Latihan pedang mempunyai dua tujuan penting, bertahan hidup atau menjadi seni. Jika menggabungkan keduanya akan membuat hal tersebut menjadi nilai tambahan seorang Jawara.
Itulah yang Fu Shui lihat ketika ia sedang melihat seorang Jawara kelas elit dua beradu kebolehan mereka. Wanita yang berambut kuning keemasan ini tampak unik, ia menggunakan bela diri yang berbeda, namun ilmunya bukan dari Zhoulao maupun yang lainnya.
Bukan, dia bukan dari negara naga tercinta ini, lebih tepatnya wanita itu berasal dari tanah luar. Dari tampangnya, terlihat wanita itu berasal dari Britons dan yang satunya terlihat dari Roma.
"Heh, boleh juga kamu Romario Paulus." Ucap Wanita tersebut dan terkekeh seolah dirinya masih kuat dan lebih kuat seperti beruang.
"Altera Victoria Cerano, kemampuan berpedang dan bela dirimu makin bagus dari yang aku kira, memang pantas kamu menyandang gelar Sentinel di Britons." Balas Pria yang bernama Romario.
Keduanya bermain adil hingga si pria beneran di kalahkan oleh Altera setelah mereka bertarung adu kebolehan. Para penonton bersorak-sorai termasuk Fu Shui, Fu Shui merasa puas dengan apa yang dia lihat.
Sebelumnya ia terus berlatih keras tanpa istirahat, ia bahkan tidak jujur kepada ayah dan ibunya jika ia melakukan kultivasi tingkat advance. Ia hanya mengatakan bahwa Fu Shui demam dan tubuhnya sering sekali jatuh, untungnya ayahnya mempunyai reflek yang bagus untuk menangkap tubuh anaknya.
Fu Shui dirawat selama seminggu dan dalam waktu dua hari kemudian ayahnya mengajak Fu Shui untuk menonton liga Jawara kelas elit dua.
"Putriku mau lihat sang Jawara tidak?." Tanya Zhun Shu.
Fu Shui kaget, ia malu dan ragu apakah bisa namun ia tidak mengatakannya. Meskipun begitu, ayahnya sangat tau jelas apa keinginan anaknya, itulah sebabnya ia menggendong Fu Shui ke pundaknya dan berjalan kearah salah satu Jawara yang sedang istirahat, wanita yang berasal dari Britons Altera Victoria Cerano.
"Oh? bukankah ini mantan Jawara kelas emas tingkat satu? dan kelihatannya kamu bawa anak yang imut disana." Sapa Altera dengan senyuman.
"Ahaha, aku bukan lagi Jawara, biasalah urusan bisnis bela diri." balas Zhun Shu dengan malu.
Zhun Shu menurunkan Fu Shui ke sampingnya dan kemudian berkacak pinggang.
"Nak, dia adalah Altera Victoria Cerano. Kami adalah rival dulunya sebelum ia terkena cedera dan aku keluar dari tingkat Jawara." Jelas Zhun Shu.
Fu Shui agak malu, pipinya benar-benar merah dan entah kenapa Fu Shui sembunyi di belakang ayahnya.
"Ahaha, sepertinya anakmu ini pemalu ya... Okay, ini dia.. Aku kasih kamu roti kayu manis, rotinya enak dan manis seperti kamu." Rayu Altera dengan bungkusan roti.
Perut Fu Shui keroncongan sesaat dan ia langsung mengambil bungkusan rotinya secara perlahan.
"Oi, aku tidak gini dulunya.. Kamu kenapa sih!?."
Yatima kembali bersuara di dalam ruang bawah sadar Fu Shui. Fu Shui hanya menghembuskan nafas panjangnya.
"Jujur saja, aku tidak tau.. Mungkin ini respon sebagai anak yang baru masuk remaja?." Balas Fu Shui.
Fu Shui memakan roti dengan perlahan, menikmati setiap gigitan. Fu Shui juga menatap Altera yang tersenyum dan mengelus rambut Fu Shui dengan kasih sayang.
"Duh kamu ingetin aku sama Gold Wind ya." Kata Altera.
Keharmonisan dan kehangatan terjadi dalam waktu yang lumayan lama, canda tawa serta cemilan yang ada. Jujur saja Fu Shui suka dengan kegiatan yang ia lakukan sekarang, namun semuanya berubah disaat Altera mengganti topik pembicaraan nya.
