webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · วัยรุ่น
Not enough ratings
114 Chs

Chapter 33

Kaito

Ketika jam di dinding toko menunjukan pukul 12 siang kami memutuskan untuk segera memilih dan membeli novel novel lama yang tak sempat kami baca.

Kami segera pamit pada Satou dan keluar dari toko buku nya. Aku pun sedikit menghela nafas dan meregangkan tubuh ku yang kaku karena membaca novel.

=°=°=°=°=°=°=°

Ai

Kemana lagi ya enak nya?

Karena terlalu bersemangat aku jadi melupakan tujuan utama ku. Aku ingin melihat matahari terbenam bersama Kaito. Ini masih terlalu awal untuk ke puncak Okiyama.

=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

Kami masih berdiri di depan toko buku nya Satou selama beberapa saat. Saat aku menoleh ke arah Ai, dia sepertinya sedang berpikir sesuatu. Karena tak biasa dia memejamkan mata dan memegang kepala nya.

"Ai?, kau pusing? atau apa?", tanya ku sedikit memiringkan kepala karena penasaran.

Dia terkejut dan seketika melihat ku dengan tatapan bingung nya.

"Kenapa kok bingung gituh?, kemana lagi kita?", lanjut ku bertanya.

Ai menoleh ke segala arah seperti mencari sesuatu. Sepertinya dia bingung menentukan tujuan selanjut nya.

Wajah bingung nya itu sedikit membuatku ingin tertawa. Entah mengapa dia selalu mengingatkan ku pada Ame, mungkin hanya karena warna rambut mereka yang sama.

"Ayo jalan dulu entar juga ketemu mau ngapain", ucap ku mengenggam tangan kiri nya.

=°=°=°=°=°=°=°

Ai

Eh?! Eh?! Eh?! Ka-Kaito memegang tangan ku?!

Entah kenapa aku merasa malu, gugup dan senang di saat yang bersamaan. Ketika ketiga perasaan itu campur aduk aku mulai bertingkah aneh, bisa dibilang salah tingkah.

=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

Saat melihat nya menoleh ke arah ku dengan pipi nya yang sudah memerah, aku tak menyangka reaksi seperti ini yang dia tunjukan padaku.

Ai menepis tangan kanan ku yang menggenggam tangan nya lalu berlari meninggalkan ku.

He?! Aku salah apa coba?! ... masa dia gini lagi?!

Aku pun segera mengejar nya karena khawatir akan hal buruk yang bisa saja terjadi. Aku tak menyangka dia berlari sangat cepat. Aku sempat kehilangan jejak nya saat dia berbelok di ujung jalan.

Aku pun terus berlari mengejar nya. Saat sampai di ujung jalan tempat aku kehilangan jejak nya, Ai malah berbalik menabrak ku.

Bruk ...

"Ai?! kau ini kenapa?", tanya ku sembari memegang tangan nya menjaga agar dia tak terjatuh.

Ai menunjuk ke arah anak perempuan yang umur nya sekitar 10 tahunan dan ia sedang duduk di bawah pohon dengan kepala yang menhadap ke bawah. Jelas terlihat bahwa dia kesepian, gadis seusianya biasanya bermain bersama teman atau orang tua nya.

"Mau ngapain sama anak kecil itu?", tanya ku dengan wajah malas.

Ai hanya menarik ku ke arah gadis itu tanpa menjawab pertanyaan ku. Kami pun akhir nya tepat berada di depan gadis itu, aku tak bisa menolak permintaan Ai kali ini.

Aku memandang Ai sejenak dengan tatapan kesal lalu merubah raut wajah ku.

"Dek ... kok di sini sendirian?", tenya ku dengan sedikit senyum.

"Eh?! emmm kakak ini siapa?", tanya gadis kecil itu dengan tatapan takut pada ku.

"Gak usah takut gitu ... ini, kakak yang cantik ini mau tau nama kamu ...", ucap ku lalu berdiri di belakang Ai untuk memperkenalkan nya.

"Nama ku Fumio ... nama kakak?", ucap gadis kecil yang bernama Fumio itu.

Ai segera mengeluarkan smartphone nya dan menunjukan gambar hati (❤) pada Fumio.

"Hati?, enm ... oh nama kakak Ai ya?", tebak Fumio dengan senyum yang mulai muncul di wajah nya.

Ai mengangguk dan tersenyum dengan senyuman khas nya yang selalu ia berikan padaku.

"Kalo nama pacar kakak siapa?", tanya Fumio menunjuk ke arah ku.

"Eh?! aku? aku bukan ...",

Sebelum aku menyelesaikan kalimat ku Ai menendang kaki ku perlahan memberikan tanda pada ku agar tak melanjutkan kalimat ku.

Kami pun saling memandang dan akhir nya aku sadar Ai tak ingin membuat Fumio kecewa karena perkataan ku.

"Oh ... nama kakak, Kaito salam kenal Fumio", ucap ku dengan sedikit senyum.

"Nah ... sekarang kakak mau tanya, kenapa Fumio disini sendiri?", lanjut ku bertanya pada Fumio.

"Ohh ... aku tadi kesini bareng papah ... tapi aku gak sengaja lepas dari gandengan nya ... trus aku jadi sendiri di sini", jelas Fumio.