webnovel

Candamu Menggetarkan Hatiku Bag 2

"Seorang istri..? Berhentilah bercanda Tuan Xiao. Masih banyak wanita di luar sana yang mengantri untuk dijadikan istri olehmu".  Hao Nan mencoba menyembunyikan getaran hatinya yang terus bergejolak.

"Hao Nan, Apa kamu menganggap perkataanku hanya sebuah lelucon?".  Xiao memegang kedua pundak Hao dengan tatapan serius.  "Hao Nan, kamu tahu sampai kapanpun aku akan menanggung rasa bersalah ini. Itu mengapa sulit bagiku untuk mencintai setelah kepergiannya. Tapi setelah aku bertemu denganmu, kamu mampu membuatku berdamai dengan perasaan menyesakkan ini".

"Tapi Tuan Xiao, apa kamu tidak salah memaknai perasaanmu?". Tanya Hao dengan memalingkan wajahnya

"Tidak..!" Jawab Xiao tegas.  "Jangan palingkan wajahmu. Tatap mataku Hao Nan. Kamu bisa melihat sendiri, Bagaimana perasaanku padamu".

'Mata indahmu selalu memancarkan kesedihan yang tersembunyi. Terlihat kamu begitu mencintai dia Tuan Xiao. Jika kita bersama, Apakah kamu akan memberikan cinta sebesar itu padaku?'. Kata Hao dalam hati. Ingin sekali dia utarakan, tapi tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya.

"Bagaimana kalau kamu menjadi kekasihmu? Anggap itu sebagai pengikat sebelum kita menjajaki langkah selanjutnya".

"Tuan, kita ini satu kantor. Kamu dan aku hanya seorang atasan dan bawahan. Bagaimana mungkin aku bisa memiliki hubungan dengan Direktur sendiri".

"Berhenti mengelak,  Ini Perintah!. Jangan membuat alasan apapun lagi. Kamu adalah kekasihku saat ini". Tegas Xiao Hui.

"Dasar pria aneh, seenaknya saja menjadikan aku kekasihnya tanpa persetujuanku". Gerutu Hao Nan.

"Aku akan antar kamu kembali ke rumah kita. Dan malam nanti aku akan menjemputmu untuk menemaniku menemui Ayah".

Setelah Hao Nan selesai makan, dia bergegas beranjak dari kursinya. Tanpa sengaja kakinya terpeleset saat mencoba berdiri. Dengan sigapnya Xiao menangkap Hao Nan dalam pelukannya.

Melihat luka Hao Nan dan kondisinya yang belum stabil, Xiao mengangkat Hao Nan dalam pelukannya dan membawanya pergi dari Restaurant.

"Turunkan aku pria aneh.. Apa urat malumu telah putus?.  Lihatlah..! Semua orang memperhatikan kita".   Hao Nan memukul dan menjewer telinga Xiao karena kesal dirinya di gendong didepan banyak orang.

Xiao membawa Hao Nan masuk kedalam mobil dan membawanya pergi kerumah idaman mereka. Diperjalanan Hao Nan mengomel sejadi-jadinya karena ulah Xiao yang membuatnya malu.

"Lain kali kamu bersikap seenaknya saja, Aku pasti tidak akan memaafkanmu. Karena Aku bukan boneka yang bisa kamu permainkan seenaknya saja". Kata Hao kesal.

"Sorry.. Aku mengaku salah. Tapi itu semua bukan hanya salahku, kamu sendiri yang tidak hati-hati dan hampir jatuh. Karena aku pria baik hati dan tidak sombong, tentu saja aku akan menggendongmu ke mobil dengan suka rela". Kata Xiao membanggakan diri.

"Tuan Xiao terlalu percaya diri. Tidak ada orang baik yang mengatakan kalau dirinya baik dan tidak sombong didepan orang lain". Tegur Hao Nan.

Setibanya di depan rumah, Xiao kembali menggendong Hao Nan. Warga di sekitar yang melihat membicarakan mereka, diantara para warga berpendapat bahwa mereka adalah sepasang suami istri yang baru saja menikah dan sedang menjalani bulan madu.

Hao Nan yang merasa di perhatikan orang sekitar merasa semakin malu. Wajahnya memerah, dia menelungkupkan wajahnya di bahu Xiao untuk menyembunyikan rasa malunya. Samar-samar Deru nafas Hao terdengar di telinga Xiao membuatnya dadanya bergetar dan teringat kejadian saat mereka terjebak di hutan.