"Zhun Shu, sepertinya aku terima tawaranmu untuk melatih Fu Shui." Ucap Altera.
Zhun Shu yang mendengar nya mendadak bahagia dan tersenyum lebar.
"Terimakasih, Altera.. Aku tidak tau harus bilang apa selain terimakasih." Balas Zhun Shu.
Altera menggelengkan kepalanya.
"Aku melakukannya bukan karena memang mau, tapi ini karena ramalan yang diucapkan Izmir." Kata Altera.
Altera kembali meneguk beberapa tegukan, merasa lega setelah minum sampai tegukan terakhir dan Fu Shui hanya bisa melihat apa yang dia dan ayahnya lakukan, yaitu minum bersama.
Angin mulai berhembus melewati telinga Fu Shui, rasanya ada sesuatu yang memegang telinganya dan kemudian kumpulan angin muncul tidak jauh dari sisi kiri Fu Shui dan muncullah sosok gadis dengan setelan hitam, cara pakaiannya sangat unik dimata Fu Shui.
"Maaf aku telat Altera, ada urusan tadi." Kata gadis tersebut.
Jika Fu Shui berumur 11 tahun, maka gadis ini berumur sekitar 17 tahun. Fu Shui penasaran, gadis ini datang tanpa aba-aba dan lebih mengejutkannya dapat menyatu dengan angin.
"Huh?." Gadis tersebut memasang wajah bengong dan dengan segera melihat Fu Shui dan Zhun Shu.
"Ah, jadi kamu adalah Fu Shui? dan ini Ayahmu ya." Kata gadis tersebut kepada Fu Shui.
Zhun Shu lantas tertawa lepas. "Akhirnya kamu datang juga ya, Gold Wind." Kata Zhun Shu selepas tertawa.
".... Tolong panggil aku Herta saja, namaku Euphrosyne Herta Fulvianus." Ucap sang gadis.
Setelah Herta memperkenalkan dirinya, salah satu awak kapal datang menghampiri mereka, lebih tepatnya awak tersebut mengucapkan pengumuman untuk Altera bahwa kapalnya sudah siap untuk berpergian.
Altera menganggukkan kepalanya, matanya melihat kearah Fu Shui, Zhun Shu dan Herta alias si Gold Wind.
"Kalau begitu, Zhun Shu aku titip Windy bersamamu sampai jumpa lagi." Kata Altera.
Altera berdiri dari tempat duduknya dan langsung pergi begitu saja dengan awak kapal tadi, sosok Altera dan awak kapal semakin lama semakin samar-samar hingga akhirnya menghilang dari kerumunan.
"Hahhh, bagaimana jika kita balik ke rumah.. Herta, kamu ikut sama paman dan Fu Shui ya." Kata Zhun Shu.
Gold Wind melipat kedua tangannya didepan dadanya sambil berkata "Baiklah, tapi ingat kasih aku makan tepat waktu loh atau aku bakal badmood terus."
"Sebelum itu untuk memperjelas." Kata Gold Wind lalu ia menatap Fu Shui seutuhnya.
"Namaku Euphrosyne Herta Fulvianus, darimana asalku? aku dari Roma, jadi jangan tanya yang aneh-aneh lagi....Dan, jangan panggil Gold Wind, panggil aku apapun terserah mu." Imbuhnya.
Fu Shui menganggukkan kepalanya sambil membalas perkataan Gold wind. "Namaku Fu Shui, semoga kamu sabar ya mengajariku."
Keduanya terlihat sangat akur di mata Zhun Shu,masa depan cerah ada terlihat oleh Zhun Shu. Ia ingin menangis dan memeluk putrinya, tapi ini bukan waktu yang pas dan Zhun Shu juga harus menggiring anak-anak ini ke rumah secepat mungkin atau istrinya Ling Mei.
Semua itu, semua yang terjadi dilihat oleh seseorang yang diam-diam mengintai mereka. Entah sadar atau tidak, tapi Zhun Shu sedari tadi sudah waspada. Aura yang samar-samar saat berbicara dengan Altera dengan yang sekarang adalah aura yang sama, namun yang ini lebih kuat dan jelas.
Abu dan mencekam. Apakah itu orang atau bukan, Zhun Shu dengan segera mencari ide untuk menyembunyikannya dari Gold Wind dan Fu Shui.
- 𝘽𝙀𝙍𝙎𝘼𝙈𝘽𝙐𝙉𝙂-