webnovel

15

Akhirnya waktu yang ku tunggu-tunggu tiba juga yaitu besok adalah hari dimana Allah subhanallah Wa Ta'ala meniup kan ruh nya (anak pertamaku) ke dalam rahim istriku, kedua orang tuaku hari ini datang ke pesantren darussalam untuk menjemput kami setelah acara selamatan empat bulanan istriku selesai.

Jakarta

"Pah, papa.." bu Prameswari memanggil suaminya.

"Naon mah?" tanya pak Galih.

"Atos siap tacan?, enggal atuh mama atos henteu sabar hoyong patepang anak sarta minantu urang." tanya bu Prameswari juga.

"Heueuh mah, sakedik deui.. Cobi mama taros Fitroh sami si teteh geus siap atawa tacan?"

"Atos atuh pah.." jawab Fitroh dan teh Indriani.

Kediri

"Sayang." kata Kamil yang memeluk Titah dari belakang.

"Inggih mas, ada apa?" tanya Titah.

"Joya sama Purnomo mana ya, kok dari tadi aku tidak melihat nya?" tanya Kamil juga.

"Tadi sih izin keluar mas.." jawab Titah.

"Kemana?"

"Mboten ngertos mas.."

"Oh.., sayang.." seru Kamil.

"Nggih mas."

"Itu artinya apa ya?"

"Tidak ngerti mas.."

"Oh.." seru Kamil lagi.

"Assalamu'alaikum." Purnomo dan Paijo memberikan salam pada Kamil dan Titah.

"Wa'alaikumussalam." Kamil dan Titah menjawab salam dari Purnomo dan Paijo.

"Nah itu dia sudah pulang mas." kata Titah yang memberitahu suaminya kalau para abdi dalem nya sudah pulang.

"Wonten menapa cah ayu, den mas Kamil kangen sami kita sedaya ngalih nggih?" tanya Purnomo.

"Cobi ndangokaken kiyambak kemawon jumbuh garwa kula." jawab Titah.

"Den mas Kamil nyari kita, kangen ya?" tanya Paijo.

"Kangen sama kalian berdua, ih.. Enggak, siapa juga yang kangen.." jawab Kamil.

"Berarti kita berdua GR dong.." kata Purnomo.

"Iya ya Pur ternyata kita berdua GR, gelanggang remaja." sambung Paijo.

"Yeh.. Gede rasa tahu, bukan gelanggang remaja." kata Purnomo membenarkan perkataan dari Paijo.

"Hehe.." Paijo tertawa.

"Jo.." Kamil memanggil Paijo.

"Inggih den mas Kamil." jawab Paijo.

"Catatan kemarin yang ku kasih masih kamu simpan kan?" tanya Kamil.

"Inggih den mas Kamil." jawab Paijo lagi.

Jakarta

"Sudah lengkap semua kan?" tanya pak Galih.

"Sudah pah." jawab bu Prameswari.

"Troh.." pak Galih memanggil Fitroh.

"Muhun, aya naon pah?" tanya Fitroh.

"Jalan.." jawab pak Galih.

"Oke.." seru Fitroh.

"Hiji dinten lalampahan sangki-sangki enjing nyampe tabuh sabaraha nya pah?" tanya bu Prameswari.

"Manawi tabuh dalapan atawa manawi tabuh sembilanan mah, lamun mama atos tunduh mondok wae." jawab ayah.

"Oh nya atos lamun kitu mama mondok ti payun nya pah." kata bu Prameswari.

"Iya mah.." seru pak Galih.

Keesokan harinya..

Aku mendapatkan kabar bahwa kedua orang tua ku kesasar di perjalan menuju ke pesantren, maklum semenjak aku menikah mereka sudah tidak pernah ke pesantren lagi, akhirnya pak kyai Abdullah menyuruh Frensky dan Rivan menjemput kedua orang tuaku.

Kira-kira pukul 14.25 WIB masakan yang Titah dan para akhwat masak sudah matang, begitu juga dengan ke-dua orang tuaku, mereka sudah sampai di pesantren sebelum acara di mulai.

Kediri

"Assalamu'alaikum." pak kyai Abdullah memberikan salam pada semua yang ada di rumah.

"Wa'alaikumussalam." semua yang ada di rumah menjawab salam dari pak kyai Abdullah.

"Jo.." Purnomo menegur Paijo.

"Inggih Pur." jawab Paijo.

"Sinten nggih sing teka?" tanya Purnomo.

"Mboten mangertos Pur." jawab Paijo lagi.

"Oh nggih sampun panjenengan teruskan pekerjaan ing pawon, kula karep ningal ing ngajeng riyen nggih." kata Purnomo.

"Nggih sampun ngrika." sambung Paijo.

"Assalamu'alaikum." pak kyai Abdullah memberikan salam pada Purnomo.

"Wa'alaikumussalam." Purnomo menjawab salam dari pak kyai Abdullah.

"Pur.." pak Kyai Abdullah memanggil Purnomo.

"Inggih pak kyai Abdullah." jawab Purnomo.

