, sekalian makan dulu yah cici sayang" ucap Sherly sambil menggendong Cici ke kamar mereka. Sherly dan Adiknya serta cici menghabiskan seharian mereka dengan bahagia. Sherly meminta mereka menginap sementara disini dulu. Karena ia masih ingin menggendong cici, ponakannya. Menjelang sore, Wan pun sampai tepat waktu jam pulang ke rumah. Hal itu sontak membuat Sherly kaget, karena biasanya Wan pulang lebih malam. "Kok ipar kamu pulangnya cepat sekali, tumben" tanya Sherly, " Emang biasanya kak Wan pulang jam berapa? bukannya bahagia, malah nanya gitu sih kak" jawab Dela.

wan pun masuk ke dalam rumah "assalamu'alaikum, dela ini aku bawakan makanan sama cemilannya si cici, di makan ya" ucap Wan "wah, banyak banget kak, makasih yah, tapi cici nya udah bobo" kata Dela. "Ya udah gak apa apa, aku mandi dulu yah" Kata si Wan tanpa melihat Sherly walau sekejap. Sherly mulai berfikir negatif tehadap suaminya. Namun begitu, Ia tetap menyembunyikan permasalahannya dengan suaminya itu. "Del, kamu beresin itu dulu yah, kaka mau masuk ke kamar sebentar" kata Sherly "Oh iya kak" jawab Dela. Sherly pun masuk ke kamar mereka dan mulai menyindir suaminya "Isteri sendiri gak di ajak ngobrol, giliran orang lain di senyum senyum min gimana bisa yah" Wan mendengar namun ia tak peduli dan mempertanyakan apapun. Wan langsung ke dapur dan mengajak Dela berbicara soal makanan kesukaan Cici dan hal hal yg di senangi cici. Wan dan Dela mengobrol terlihat sangat asik. Sherly hanya melihat dari depan pintu kamar tanpa bergabung, ia hanya melihat betapa bahagia suaminya yg terlihat tersenyum lepas. hal itu membuat sherly sesekali membengkokkan mulutnya yg menyatakan ia tidak suka kelakuan mereka. bahkan Sherly sempat berfikir bahwa suaminya itu menyukai adiknya. Malam pun semakin larut, Sherly dan Wan pun tidur, sedangkan Dela dan Cici pun tidur di kamar mereka yg bersebelahan dengan kamar kakaknya. Pukul menunjukkan jam 03:00 dini hari. Entah kenapa, cici tiba tiba menangis keras dalam kamarnya, Dela pun berusaha menenangkan nya, namu cici tetap menangis, hal itu membuat Sherly dan Wan terbangun, Wan lalu bergegas pergi menuju kamar Dela, Sherly pun menyusul dari belakang. "Dia kenapa del" tanya Wan sambil mengambil cici dan menggendongnya "gak tau kak, tiba tiba aja dia nangis" jawab dela, Sherly hanya berdiri melihat semua itu dan berkata "kamu kan mamanya, nenangin anak aja kamu gak bisa sih" "Kamu bisa diam gak, bukannya bantuin kek, ini malah ngomel ngomel" bentak Wan, Hal itu membuat Sherly semakin menjadi jadi emosinya. Apalagi melihat suaminya menggendong ponakannya sambil tersenyum senyum itu. Sherly marah lalu masuk ke kamarnya kembali. 'Kak Sherly kenapa yah" tanya Dela, "gak tau lah" jawab wan yg sedang menidurkan cici. Tak berselang lama, cici pun akhirnya tertidur. Wan pun kembali ke kamarnya menyusul Sherly. "Kamu kenapa sih marahin Dela, kamu tau nggak gimana lelahnya dia mengurus cici, kamu tau kan" marah Wan. "Kamu pikir aku bahagia melihat kamu seperti tadi, aku benci melihat kamu bisa senyum sama orang lain sedangkan sama aku apa, kamu pikir aku suka melihat kamu menggendong anaknya dela, aki nggak suka, justru aku makin benci sama kamu" teriak Sherly. Wan tidak membalas sekata pun. Ia hanya diam lalu mengambil bantal dan tidur di lantai bawah kasur mereka. Dela mendengar perkelahian mereka. Ia memutuskan untuk pergi ke esok kan nya. Dela khawatir jika kehadiran dirinya dan cici membuat kakaknya bertengkar dengan suaminya. Dan benarlah, menjelang pagi, Dela dan cici sudah bersiap siap pergi dari rumah kakaknya. Dela pun mengetuk pintu kamar kakaknya, sherly pun bangun dan membuka pintu kamarnya"Kenapa" tanya Sherly yg masih mengantuk, "kak, aku mau pamit pulang dulu yah, soalnya papanya cici udah nyuruh balik hari ini" jawab Dela dengan nada pelan. Hal itu di dengar oleh Wan, dan ia pun berlari menuju ke dela sambil berkata "Cici kamu bawa pulang juga," " ya iya lah, anak nya jadi dia bawa pulang, gimana sih" balas Sherly dengan mata merosot. "iyyah kak" jawab dela "aku antar pulang ya, takut kenapa kenapa di jalan" ucap Wan lagi "kamu kenapa sih, ada banyak kendaraan di sana, udah ah.. dada cici" jawab Sherly lagi, dela pun pergi menaiki angkot bersama cici. Entah kenapa Wan begitu sedih atas perginya Dela dan anaknya itu. Ia hampir meneteskan air matanya. "Kamu pikir aku suka kebaikan mu?" Seru Sherly sambil masuk. Ternyata benar, Wan menjatuhkan air matanya lagi dengan menahan kesedihannya.