webnovel

A Love For My Little Brother

Untuk aku, adik laki-lakiku yang bernama Ricky itu, adalah sesuatu yang berharga bagi hidupku. Kalau diibaratkan benda, Ricky itu adalah sebuah permata berlian 24 karat seberat setengah kilogram yang harus dijaga dan dilindungi. Ribuan personel TNI--baik AU, AD, maupun AL--rela aku kerahkan untuk menjaga benda paling diincar itu. Agak berlebihan memang, namun itulah yang aku rasakan. Sudah bertahun-tahun aku berpisah dengannya dan tidak disangka-sangka saat aku kembali, dia sudah tumbuh besar dan semakin tampan. Aku ingin sekali memeluknya dan mencium-ciumnya sama seperti apa yang aku lakukan saat kami masih kecil. Tapi kenapa dia malah menjauh? Wajahnya selalu memerah setiap aku memanjakannya. Malu kah? Atau mungkin jijik? Yah, apapun itu sudah membuatku senang dengan ekspresi baru itu. Aku dapat kabar kalau dia sedang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Apa itu benar? Kalau benar, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Dia masih terlalu muda untuk mempunyai kekasih dan aku menjadi orang pertama yang menolak dengan keras hubungan itu walau kedua orang tuaku mendukungnya untuk memiliki kekasih. Kenapa tidak kakak saja yang mencarikan kekasih untukmu? Aku yakin kamu tidak akan menyesal dengan pilihanku ini! Cerita yang mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal di keluarga serba berkecukupan. Cerita yang mengisahkan tentang betapa cintanya Sang Kakak kepada adiknya yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan untuk menempuh pendidikan dan meraih mimpi. Cerita yang mengisahkan tentang betapa malu dan jengkelnya Sang Adik kepada kakaknya karena kelakuannya yang menganggapnya sebagai anak kecil. Melihat Sang Kakak bersifat kelewat batas seperti itu, akankah Sang Adik bisa memiliki kekasih yang ia idamkan? A Love For My Little Brother

tahraanisa · วัยรุ่น
Not enough ratings
155 Chs

Awal Penerimaan

"Assalamu'alaikum." Ricky masuk ke dalam rumahnya lebih dulu setelah ia membuka sepatu, lalu disusul dengan Andi di belakangnya.

Andi juga mengucap salam ketika ia memasuki rumah tersebut, namun baik ia atau Ricky, tidak mendengar salam balik dari dalam rumah. Tapi lampu ruang tamu dan ruang keluarga masih menyala. Ricky pernah berkata kalau orang rumah belum akan tidur kalau lampu itu masih menyala. Pintu rumah juga tidak terkunci. Pak Udin masih menunggu dalam mobil, dan berkata sebelum mereka masuk ke rumah kalau Lily sudah menunggunya. Dan jika ada terjadi sesuatu di rumah, langsung bilang Pak Udin. Tapi jika tidak terjadi apa-apa, bilang juga pada Pak Udin agar ia bisa pulang ke rumahnya.

"Mama lagi tidur," kata Ricky dengan suara pelan. Ia menemukan mamanya sedang terlelap di sofa ruang keluarga.

"Ok. Gue bilangin Pak Udin dulu, ya?" kata Andi yang juga dengan suara pelan sambil menunjuk ke arah pintu.

"Bentar, Di. Gue cek CCTV dulu. Lu jagain Mama sebentar."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com