webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
114 Chs

Chapter 95

Kaito

Matahari sudah setengah tenggelam. Aku sudah berhasil membaringkan Hanabi yang kelelahan itu di kasur kamar nya. Aku pun menghela nafas dan duduk di lantai di samping kasur Hanabi.

"Maaf kak ... aku kayak nya gak bisa buat makan malam", ucap Hanabi lemas.

"Iya iya ... siapa juga yang nyuruh kamu masak", kata ku dengan wajah malas.

"tunggu bentar ya ... kakak masakin sesuatu buat kamu ...", aku pun kembali berdiri walau kaki ku masih lelah.

"Jangan lama lama kak ...", pinta Hanabi dengan mata nya yang sudah terpejam.

"Iya ...", aku pun keluar dan menutup pintu kamar Hanabi perlahan.

Aku pun menuju ke ruang makan dan membuka kulkas. Isi nya hanya ada satu mie instan dan sedikit sayur.

Kayak nya aku gak makan dulu ...

Aku pun mengambil sebungkus mie instan dan menyiapkan mangkuk. Setelah memasukan semua bumbu ke mangkuk, aku segera merebus mie nya di dalam panci. Setelah menunggu beberapa menit aku menuangkan mie nya ke mangkuk beserta air rebusan nya.

"Oh iya ... ada sayur", aku pun kembali membuka kulkas dan mengambil wortel serta kubis yang masih segar.

Setelah merebus nya sebentar, aku pun memotong wortel dan kubis itu menggunakan pisau. Dan bagian akhir nya aku memasukan potongan wortel dan kubis itu ke dalam mangkuk yang berisi mie instan Hanabi.

Kreek ...

Aku membuka pintu perlahan.

"Hanabi ... kakak buatin mie rebus nih", ucap ku setelah membuka pintu kamar nya perlahan.

"Woah ... bau nya enak ...", Hanabi langsung terduduk di ranjang nya dengan wajah gembira nya.

"Ni ... makan sendere ... kakak capek", ucap ku dengan wajah malas lalu memberikan semangkuk mie itu ke Hanabi.

"Hheee?! jahat banget kakak!", ujar nya dengan wajah cemberut nya seperti biasa.

"Oi ... nggendong kamu itu capek loh", aku pun berbaring di lantai kamar Hanabi.

Tok tok tok~

Seseorang mengetuk pintu depan rumah.

"Hadeh ... gak ngerti orang capek apa?", gumam ku kesal.

Aku pun berdiri dan keluar dari kamar Hanabi.

"Pacar kakak ya?", tanya Hanabi dari kamar nya.

"Kakak gak punya pacar dasar kembang api!! ...", jawab ku kesal.

Kreekk ...

Perlahan aku membuka kan pintu depan rumah ku.

Mata ku langsung terbelalak lebar saat melihat gadis rambut pirang keemasan dan syal merah muda itu. Ai masih mengenakan sergam sekolah nya itu.

He?! Ke-kenapa Ai ke sini?!

"Ai? ... ada apa?", tanya ku sedikit gugup.

Ai menunjukan kantong plastik berisikan beberapa kotak bekal makanan ke pada ku. Dan aku masih tak mengerti apa maksud nya itu.

"He? buat siapa itu semua?", tanya ku bingung.

Ai menunjukan jari telunjuk nya je arah ku. Dan akhirnya aku pun mengerti bahwa semua itu untuk ku.

"Ya udah masuk dulu ... sini ke kamar adik ku ...", ucap ku memimpin langkah kami menuju kamar Hanabi.

"Whoa ... bener kan itu pacar kakak!", seru Hanabi saat melihat kami berdua di depan pintu kamar nya.

Saat melihat pipi Ai mulai memerah. Aku pun sedikit malu, bisa bisa Ai berpikir yang aneh aneh.

"Hanabi ... apa kau mau ku pukul ...", ucap ku dengan wajah datar.

"Eh?! gak gak ...", wajah Hanabi mulai ketakutan.

"Ya sudah ... sini Ai ... duduk di samping Hanabi", aku pun kembali duduk di lantai dan meminta Ai untuk duduk di atas ranjang di samping Hanabi yang sedang makan semangkuk mie itu.

Ai pun mengikuti kata kata ku dan duduk di samping Hanabi.

"Wah ... ternyata kakak cantik juga ... pantes kak Kaito selalu cerita tentang kakak", ucap Hanabi dengan senyuman jahat nya pada ku.

"Oi?! pala mu ya?! aku gak pernah cerita apa apa ... kamu sendiri pernah di tembak semua cowok di sekolah mu kan?", aku pun membalas nya.

"He?!", Hanabi pun terdiam dan melanjutkan makan nya dengan wajah yang memerah.

Di saat yang sama aku melihat Ai yang tersenyum karena pertengkaran kecil antara aku dan Hanabi. Wajah nya itu selalu membuat ku terpaku. Aku semakin tak ingin kehilangan nya dari hidup ku.

Krruurrwk ...

Suara perut ku yang mulai berisik karena aku lapar.

Ai pun mengeluarkan beberapa kotak makan dan meletakan nya di atas kasur Hanabi.

"He? banyak banget makanan nya kak", ujar Hanabi dengan mata yang berbinar binar setelah melihat tiga kotak bekal makanan ada di samping nya.

"Kalo laper makan aja Kaito", suara yang keluar dari ponsel ai setelah mengetik beberapa saat.

"Waah ... keren ... kakak mirip karakter anime yang aku suka ...", puji Hanabi.

Melihat mereka berdua langsung akrab membuatku senang. Dan juga membuat ku mengingat mimpi yang berisi kata kata menyeramkan itu tadi pagi.