A Clown
Chapter 10 :
Sudah ku duga akan seperti ini, yah kita lihat saja sejauh mana mama bersikeras menjodoh kan aku.
"Ngapain Ma?" Tanyaku dengan dingin.
"Eee ya itu katanya mau silaturahmi udah lama ga ketemu bestie." Jawab Mama.
Yah tidak ada gunanya toh nanti juga temen Mama bakalan datang ke rumah. "Om Teo om Teo temenin el main dong," Ucap El kecil sambil menggoyang goyangkan tangan Teo.
"Iyaa ayo om temenin main," Jawabku sambil berdiri.
"Yeaahh." Teriak El sambil berlarian.
Teo menemani El main perang perangan di ruangan sebelah, sementara Bang Danu, mbak Alya dan Lala mengobrol di ruang tengah.
"Mama gakan jodohin Bang Teo lagi kan?" Tanya Lala.
Mama hanya diam. "Mama tahu sendiri kan Bang Teo masih belum bisa lupain Cu Val, dia bener beneri cinta sama Ci Val." Lanjut Lala.
Lala biasa memanggil Val dengan sebutan Cici/Cece itu adalah panggilan untuk kakak perempuan.
"Iya mama gakan jodohin Teo lagi kan?" Tanya bang Danu memastikan.
"Aduhhh kalian tu ya liat adik kamu Danu, si Teo itu umurnya udah hampir 30 thn masa masih aja ngelajang mama juga pengen cucu lagi biar rame." Jawab Mama.
"Mama kalau pengen cucu lagi Danu bisa kok yakan yanggg?" Jawab bang Danu sambil melirik istrinya.
"Heh!" Ucap mbak Alya menyikut suaminya.
"Udah udah ya Mama gamau debat lagi soal ini, siapa tau Teo sekarang kepincut kan jodoh gakan ada yang tahu." Ucap Mama sambil melangkah ke dapur.
Bang Danu, mbak Alya dan Lala hanya saling bertatapan. "Mama lo tuh La." Ucap Bang Danu.
"Itu Mama lo juga bang anjer!" Balas Lala.
Memang itu sifat bang Danu suka usil ke adik adiknya. Disebelah ruangan Teo secara tidak sengaja mendengar percakapan tersebut.
Hahh ada benarnya juga mama berkata seperti itu di umur 27 tahun ini aku masih melajang, wajar jika mama ingin punya cucu baru, padahal aku lebih suka opsi dari bang Danu yang siap memberikan cucu baru.
Apa kali ini aku mengalah aja ya? Kasian mama udah berusaha keras, tapi aku belum bisa melupakan Val apalagi dia datang kembali, sepertinya akan sulit.
Tringg
Notif pesan masuk. "Hai Teo, gimana tidurnya semalam nyenyak?"
Mimpi apa semalem tiba tiba Val mengirim pesan.
"Lumayaann, kamu sendiri?" Tanyaku.
"Yah aku agak sulik tidur sih." Balas Val.
"Loh kenapa?"
"Gak tahu tiba tiba kepikiran Teo aja." Loh loh ada apa ini ngga ada angin, enggak ada hujan juga.
"Haha kepikiran gimana?" Tanyaku sambil tersenyum.
"Yah gatau ah udah jangan nanya lagi maluu." Jawab Val.
Astagaaa gemas sekali makhluk satu ini. "Yauda iyaa enggak kan nanya lagi deh." Balasku sambil tersenyum.
BRAAKKK!
Suara benda jatuh, Teo refleks mencari El takutnya dia menjatuhkan sesuatu.
"Senyum senyum sendiri aja lo nyet, noh keponakan lo dari tadi manggil." Ucap bang Danu mengambil barang yang sengaja ia jatuhkan.
"Iya iya ngomel mulu udah tua asam urat lo kambuh nanti," Jawabku.
"Yeeh anak setan," Umpat bang Danu kesal.
"Lo kakaknya setan berarti." Jawabku dingin sambil menghampiri El, bang Danu hanya terdiam seakan akan termakan omongannya sendiri.
Waktu berlalu tak terasa malam pun datang dan teman mama juga datang. "Haii Li udah lama bangett ga ketemuuu.." Sapa teman Mama.
"Iii faaniiii kangen bangett sama bestieku satu nii." Jawab mama sambil memeluk teman semasa SMA nya, namanya Fania Paulina biasa dipanggil TanteFania.
"Fan gimana kabarnya?" Tanya mama.
"Yaa biasa Li gini gini aja, kamu sendiri gimana?"
"Semenjak di tinggal suami rumah agak sepi sih apalagi anak anak sibuk sama urusan nya masing masing."
"Gamau cari duda atau brondong aja Li, kamukan masih oke masih cantik body bohay." Suruh tante Fania menggoda Mama.
"Hush jangan ngarang aku cinta mati sama suami ku," Jawab Mama sambil memegang dada mirip seperti scane di Anime Attack Of Titan Sasageyoo!
"Yu masuk dlu yu!" Ajak Mama mengajak temannya masuk kedalam rumah.