"Kamil enten pur ing griya utawa sampun kesah dhateng pesantren darussalam konjuk mengajar?" tanya pak kyai Abdullah.

"Enten ing griya pak kyai abdullah, sekedhap kula panggilkan riyen." jawab Purnomo.

"Oh nggih Pur, ampun dangu nggih kula enten jadwal ngajar ugi soale." kata pak kyai Abdullah.

"Inggih pak kyai Abdullah." kata Purnomo patuh.

"Jo.." Purnomo memanggil Paijo karena dia akan meminta bantuan dari Paijo juga Purnomo akan ke kamar Titah dan Kamil.

"Nggih Pur, enten menapa?" tanya Paijo.

"Panjenengan buatkan inum konjuk pak kyai abdullah nggih." jawab Purnomo.

"Oh nggih Pur.." seru Paijo.

"Mas ambil libur ngajar kan hari ini?" tanya Titah.

"Iya sayang." jawab Kamil.

"Ya sudah ayo keluar dari kamar." ajak Kamil.

"Ayo mas." kata Titah.

"Eh Purnomo, ada apa?" tanya Kamil.

"Ada pak kyai Abdullah, den mas Kamil di depan, mencari den mas Kamil." jawab Purnomo.

"Oh ya sudah saya ke depan dulu, ayo sayang." kata Kamil dan Kamil mengajak Titah ke depan rumah bertemu dengan pak kyai Abdullah.

"Mas Kamil duluan saja ke depan rumah nanti saya menyusul." sambung Titah.

"Oh iya sayang, ku tunggu di depan rumah." kata Kamil.

"Iya mas.." sambung Titah.

"Cah ayu, kula kesah dhateng pawon nggih." sambung Purnomo.

"Nggih Pur.." seru Titah.

"Jo.." Titah memanggil Paijo.

"Nggih.. Eh cah ayu, enten menapa?" tanya Paijo.

"Punika minuman konjuk semah kula uga pak kyai Abdullah ta?" tanya Titah juga.

"Inggih cah ayu." jawab Paijo.

"Kajengipun kula kamawon ingkang bekta dhateng ngajeng ya, sampeyan dhateng pawon kamawon bantu Purnomo ing pawon." pinta Titah.

"Jagi cah ayu, amit." kata Paijo patuh.

"Nggih jo.." seru Titah.

"Permisi pak dhe, mas Kamil." kata Titah yang akan menyediakan minuman untuk paman dan suaminya.

"Ya nduk." kata pak kyai Abdullah.

"Iya sayang." sambung Kamil.

"Ini minumnya." kata Titah.

"Inggih.." seru Kamil dan pak kyai Abdullah.

"Em.. Maaf pak dhe ada apa mencari saya?" tanya Kamil.

"Jadi seperti ini ngger, bapak dan ibu mu kesasar, kamu minta tolong Frensky dan Rivan jemput ya." jawab pak kyai Abdullah.

"Loh kenapa Rivan dan Frensky, pak dhe, saya kan bisa." kata Kamil.

"Kamu ikut pak dhe ya, pak dhe ada ngajar di tempat lain bisa kan?"

"Oh iya pakde bisa, ya sudah saya siap-siap dulu dan mau sekalian jalan ke rumah Frensky."

Setibanya di rumah Frensky pak kyai Abdullah segera menjelaskan maksud juga tujuan aku dan pak kyai Abdullah datang ke rumahnya.

"Assalamu'alaikum." Kamil dan pak kyai Abdullah memberikan salam pada Frensky.

"Wa'alaikumussalam." Frensky menjawab salam dari Kamil dan pak kyai Abdullah.

"Pak kyai Abdullah." Frensky mencium punggung tangan pak kyai Abdullah.

"Biar pak dhe saja ya ngger yang menjelaskan pada Frensky." kata pak kyai Abdullah.

"Iya pak dhe." sambung Kamil.

"Jadi seperti ini Frensky.." pak kyai Abdullah menceritakan pada Frensky.

"Oh jadi saya di tugaskan untuk menjemput keluarga nya Kamil bersama Rivan, pak kyai?" tanya Frensky.

"Iya bagaimana kamu mau tidak?" tanya pak kyai Abdullah juga.

"Iya saya mau pak kyai Abdullah." jawab Frensky.

"Ya sudah kalau begitu bapak permisi duluan ya." kata pak kyai Abdullah.

"Iya pak kyai Abdullah." sambung Frensky.

"Assalamu'alaikum." Kamil dan pak kyai Abdullah memberikan salam pada Frensky.

"Wa'alaikumussalam." Frensky menjawab salam dari Kamil dan pak kyai Abdullah.

Alun Alun kediri..

"Assalamu'alaikum." Frensky dan Rivan memberikan salam pada Fitroh.

"Wa'alaikumussalam." Fitroh menjawab salam dari Frensky dan Rivan.

"A, ayo langsung saja ke rumah Titah dan Kamil." ajak Rivan.

"Ayo van", sambung Fitroh.