webnovel

90th Days (Stockholm Syndrome)

"Aku mencintaimu, dan cukup katakan jika kau mencintaiku, maka aku akan ikut bersamamu kemanapun kau pergi, bahkan ke dasar neraka sekalipun aku akan turut bersamamu" _bbh_

soo_yong · อื่นๆ
เรตติ้งไม่พอ
13 Chs

Part 4

Warning! 21+ and Typo

I Always Serious about 'Warning' word

.

.

.

Baekhee terlihat nyaman berada di pelukan Chanyeol, keduanya duduk saling memeluk. Laki-laki itu sempat tersulut emosi dan menampar Baekhee sangat keras hingga sudut bibir gadis itu mengeluarkan darah. Tapi seketika Chanyeol sadar jika gadis itu tidak melakukan kesalahan apapun.

"Apa ini sakit?" Chanyeol mengusap luka di sudut bibir Baekhee dengan ibu jarinya.

"Sedikit" Baekhee terlihat meringis saat Chanyeol menyentuh lukanya.

"Oppa, apa kau sudah membersihkan diri?" Baekhee mendongak dan menatap wajah laki-laki itu.

"Apa aneh?" Chanyeol acuh tak acuh.

"Itu--semalam kan--" Baekhee mengingatkan laki-laki itu tentang kegiatan keduanya semalam tadi.

Chanyeol hanya tersenyum kecil saat gadis itu mengingatkan nya, laki-laki itu tidak lupa sama sekali, hanya saja dia sangat terburu-buru saat Irene menyebut nama Junmyeon.

"Temani aku membersihkan diri, aku berjanji tidak akan melakukanya" Chanyeol bangkit dan menarik tangan gadis itu.

"Tapi aku--" Baekhee bingung, tapi gadis itu hanya menurut saat laki-laki itu menariknya ke kamar mandi.

Baekhee tidak takut jika Chanyeol melakukan sesuatu padanya, hanya saja ini masih tengah hari.

"Oppahh~"

Baekhee terpaksa meloloskan desahanya saat Chanyeol terus saja menggoda kemaluanya dengan tangan besarnya, bahkan Chanyeol memainkan payudara Baekhee sejak awal.

Chanyeol menguasai tubuh gadis itu dari belakang, bahkan kejantananya sudah mengeras dan terasa mengganjal di bagian belakang tubuh Baekhee.

"Oppa, kau sudah berj--aahh~"

Baekhee semakin mendesah saat Chanyeol menyelipkan kejantananya di antara kedua pahanya hingga menyentuh kewanitaanya, semantara kedua tangan laki-laki itu masih bermain di tempat yang sama. Chanyeol mulai menggerakan pinggulnya dan merasakan kenikmatan yang sedikit berbeda jika laki-laki itu memasuki Baekhee.

"Oppa~"

"Aku tidak akan memasukimu sayang, cukup seperti ini aahhh~" Chanyeol merasakan hangat pada kejantananya saat bergesekan dengan kewanitaan gadis itu.

Chanyeol mangecup pundak Baekhee dan meninggalkan tanda di sana, itu bukan satu-satunya, bahkan punggung dan leher gadis itu penuh bercak merah karena perbuatan laki-laki itu.

"Apa kau menyukainya hmm?"

Baekhee hanya mengangguk menjawab pertanyaan Chanyeol, matanya terpejam menikmati permainan sex tidak biasanya. Keduanya bertahan seperti itu sampai keduanya orgasme, keduanya sama-sama menikmati walaupun Chnayeol tidak memasukan kejantananya.

"Kita pergi lain kali hmm?" Chanyeol menarik miliknya dari sela pangkal paha Baekhee dan membalik tubuh gadis itu.

"Memangnya Oppa akan mengajakku kemana?" Baekhee dengan nafas terengah-engah.

Chanyeol menyudahi kegiatan mengguyur tubuh mereka di bawah shower yang berakhir dengan desahan nikmat keduanya, mustahil bagi Chanyeol untuk tidak menjamah tubuh Baekhee, yang sudah membuatnya candu akhir-akhir ini, bagaimana tidak, sekilas tubuh Baekhee terlihat kecil, tapi ukuran payudara gadis itu bisa dikatakan terlalu besar untuk tubuh mungilnya, juga kulitnya yang putih mulus tanpa cacat, dan beruntunglah si brengsek itu yang menjadi laki-laki pertama yang menjamah tubuh indah Baekhee, bahkan gadis itu dengan suka rela menyerahkan tubuhnya.