"Eh Li siapa anak cakep ini?" Tanya tante Fania sambil menyubit El.
"Cucu saya anak pertama Danu, El salim dulu ke oma Fania," Ucap mama menyuruh El salim.
"Ih pinterr kamu yaa."
"Pinter lah siapa dulu oma nya."
"Yeeee dasar kamu."
"Halo tante.." Ucap bang Danu sambil salam.
"Haloo, ini siapa Li?" Tanya tante Fania.
"Ini Danu masa kamu lupa?" Jawab Mama.
"Astaga beda banget yaa, dulu pertama ketemu waktu masih kuliah, sekarang umur berapa?" Ucap tante Fania kaget melihat perubahan Bang Danu yang kaya beruk hehe.
"Umur 33." Jawab Bang Danu.
"Ohh gak kerasa yaa udah jadi bapa sekarang kamu," Ujarnya dan di waktu bersamaan Lala melewati ruang tengah.
"Lala sini nak kenalin temen deket mama waktu SMA," Panggil Mama.
"Halo tante!" Sapa Lala sambil salam.
"Ih Li ini Ma Copypastenya kamu waktu muda mirip banget."
Lala hanya senyum bingung mau merespon seperti apa. "Iyalah aku dari dulu memang cantik." Kata Mama sombong.
Dasar emak emak narsis terus.
"Lala abangmu satu lagi dimana?" Tanya mama menanyakan Teo.
"Di kamarnya Ma," Jawab Lala singkat.
"Coba panggil suruh kesini Mama mau kenalin ke temen Mama."
Tanpa berkata Lala langsung pergi menghampiri Teo. "Bang dipanggil mama tuh suruh kebawah." Teriak Lala didepan kamar Teo.
Hahh sudah saatnya menghadapi cocokologi perjodohan. "Iya nanti gua kebawah," Jawab Teo.
Teo berjalan menuju ruang tengah ada rasa bimbang di hatinya karena kasihan melihat mama yang terus bersikeras menjodohkan nya.
"Nah Fan ini anakku yang nomor dua." Ucap mama memperkenalkan.
Teo seketika salam dan memperkenalkan diri karena yang pernah bertemu beliau hanya Bang Danu sementara aku dan Lala belum pernah.
"Teo sudah punya pacar?" Tiba tiba saja Tante Fania langsung to the point menanyakan hal itu, aku dan Bang Danu hanya saling bertatapan.
"Belum." Jawabku singkat.
"Kamu mirip loh sama anak tante yang bungsu," Ucapnya.
Sudah kuduga akan terjadi cocokologi lagi, aku hanya tersenyum mendengar kata seperti itu sudah bosan, terakhir temen arisan mama yang ngomong seperti itu.
"Katanya mau dateng sama anakmu Fan?" Tanya Mama.
"Iya dia lagi dijalan gak bareng sama saya tadi, oh ya ngomong ngomong Teo kenapa kamu masih sendiri nak padahal kamu ganteng loh." Hahh lagi dan lagi menanyakan hal itu apa tidak tahu itu hal privasi?
"Saya masih sibuk sama urusan bisnis saya tan hehe." Jawabku singkat.
"Iyaa Teo ni Founder perusahaan Moving Star sekaligus CEOnya." Ucap Mama.
"Wahh hebat yaa, tante kira kamu nerusin perusahaan Papamu."
"Yang nerusin perusahaan mas Juna itu anak gua yang pertama Danu, dia lebih memilih mendirikan perusahaan sendiri katanya biar lebih bebas bekerja, kalau sama keluarga malah kaya terbatas pergerakannya." Jawab Mama menjelaskan.
"Ohh begituu yaa, Teo anak bungsu tante masih single loh umurnya masih 22 tahun nanti sama tante di kenalin ya." Ucap tante Fania.
'Ya terus apa hubungannya sama gua anjir?' Teo dalam hati.
"Oh seumuran Lala berarti." Sambung Mama.
Tringg, suara notid pesan masuk.
"Eh La anakku udah didepan katanya." Ucap Tante Fania.
"Suruh masuk aja bilang ke satpam gitu nanti langsung ke sini," Jawab Mama.
Tak berselang lama anaknya tante Fania datang diantar pak satpam.
"Selamat malam.." Ucapnya.
"Nahh La ini anak bungsu saya." Ucap tante Fania.
"Cantik yaa Fan kaya kamu." Jawab Mama.
Teo memperhatikan orang tersebut seperti pernah bertemu tapi dimana ya "loh anda yang waktu dicafe kan?" Tanya anaknya tante Fania.
"Oh jadi itu kamu, pantes saya ngerasa kaya pernah ketemu." Jawabku.
"Loh Teo kamu kenal sama anaknya Fania?" Tanya Mama.
"Wah sepertinya sudah pada kenal nih La." Kata Tante Fania.
"Iyaaa kalo gini jadi gampang," Jawab Mama.
"Teo mama mau jodohin kamu sama anaknya tante Fania yang ini." Jelas Mama
Semua terdiam, kecuali Mama dan Tante Fania.