"Tapi gue benci mereka! Gue mau balas dendam sama apa yang mereka perbuat ke gue!"
Aneska pasrah saja. Regan ini keras kepala. Cowok itu tidak mau diatur dan selalu memaksakan kehendaknya sendiri tanpa mau ada yang melarangnya. Untuk kali ini Aneska membiarkan saja Regan seperti itu, namun diesok hari tidak. Ia akan mengajari Regan caranya mengikhlaskan. Pada dasarnya, umur seseorang ada ditangan Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada yang bisa merubah takdir dan kehendak-Nya jika seseorang itu memang ditakdirkan untuk tiada.
"Udah, sekarang lo tenang. Setelah ini gue nggak akan maksa lo buat cerita itu lagi. Gue nggak mau lo jadi kaya gini, Gan," jujur Aneska sambil menyugar pelan poni Regan.
"Makasih ya? Karena selama ini lo ada di samping gue terus," tulus Regan dengan tatapan teduhnya.
Aneska tersenyum. "Gue juga mau bilang makasih karena selama ini hidup gue lebih berwarana saat gue kenal sama lo."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com