HUJAN. Rival menghembuskan nafasnya sembari menepikan motornya ke sebuah bangunan kosong. Lelaki itu tampak menyibakkan jaketnya yang basah terkena air hujan. Ia baru saja mengantar Aurora dan pulang. Namun sepertinya semesta tak berpihak padanya. Padahal tadi pagi sampai siang bahkan saat ia berada di rumah Aurora, langit masih cerah sehingga tak membuatnya berfikiran berteduh atau membawa jas hujan.
Sial emang.
Sembari menunggu hujan reda, lelaki itu lalu merogoh kantong sakunya. Mengambil sebuah kotak rokok yang ternyata sudah kosong. Rival berdecak kesal. Kenapa hari ini ia kena sial berkali-kali sih?
"Butuh?" ujar sebuah suara di sebelah Rival membuat lelaki itu terlonjak seketika. Lelaki itu menjauh satu langkah ke samping saat melihat seorang lelaki yang tengah membawa skateboard dengan hoddie hitam yang tampak mengunyah permen karetnya santai.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com