webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · วัยรุ่น
Not enough ratings
114 Chs

Chapter 52

Kaito

"Arigatou ...", (terima kasih ...) ucap gadis itu sembari sedikit membungkuk kan badan nya.

"So, mata ashita ...",(kalo gitu, sampai jumpa besok) ucap ku pamit lalu menyebrangi jalan menuju rumah ku bersama Hanabi.

"Dari mana kakak bisa bahasa jepang?", tanya Hanabi bingung seraya membuka pintu depan rumah.

"Hmm ... rahasia dong", ucap ku dengan wajah malas.

"Dasar Tolol!!", umpat nya lalu berlari masuk ke kamar nya.

Tanpa menghiraukan nya, aku segera menaiki tangga dan masuk ke kamar ku. Aku pun meletakan ransel di atas meja belajar dan langsung membaringkan tubuh ku yang lelah ini.

Aku baru sadar smartphone ku masih di dalam saku celana ku ini sejak tadi pagi. Aku pun segera mengambil nya.

"Untung gak rusak ...", gumam ku setelah mengecek smartphone ku.

Saat aku menyalakan smartphone ku, aku terkejut karena banyak notifikasi pesan masuk dari Ai. Saat aku membaca nya semua pesan nya hanya bertulis kan kata maaf yang ia kirim berkali kali.

Aku pun membalas pesan nya dengan mengetik "iya, gak perlu minta maaf", lalu ku kirim pada nya. Sesaat kemudian aku mendapat telpon dari pak Kakegawa.

"Kaito ... apa kau masih hidup?", tanya pak Kakegawa.

"Cih ... pertanyaan macam apa itu?", ucap ku kesal.

"Huff ... untung kau baik baik saja, oh iya apa kau mau ikut lomba menulis tingkat kota musim gugur ini?", tanya pak Kakegawa.

"Hmn ... iya, aku sama Ai rencana nya mau daftar", jawab ku dengan nada malas.

"Wah ... novel sepasang kekasih ... aku suka itu", Tanggap pak Kakegawa.

"Oi!! tunggu, apa Ruui senpai sama Sakura senpai ikut?", tanya ku.

"Karena itu aku telpon kamu ... mereka gak mau ikut, bisakah kau buat mereka ikut?", pinta pak Kakegawa.

"He?!, aku juga yang kena ...", keluh ku dengan nada malas.

"Tolong lah Kaito ... aku harus buat mereka jadi penulis terkenal, kalau tidak aku bisa di bunuh ayah mereka ...", jelas pak Kakegawa.

"Cih ... oke oke ... dasar berlebihan", ucap ku lalu menutup telepon nya.

Jadi inget, aku kan belum pernah baca novel Sakura senpai ...

Tanpa pikir panjang, aku pun segera menelepon Ruui senpai.

"Ada apa?", tanya nya setelah menerima telepon ku.

"Apa senpai ikut lomba musim gugur ini?", tanya ku.

"Gak, emang kenapa?", ucap nya dengan nada datar.

"Kenapa gak coba ikut sama Sakura senpai?, kan boleh pasangan lomba nya", ucap ku membujuk nya.

"Gak mau ah, kau tau sendiri novel ku kaya gimana ... dan Sakura ...", kata Ruui senpai lalu tak melanjutkan kalimat nya.

"Kenapa?", tanya ku penasaran karena dia tak melanjutkan kalimat nya.

"Udah gak perlu lomba lomba-an, kau saja yang lomba pasti menang ... apa lagi kau bersama pacar mu itu ...", tambah nya lalu menutup telepon ku.

Hadeh ... tambah lagi masalah di hidup ku ...

Sesaat setelah itu terdengar suara ketukan pintu dari pintu depan rumah ku.

Tok tok tok ...

"Sumimasen", (permisi) suara gadis yang mengetuk pintu rumah ku.

Saat itu juga aku mengenali nya. Dia adalah gadis jepang yang tadi. Aku pun segera turun dari kamar ku dan membuka kan pintu rumah ku.

"Ada apa?", tanya ku setelah membuka pintu dan melihat nya berdiri di depan ku dengan wajah bingung.

"A-apa k-au bisa ... me-membantu ku?", tanya nya sembari melihat kamus.

"Eh?!, iya ada apa?", jawab ku.

"Kono shosetsu no chosha o shitte imasu ka?", (apa kau tau penulis novel ini?) tanya nya seraya menunjukan sebuah novel pada ku.

Mirai Ame ... Ju-judul novel ini?!

"Chotto ... Kore wa doko de te ni iremashita ka?", (tunggu ... dari mana kau dapat ini) tanya ku terkejut.

"Tomodachi ga kore o kureta", (teman ku yang memberi ini) jawab nya.

"Ohh ..."

Novel ini adalah karya pertama Ame. Setelah melihat nya kembali aku kembali teringat semua masalalu yang tak ingin ku ingat. Tanpa sadar raut wajah ku berubah jadi sedih.

"Ano ... anata no namae wa?", (ano ... nama mu?) tanya nya.

"Oh ... watashi o namae wa, Okino Kaito", (oh ... namaku, Okino Kaito) ucap ku memperkenalkan diri.

"Heee??!! A-anata wa ... Ka-Kaito?", (hee?! Ka-kamu ... Ka-Kaito?) kata nya terkejut.

"Nande?", (kenapa?) tanya ku bingung setelah melihat nya terkejut setelah mendengar nama ku.

"Na-nandemonaiya", (bu-bukan apa apa) jawab nya.

"Eto ... dare anata o namae?", (dan ... siapa nama mu?) lanjut ku bertanya.

"Wa-watashi o namae wa ... Sakiko Naya", (na-nama ku ... Sakiko Naya) ucap nya memperkenalkan diri dengan sedikit membungkukan badan nya.