Chanyeol mengangkat tubuh Baekhee dan mengeringkan tubuh gadis itu sebelum melilitkan handuk di pinggngnya sendiri.

"Oppa katakan, kau akan mengajaku kemana?" rengek gadis itu.

"Berkencan"  jawab Chanyeol singkat dan meninggalkan Baekhee yang mengangkat kedua sudut bibirnya, gadis itu terlihat senang dan berpikir jika laki-laki itu mulai melunak dan mengajaknya pergi keluar.

"Ayo kita pergi" Baekhee menyusul Chanyeol yang sudah mengenakan pakaian dan mengekori pergerakan laki-laki itu.

"Bukankah aku--"

"Sekarang ya"

Chanyeol memalingkan pandanganya dari gadis itu, bagaimana tidak, gadis itu memohon dengan wajah memelas seperti seekor anak anjing yang memohon untuk dipungut dan diadopsi.

"Pakai pakaianmu"

"Gomawo Oppa"

Gadis itu bersorak saat Chanyeol kembali berubah pikiran dan mau mengajaknya keluar.

.

.

.

Baekhee terlihat senang saat Chanyeol membawanya ke tempat yang sangat dia ingin kunjungi kelak saat dia mempunyai seorang kekasih. Bahkan Baekhee akan mengulang adegan drama dimana pemeran di dalamnya tengah berkencan di sebuah tempat dan menaiki beberapa wahana di tempat itu juga adegan dimana si laki-laki akan memakai hiasan kepala yang lucu dan membelikan permen kapas untuk kekasih ya. Taman Bermain, Chanyeol membawa gadis itu ke tempat yang tepat.

"Whoaa Oppa" mata Baekhee berbinar melihat wahana-wahana di taman bermain yang sedang beroprasi "...Oppa, apa tidak akan ada yang mengenali kita?"

Chanyeol menggeleng, laki-laki itu sangat yakin pada penyamaran keduanya, Chanyeol memakai kacamata dan membiarkan poni ikal nya menjuntai di dahinya, dan terlihat seperti seorang remaja. Juga Baekhee, gadis itu sudah memotong rambutnya, walaupun bukan atas perintah Chanyeol.

"Oppa ayo kita kesana" Baekhee menarik laki-laki itu untuk mengikutinya.

"Carrousel?" Chanyeol menautkan kedua alis matanya saat Baekhee mengajaknya menaiki wahanya itu.

"Ya, ayo Oppa" Baekhee memohon dengan wajah memelas.

"Itu permainan anak kecil" Chanyeol menggeleng, karena laki-laki itu menganggap itu terlalu kekanakan.

Tapi Baekhee terus menarik tubuh besar Chanyeol untuk turut mengantri di barisan untuk mendapatkan giliran untuk menaikinya.

"Hagsaeng, apa kalian membolos sekolah untuk berkencan?"

Penjaga laki-laki yang memeriksa di pintu masuk menuduh keduanya membolos sekolah. Apa masih pantas untuk Chanyeol dipanggil Hagsaeng di usianya yang menginjak 32tahun, walaupun Baekhee masih terlihat seperti siswa sekolah menengah.

"Mwo!? Hagsaeg? Ya! Ahjussi--"

"Kkaja Oppa" Baekhee menarik laki-laki itu yang terlihat kesal dengan paman penjaga wahana itu.

"Cih, anak jaman sekarang"

Chanyeol hanya menuruti apa yang Baekhee inginkah, laki-laki itu berjanji pada dirinya sendiri untuk menuruti apapun yang gadis itu inginkan.

Keduanya beralih dari wahana satu ke wahana lainya, dari yang paling klasik seperti carrousel dan yang paling ekstrim, Chanyeol hanya menuruti apa kehendak Baekhee, entah ada apa dengan laki-laki itu.

"Apa kau senang?" Chanyeol melirik gadis di sampingnya sekilas.

