webnovel

A.N.D

Cerita ini bercerita tentang seorang gadis yang mengejar cintanya dan akan penuh dengan perjuangannya yang gigih namun bagaimana jika malah cintanya hanya sepihak? Perjodohan singkat yang membuat mereka terjebak dalam percintaan yang rumit. Akankah ia tetap bertahan atau melepaskan prianya? "kenapa kau terus mengikutiku? apa tujuanmu mendekatiku?" "aku hanya menyukaimu, maka dari itu aku akan terus mengejarmu" "aku menyukaimu, bolehkan aku mengejarmu?" Agatha Anna Rylie "terserah padamu, aku tak peduli karena aku tidak menyukaimu" Dion Dexter Hamilton

Anna_Purnamasari · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
5 Chs

5. Xixi dan Lili?

Setelah menghabiskan waktu di café dekat sekolah mereka, mereka berenam sesuai dengan pasangan sebelumnya melangkah meninggalkan café tersebut dan menuju parkiran. Dion mengantarkan Anna ke Halte Bus seperti permintaan gadis itu. "Dion, nanti turunin Anna di Halte aja yah? Soalnya Anna masih ada keperluan sebentar. Dion nanti langsung pulang aja yah?" Dion hanya mengangguk dan menjalankan motornya kearah Halte bus yang dimaksud wanita itu. Setelah menurunkan Anna dan menerima terima kasih dari Anna, Dion melajukan motornya kearah rumahnya.

Setelah tiba dirumah, Dion memarkirkan motornya di bagasi rumahnya dan memasuki area halaman rumah untuk masuk ke pintu utama rumah keluarga Hamilton. Setelah masuk dan menutup pintu, Dion di sambut oleh adiknya, Deril. Deril Xavier Hamilton adalah adik kandung Dion dan merupakan anak bungsu dari keluarga Hamilton.

Dion Dexter Hamilton dan Deril Xavier Hamilton merupakan anak dari pasangan Christ Xander Hamilton dan Celine Grizelle Hamilton. Keluarga Hamilton merupakan keluarga yang terpandang. Christ merupakan pemiik perusahaan Real Estate terbesar di Indonesia, Hamilton Group.

"Hei, kak. Udah pulang? Dari mana aja?" Tanya Deril pada sang kakak. "Abis ngumpul aja bareng Ben ama Mark di café dekat sekolah." Jawab Dion seadanya sambil mengambil gelas untuk minum. "oh gitu. Oh iya kak, mama tadi sempet telfon dan nyariin lo, tapi karna lu belum dirumah jadi gua bilang lo belum pulang." Jelas Deril menatap kakaknya. "emangnya mama mau ngomong apa?" "gua enggak tau. Tapi kata mama penting. Palingan bentar waktu makan malam mama sama papa jelasin ke lo. Ya udah, gua naik dulu, bye kak." Ucap Deril final dan melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.

Dion hanya mengangguk kearah adiknya dan menaruh gelasnya diatas meja makan dan mengikuti sang adik untuk menuju kamarnya.Dion membaringkan dirinya diatas kasurnya tanpa mengganti pakaian sekolahnya. Dion merasa tubuhnya lelah hari ini, di hari pertama sekolahnya dan tanpa sadar dia tertidur.

"jangan takut, aku akan berusaha supaya kita berdua keluar dari sini oke? Jangan takut dan nangis. Kamu percaya sama aku kan?"

"Aku percaya sama kamu. Kita keluar bersama dari tempat ini oke?"

"Yah udah, kamu jangan nangis oke. Ayo ikut aku."

"Mau kemana kalian? Jangan berani-beraninya kalian kabur."

"Kamu pergi aja dulu. Aku akan menyusul kamu nanti, Xixi."

"Aku akan cari bantuan dan kamu secepatnya keluar yah, Lili.

Kemudian anak itu berlari meninggalkan temannya dan setelah itu,

BOOMM!!

Rumah tua itu meledak.

"Tidakkkk, Liliii"

Dion terbangun dari tidurnya dengan nafas yang memburu dan keringat yang mengalir di wajah tampannya. "mimpi itu lagi." Yah, Dion mimpi buruk lagi. Mimpi yang selalu menghantui Dion. Yang selalu mengganggu tidur pria itu. Kejadian masa kecil yang tak bisa ia lupakan bersama anak kecil itu, Lili. "maafin aku Li. Andai aja aku enggak ninggalin kamu waktu itu, pasti kita berdua akan tetap bareng sampai sekarang. Maafin aku Li." Ucap Dion sedikit terisak.

Masa kecil Dion sangat menakutkan. Ia diculik saat bermain di taman bermain bersama dengan gadis kecil itu, Lili. Mereka disekap selama 3 hari tanpa diberi makan. Dion dan Lili menjadi dekat selama 3 hari itu. Saat mengingat semua itu, Dion merasa sedih. Semua itu terjadi karena dirinya yang meninggalkan Lili. Andai dia tidak meninggalkan Lili, ia dan Lili pasti akan selamat dan tumbuh bersama.

Setelah mandi, Dion merasa pikirannya lebih tenang dan rileks. Dion mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil yang ada di lehernya. Dion berjalan untuk turun ke lantai bawah untuk makan malam bersama keluarganya. Ia menuruni anak tangga dan disambut oleh keluarganya yang lebih dulu ada disana.

"turun juga lu, dari tadi di cariin ama mama" ucap Deril dengan nada sedikit mengejek. Dion hanya diam dan berjalan menuju kursi yang berada disamping sang ayah.

"Ada yang ingin papa sampaikan pada kalian berdua. Lebih tepatnya, pada Dion. Jadi papa dan mama punya rencana untuk menjodohkan Dion dan anak teman papa dan mama. Dengar, ini baru rencana. Belum pasti dan bisa saja batal."

"Apa?"