“Guys!” teriaknya dengan suara kencang membahana. Lamat-lamat suara keriuhan pasar Tanah Abang terdengar dari balik tembok.
Fadhil dan Rachman menoleh dengan mimik polos.
“Yes?” tanya mereka berdua dengan bersamaan.
Clarice berkacak pinggang dan kemudian melepas rok. “Fuck_me_up!”
“But… I’m not handsome,” Fadhil pura-pura lugu. Padahal semua itu adalah setting-an dirinya dengan Rachman. Cara ini sejauh ini manjur membuat mereka mendapat yang mereka mau. Kini, Clarice hanya butuh satu sentuhan halus sebelum kemudian menjadi boneka seks mereka.
“I don’t care,” Clarice bersimpuh dan kemudian merangkak mendekat. “I need fresh meat.”
“Daging segar apa?” Rachman tak kalah pandai berakting. Dalam hati ia memuji Fadhil yang jago menstimulasi keadaan sehingga bisa menjadikan Clarice ‘siap pakai’ seperti sekarang.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com