webnovel

8

Pukul 20:15 di rumah Dara.

"Assalamualaikum" Dara mengucapkan salam sembari membuka pintu rumahnya.

"Waalaikumussalam" jawab Ayah dan satu pria asing yang tengah duduk di ruang tamu.

Dara hanya tersenyum kepada sang tamu sembari melangkah ke arah ruang keluarga.

Nampak Ibunya sedang menonton film rutin suara jantung suami.

"Acara apaan nih." Ucap Dara seraya mengambil remote televisi dan berniat mengganti channelnya tapi, dengan cepat Ibu merebutnya.

"Kali ini, kamu nggak bisa ganggu ibu."

"Ftv doang juga."

"Di kamar kamu kan ada tv."

"Ada tv tapi kurang puas aja kalo enggak rebutan sama Ibu." Jawab Dara sambil tersenyum.

"Itu di ruang tamu siapa bu?" Lanjutnya.

"Karyawan baru."

"Ngelamar kerja?"

"Kurang lebih." Jawab ibu yang masih fokus dengan ftvnya.

"Kenapa enggak di galeri aja sih? Biasanya juga gitu."

"Mana ibu tau, tapi Dia seumuran sama kamu lho ra,"

"Masa sih?"

"Kamu nggak lihat orangnya?"

"Lihat, tapi enggak Dara perhatiin, males ah enggak kenal."

"Ganteng loh."

"Idiiih... Ibu, gantengan Lee min hoo."

"Oh iya, ada urusan apa tadi di yayasan?"

"Aku diberhentikan bu,"

"Loh, kok bisa?" Tanya Ibu yang kini fokus memandang putrinya.

"Ada salah paham, , , tapi ya udahlah, mungkin belum di kasih kesempatan panjang di situ."

Dara menghela nafasnya yang agak berat.

"Ya udah, besok ikut Ayah ke galeri aja sekalian belajar lagi, udah lama banget kamu nggak pernah kesana. Sayang bakat ukir kamu, kalau enggak di kembangkan." Ibu mencoba menyemangati Dara agar anaknya lebih percaya diri lagi.

"Oke, biar besok Dara coba. Hari minggu juga pasti banyak pengunjung di galeri." Jawab Dara santai dengan menyandarkan kepalanya di bahu Sang Ibu.