webnovel

ABDUL

#ABDUL# cerita yang saya ciptakan ini hanyalah sebatas karangan saja, tidak memiliki peristiwa ataupun waktu yang bersangkutan dengan sejarah manapun. sekiranya jika ada sisi manfaatnya silakan di ambil hikmahnya, namun jika tidak semoga menginspirasikan hati para pembaca. terlebihnya semoga dari cerita ini selalu dalam pandangan positif tanpa menyinggung pihak manapun ataupun semacamnya. lanjut.... dikisahkan seorang pemuda di masa hidupnya hanya di penuhi dengan kelicikan diri, karena berbagai peristiwa dan kisah sedih yang di alaminya dahulu hingga menjadikannya seorang yang berhati licik. hingga suatu saat dia mendapatkan takdir yang tidak pernah di duganya. walau terus menolak dan terus menghindar tak membuat dirinya terlepas dari takdirnya sendiri. hingga pada akhirnya dia lelah dan pada akhirnya melakukan pengembaraan di berbagai-bagai tempat.

AK00035019 · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
23 Chs

ABDUL DAN PENGUASA YANG DZOLIM

Terdapat sebuah kerajaan di negeri yang cukup besar di Padang pasir, kerajaan ini dipimpin oleh seorang sultan yang bernamakan sultan Hassan bin Mashud. Hassan di kenal sebagai sultan yang haus akan harta benda, selain dari itu sultan Hassan juga sangat menyukai para wanita yang cantik, setiap kali melihat wanita cantik tanpa segan-segan dia akan mendekatinya mau ataupun tidak para wanita tetap harus menjadi miliknya baik wanita itu sendiri maupun telah bersuami.

Dari sikap pribadi dan kepemimpinan sang raja membuat para masyarakat tidak dapat berbuat apa-apa sebab mereka bergantung hidup kepada sang sultan, semua kegiatan ekonomi di atas namakan sultan, jika mereka membangkang dan tidak mengikuti perintah sang sultan maka hidup mereka akan di buat susah serta sengsara. Tentunya membuat masyarakat semakin resah dengan pemimpin mereka yang baru setelah meninggalnya sultan Mashud. Semasa kehidupan sultan Mashud kehidupan masyarakat sangat baik dan tidak adanya kesusahan, namun setelah meninggalnya sultan Mashud, anak satu-satunya yaitu Sultan hassan menggantikan kedudukan sang ayah, maka awal kesengsaraan masyarakat di mulai ketika Hassan menjadi penguasa kerajaan ayahnya.

Abdul yang masih berjalan tanpa tahu kemana sebenarnya dia melangkah serta apa yang harus di carinya. Tak sengaja melintasi negeri sang sultan membuatnya merasa bersyukur masih ada negeri yang berdiri di tengah lautan pasir. Abdul segera memasuki negeri tersebut untuk mencari tempat berteduh dan istirahat.

"Sungguh maha kuasa engkau yang menuntun jalanku hingga ke negeri ini." Abdul memasuki negeri itu, namun terlihat seisinya sepih tak satupun adanya orang yang beraktifitas. Dia menelusuri dari jalan ke jalan hingga berhenti di depan kerajaan sang sultan, ternyata sepinya di negeri ini sebab seluruh masyarakat berkumpul di depan istana. " mengapakah mereka berkumpul?." Kemudian Abdul bertanya kepada salah seorang pemuda yang ikut serta dalam perkumpulan itu. "salam ya saudara" sapa Abdul kepada si pemuda. ketika membalikkan badan wajah dari si pemuda terlihat lesu dan nampak kedua bawah matanya hitam karena lelah. " mengapakah dengan keadaanmu saudara? Kamu terlihat lelah."

Lantas si pemuda kembali bertanya. "Siapakah anda tuan? Dari manakah asal Anda." Di jawab kembali oleh Abdul. "saya hannyalah seorang pejalan dari timur ke barat dari selatan ke utara."

Seluruh masyarakat beramai-ramai memanggil sultan Hassan berharap agar mereka di berikan sedikit rezeki dari hasil kerja mereka, ketika sultan Hassan keluar membawakan masing-masing imbalan untuk masyarakatnya, dia meminta lagi salah satu seorang wanita yang cantik dari sekian banyaknya wanita yang ikut dalam kerumunan. Abdul bertanya-tanya apakah di setiap saat sultan itu memberikan rezeki dia harus mengambil salah satu masyarakat wanita yang nampak cantik untuk dirinya. Lalu Abdul menawarkan diri untuk mendampingi salah seorang wanita cantik yang di haruskan mendatangi sultan Hassan. " wahai saudariku jika boleh saya di perkenankan mengantarkanmu kepada rajamu, maka aku berjanji aku akan melindungimu." Merasa yakin dengan perkataan Abdul si wanita bertanya tentang dirinya. "Siapakah kamu tuan belumlah aku pernah melihatmu di negeri ini." Abdul memberikan jawaban yang sama pada saat dia memberikan jawaban kepada seorang pemuda tadinya.

Di antarlah wanita itu menghadap kepada sultan Hassan, saat Abdul dan si wanita memasuki istana, lantas Hassan marah melihat si wanita datang bersama seorang pria tidak datang sendirian. "Hay kamu, aku tidak menyuruh mu datang bersama seorang lelaki kepadaku." Kekesalan di wajah sang sultan membuat si wanita merasa takut, namun dengan caranya Abdul membuat keadaan seperti biasa-biasa saja. "Raja yang agung untuk apakah kamu marah seperti ini, lihatlah wajah mu akan menua nantinya." Sang sultan tidak termakan ucapan Abdul yang lembut. Suasana yang semakin memanas di coba olehnya untuk mendinginkannya. "tiadalah kuasaku tuan bila membuatmu marah, tiadalah juga yang bisa ku perbuat untuk melindungiku dari amarahmu."

Kemarahan sultan Hassan mulai redah karena Abdul yang seakan merasa merendah di hadapannya. Lantas sang sultan bertanya tentang jati dirinya. "Sebelumnya kamu belum pernah aku lihat di negeri ini, siyapakah kamu?." Dari pertanyaan sang sultan Abdul menjawab dengan tenang. "saudaraku aku hannyalah pejalan dari timur ke barat dari selatan ke Utara, maka belumlah aku mengetahui segala aturan-aturanmu sedangkan aku hannyalah pendatang."

Selagi sang sultan sibuk berbicara dengannya, dia meminta agar sultan membiarkan si wanita pergi karena ada hal yang lebih menarik untuknya. Sultan Hassan menyetujui dan melepaskan si wanita itu. lalu Hassan meminta penerangan kepada Abdul dengan hal yang menarik untuk dia ketahui.