Xiao yang melihat tingkah Hao Nan tersenyum dan merasa gemas dengan kekasihnya itu. Xiao membawa Hao Nan kekamar dan membaringkannya.

Xiao memegang tangan Hao dengan sungguh-sungguh. "Istirahatlah..! Aku akan menjemputmu nanti malam. Maaf, aku belum bisa mengantar kamu menemui ChunYi dan Ji Han".

"Tidak apa, mereka selalu menghubungiku lewat ponsel. Walau mereka sempat marah, tapi mereka mengerti keadaanku saat ini".

Xia mengangkat dan memeluk Hao Nan erat.   "Syukurlah..! Aku masih takut jika harus mengembalikanmu sekarang, Aku takut kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya".  Tubuh Xiao gemetar.    " Aku pasti akan membawamu pada adikmu setelah semua urusan selesai. Aku tidak ingin kamu bernasib sama seperti Zhe Quan, aku ingin kamu tetap hidup dan berada disampingku".

Hao Nan yang baru pertama kali merasakan getaran rasa takut dalam diri Xiao membelalakkan matanya. Hao Nan baru menyadari betapa rapuh hati dan perasaan pria yang ada dalam pelukannya saat ini. Demi menenangkan Xiao,  Hao Nan balas pelukan Xiao dengan lembut.

"Jangan takut Tuan Xiao, Sampai kapanpun aku akan tetap berada disampingmu. Tenanglah, Masa lalu biarlah berlalu. Kamu tidak perlu untuk menghapusnya, cukup jadikan dia teman sebagai pembelajaran dimasa yang akan datang". Kata Hao menenangkan.

Xiao melepas pelukannya dan tersenyum lega pada Hao.  "Istirahatlah.. Aku akan kembali kekantor dan menyelesaikan semuanya dengan cepat. Jika kamu merasa bosan kamu bisa pergi diantar sopir menemui Paman Han dan Bibi Shu yang pernah menolong kita".

"Baik.. Baik.. Aku memang tidak bisa lepas darimu. Sudah sana pergi,  jangan sampai Perusahaan Ternama Hight Throne kandas karena Direkturnya lebih memilih pergi bersama wanita dari pada sebuah pekerjaan". Sindir Hao dengan menahan senyum.

"Nona Hao.. Sepertinya mulutmu perlu diberi sedikit pelajaran agar bisa berbicara lebih baik" kata Xiao dengan senyum licik.

Tiba-tiba saja Xiao mencium Hao Nan yang membuat Hao tidak bisa berkata-kata, Deru nafasnya tidak teratur, dan terasa berat Hao rasakan.

Hao Nan menggigit bibir Xiao dan melepas ciumannya paksa. "Hah.. Hah.. Hah.." Nafas Hao terengah-engah.

Wajah Hao Nan kali ini setelah mendapat ciuman  tidak menunjukkan sebuah kemarahan, hanya sedikit rasa berdebar dan malu.

'Ada apa denganku? Jelas-jelas dia menciumku paksa, tapi mengapa aku tidak bisa marah kepadannya?'.    Hao Nan semakin tidak mengerti dengan perasaannya saat ini.

Xiao yang melihat Hao seperti kebingungan mengecup kening Hao Nan. "Jangan terlalu difikirkan wanita aneh, aku akan kembali malam nanti. Jangan lupa pakai Dress yang sudah aku siapkan yah..". Kata Xiao sambil membelai rambut Hao Nan.

Xiao beranjak pergi dari pandangan Hao Nan. Hao merasakan kesepian setelah kepergian Xiao.

"Apakah kehadirannya begitu kunantikan, sehingga aku merasa ketergantungan seperti jni?. Ternyata waktu berjalan sangat lambat jika itu tanpanya". Gumam Hao.

Pagi Kakak.. maaf kemarin tidak up..

sebagai gantinya aku akan up lebih sering.

Hmmm Hao Nan udah ada sinyal lampu ijo, kenapa masih belum mau menerima Xiao yah..?

tapi setidaknya Mereka jadian. Nih Pasti Xiao takut ditikung sama abangnya hhhhe..

jdi di tunggu Ulasan kritik sarannya yah Kak..

jangan Lupa Vote Bintangnya ..

Happy Reading...

Embun_nadacreators' thoughts