webnovel

A Divergent

Tahun 2012 sebuah meteror jatuh kebumi dan membuat perubahan drastis pada setiap mahluk hidup, Hewan bermutasi menjadi lebih buas, dan Manusia bisa menggunakan sihir. Dan invasi mahluk asing pun berlangsung. Bertahun tahun telah berlalu dan tidak ada yang tau lokasi jatuhnya meteor tersebut, hingga suatu hari seorang anak remaja sedang menjelajah di hutan dan menemukan batu yang aneh. Remaja tersebut mengetuk batu tersebut, tiba tiba batu tersebut hancur menjadi debu menyisakan sebuah benda seperti ini energy --- Menulis hanya untuk kesenangan semata ---

aeoiu · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
7 Chs

Berbagi

sekitar satu jam kemudian

"ukh.. dimana aku?" Lina bangun dan merasa tubuhnya sakit lalu melihat sekeliling kemudian tatapannya bertemu dengan Ian

"akhirnya kamu bangun, Lina?" ucap Ian

"ya, itu namaku" jawab Lina

"bagaimana kondisimu?" tanya Ian

"aku baik baik saja, hanya kelelahan karena Manaku habis" jawab Lina

"bagaiman kamu bisa ada disana?"tanya Ian

"jelas untuk berburu monster"jawab Lina

"kalau kamu berburu monster, kenapa kamu berburu yang tidak bisa kamu kalahkan? bukankah itu mencari kematian?" tanya Ian dengan bingung

"jelas lah aku tidak berburu monster yang lebih kuat dariku" jawab Lina dengan kesal dan melanjutkan "itu kebetulan saat aku memburu monster level rendah, tiba tiba monster tersebut muncul dan langsung menyerangku, jadi aku tidak punya pilihan selain bertarung habis habisan karena monster itu tidak membiarkan aku untuk pergi"

"ngomong ngomong, dari mana kamu berasal? kamu pasti bukan dari kota Z, karena kalau kamu dari kota Z kamu pasti akan terkenal, baik dengan kekuatanmu maupun dengan kecantikanmu"kata Ian

"ya, aku bukan dari kota Z, aku dari kota B, aku hanya pergi jalan jalan dan secara kebetulan kita bertemu" jawan Lina

"karena kamu dari kota B, kamu pasti tidak kekurangan uang karena orang tuamu kaya atau berpengaruh di pemerintahan, tapi kenapa kamu pergi berburu monstrer?"

"tentu saja orang tuaku tidak kekurangan uang, tapi tidak untukku" jawab Lina

"maksudmu, kamu lari dari rumah?" tanya Ian

"yah, semacam itulah" jawab Lina dengan kaku

"aku meyedihkan ya?" tanya Lina

"tidak tidak, menurutku orang yang menyedihkan adalah orang yang tidak dapat lepas dari kontrol orang lain, dan kamu pastinya tidak termasuk dalam golongan itu, buktinya kamu ada disini" jawab Ian dengan nada membangun

"jadi begitu yaa, kenapa aku tidak pernah berfikiran begitu" Lina berguman"terima kasih telah menolongku"

"sama sama,"jawab Ian dengan dengan nafas lega

"kenapa kamu menghela nafas lega" tanya Lina

"it.. itu.. sebelumnya aku kira kamu adalah seorang pembunuh atau penjahat, hehehe" jawab Ian dengan nada main main?

"penjahat? bagian mana dari diriku seperti penjahat?" tanya lina dengan marah karena dituduh penjahat olehku

"itu.. itu karena kamu terus mengikutiku dari kota Z sampai kota J, karena aku telah membantu ayah dan ibuku sebelumnya, jadi saya kira ada pengejar Ibuku yang ingin membunuhku, hehehe" jawab Ian

"terus bagaiman kamu bisa menyimpulkan bahwa aku pembunuh?" tanya Lina yang meniggikan suaranya

"itu karena kamu tidak menjawab semua pertanyaan yang aku ajukan padamu sebelumnya, dan rata rata pembunuh profesional tidak mau berbicara dengan targetnya, dan pembuh terbaik adalah pembunuh yang terlihat bukan pembunuh"jawab Ian

"hanya karena aku tidak menjawab pertanyaanmu kamu meyimpulkan bahwa aku pembunuh?" tanya Lina dengan wajah marah

"yah, masih ada lagi, kamu sering memperhatikanku. " jawab Ian

"itu.. itu,, itu karena wajahmu dan matamu!!" teriak Lina dengan marah

"wajahkuu?, ada apa dengan wajahku?"tanya Ian dengan bingung 'bagaimana bisa wajahku membuat orang tertarik? sebelumnya orang jarang memperhatikanku'

" ya, wajahmu memiliki ciri ciri orang yang mempermainkan wanita!!?" teriak Lina

"apakah wajahku seperti itu?" jawab Ian 'seingatku wajahku hanya sedikit orang yang menatapnya, wanita jarang memperhatikannya' atau itulah yang dipikirkan olehku 'kalau dipikir pikir setelah aku kembali dari hutan semua orang sering memperhatikanku, aku juga tidak pernah memperhatikan wajahku' hmm

"kalau tidak percaya lihat saja sendiri" ucap Lina dengan nada yang jengkel 'apakah orang ini main main? tidak memperhatikan dirinya sendiri?'

"aku tidak punya cermin" jawab Ian dengan malu, padahal dia bisa membuatnya

"hum.., ini, coba pakai punyaku"ucap Lina sambil mengerluarkan cermin dari kantong penyimpanan

"apakah itu kantong peyimpanan?" tanya Ian sambil mengambil cermin

"ya, ini adalah kantong peyimpanan, memiliki ini terasa sangat nyaman apalagi kalau kita sering keluar atau ingin berburu, tapi ruang yang ada dalam kantong ini masih cukup kecil, sekitar 5x5m, ada juga cincin penyimpanan yang ruangannya bersar sekitra 50x50m, tapi harganya sangat mahal, sekitar 5 juta, dan untuk kantong penyimpanan ini sekitar 200 ribu" jawab Lina

"hmm, banyak berubah dari yang terakhir," jawab Ian 'kapan terakhir aku melihat diriku di cermin ya?hmm. yah itu 6 tahun yang lalu kalau tidak salah'

"yah, aku tidak menyangka akan memliki wajah dan mata seperti ini, hehehe" ucap Ian dengan nada seperti baru menyadari sesuatu

"mengapa kamu berkata begitu? bukankah setiap hari kita akan melihat cermin?tungguu.. kapan terakhir kali kamu bercermin?" tanya Lina dengan penasaran

"yah, itu sekitar 6 tahun lalu, hahaha" Ian hanya tertawa kosong

Lina shock, '6 tahun adalah waktu yang tidak sebentar, bagaimana orang ini bisa tidak bercermin selama itu?'

"baiklah, bagimana kondisimu sekarang?" tanya Ian

"aku sudah merasa lebih baik, terima kasih?" ucap Lina tapi bertanya siapa namanya

"Ian" jawab Ian

"yah, terima kasih banyak Ian karena telah menyelamatkanku" ucap Lina

"itu bukan apa apa, kalau begitu apakah kamu mau kembali sekarang?" tanya Ian

"ayo kita kembali" ucap Lina

mereka pun kembali penginaman mahal sebelumnya karena Ian masih meiliki 200 di sakunya.

setelah sampai ternyata ruangan Lina sebelumnya sudah terisi, karena Lina menyewa hanya sehari, jadi Lina dan Ian berdiskusi, dan hasilnya mereka akan berbagi kamar.

setelah itu mereka ke kamar

"baiklah Ian, aku mandi dulu, kamu jangan ngintip, kalau ketahuan... tak potong adikmu" kata Lina dengan ganas sambil mempraktikannya dengan kedua jarinya

"ok ok" jawab Ian singkat

di kamar mandi

"bisa bisanya aku berani berbagi kamar sewaan dengan orang yang baru aku kenal, apa yang terjadi padaku?, dan aku tidak merasa takut sama sekali, mungkin karena Ian telah menyelamatkanku?" guman Lina sambil mandi

"Oculukinesis" kemudian penglihatan Ian menjadi tembus pandang, sekarang Ian memandangi Lina yang sedang mandi seperti menonton layar lebar. 'pantatnya terlihat kencang dan payudaranya juga cukup besar untuk usiannya, dan dia tanpa bulu, wow ternyata ada tahi lalat di belahan pantat kirinya, hehehe' Ianpun menikmati pemandangan Lina yang sedang mandi

"kamu tidak mengintip kan?" tanya Lina yang telah mandi

"tidak lah, untuk apa aku mengintip mu?" jawab Ian

"untuk memuaskan hasratmu" ucap Lina dengan berani dan jantungnya berdetak sangat cepat menunggu reaksiku yang datang kearahnya.

Ian berjalan kearah kamar mandi, Ian juga ingin mandi dan kebetulan ada Lina didepan jadi ian jalan saja melewati Lina, sebelum masuk kekamar mandi Ian berhenti dan menengok Lina dan berkata"hehehe, untuk apa aku memuaskan hasratku dengan mengintip? paling paling aku langsung saja menyantapnya, hehehe" dan Ianpun masuk kekamar mandi dan mandi.

"dug, dug, dug," jantung Lina berdetak lebih cepat dari sebelumnya, iapun berusaha menenangkannya dan memakai pakaiannya, setelah itu iapun berbaring di tempat tidur. diruang ini sebenarnya lengkap, ada tempat tidur besar, TV, sofa, meja, lemari dll, dan semuanya kualitas tinggi.

Ian selesai mandi dan keluar, Ian telah mengganti pakaiannya di kamar mandi, jadi Ian langsung ke sofa untuk tidur, setelah itu ruangan menjadi sepi.

seteleh setengah jam, Lina pun berbicara

"Ian?"

"ya?"

"kenapa kamu tidak tidur di ranjang?"

"karena ada kamu, atau maukah kamu tidur bersamaku?"

"it.. itu kita baru berkenalan jadi.."

"nah, kalau begitu tidur saja"

"baiklah"

"selamat malam"

"selamat malam juga"