"Sangat, terimakasih Oppa"

Baekhee menganguk sembari memakan eskrim yang Chanyeol berikan, juga gula kapas yang dia titipkan pada Chanyeol. Wajah bahagia tidak bisa Baekhee sembunyikan sama sekali, bagaimana tidak, dia melakukan hal yang sangat ingin dia lakukan terlebih lagi bersama laki-laki yang dia cintai, cinta? Apakah semudah itu Baekhee jatuh cinta, apa kata-kata cinta yang sering dia teriakan pada laki-laki bernama Chanyeol itu benar adanya, apa selama ini gadis itu hanya merasakan euforia sesaat dan akan hilang begitu saja setelah dia bosan, apapun itu, Baekhee hanya menikmatinya saat ini.

Kadang Chanyeol berpikir, apakah mungkin seseorang dengan mudahnya jatuh cinta? Seperti yang Baekhee katakan padanya, apakah gadis itu hanya berlebihan menyikapi perasaan menyenangkan dan mengklaim bahwa perasaan itu adalah Cinta?. Chanyeol tidak mengerti, apa yang salah dengan gadis itu? Apa gadis itu selama ini tidak bahagia? Bukan tanpa alasan Chanyeol berpikir demikian, karena perhatian darinya membuat Baekhee terlihat sangat senang, dan bisa di katakan bahagia, walaupun hanya secuil yang laki-laki itu lakukan, semisal mengacak poni gadis itu. Entahlah, sebenarnya Chanyeol tidak terlalu perduli.

Chanyeol menghentikan langkahnya saat keduanya berada tidak jauh dari pintu keluar taman bermain.

"Hnn?" dahi Baekhee berkerut saat melihat Chanyeol Oppa nya berhenti tiba-tiba.

"Baek pulanglah, aku sudah memesan taksi untuk mengantarmu pulang, aku sudah mengaktifkan ponselmu kembali, jadi pulanglah"

"Oppa" 

Baekhee terkejut luar biasa saat Chanyeol mengatakanya begitu saja sambil menyerahkan ponsel gadis itu di tanganya. Baekhee tidak berpikir sejauh ini jika maksud Chanyeol mengajaknya bersenang-senang hanya untuk meninggalkanya di tempat ini. Oh ayolah, Baekhee bukan anak kecil yang nakal dan sengaja ditinggalkan oleh orang tuanya karena gadis itu sangat merepotkan. Apa maksud Chanyeol, apa yang ada di pikiran laki-laki brengsek itu.

'Maafkan aku harus meninggalkanmu di sini, masa depanmu masih panjang, bahkan mungkin lebih indah daripada harus terus terkurung bersamaku, berbahagialah Baek'

Chanyeol diam sesaat sebelum melangkahkan kaki jenjangnya menjauh dan meninggalkan gadis itu di belakang.

"Ini tidak benar" Baekhee tergugu sampai akhirnya tersadar "...Oppa!!!" teriaknya memanggil laki-laki brengsek itu, tapi Baekhee hanya melihat punggung laki-laki itu yang semakin menjauh dari pandanganya yang mulai mengabur, air mata menggenang begitu saja di pelupuk matanya.

"Oppa Saranghae!"

Teriakan Baekhee menghentikan langkah panjang Chanyeol, walaupun jaraknya sudah cukup jauh, telinganya masih mendengar teriakan pilu gadis itu yang lagi-lagi mengatakan jika dia mencintai Chanyeol.

Seharusnya gadis itu bisa mengejar Chanyeol, tapi pikiranya terlalu kalut, kakinya melemas dan tubuhnya merosot.

"Oppa aku mencintaimu!" Baekhee berteriak sekali lagi, tapi Chanyeol sudah tidak ada dalam jangkauanya, setega itu Chanyeol meninggalkan Baekhee di tempat umum "...aku mencintaimu! Aku mencintaimu! Aku mencintaimu! Aku--aku mencintaimu" Baekhee berteriak hingga suaranya melemah, tenggorokanya tercekat, tangisnya pecah sejak laki-laki itu hilang dari jangkauan matanya.

Baekhee terlihat seperti anak kucing yang dibuang pemiliknya, dia masih berjongkok di tempatnya dan menelungkupkan wajahnya untuk menutupi tangisnya, tentu saja gadis itu menjadi pusat perhatian orang yang ada di tempat itu, semuanya menatap aneh dan mengiba pada gadis mungil itu.

"Ahgassi"

Baekhee merasakan seseorang menyentuh bahunya, Baekhee melihat sorang wanita asing berdiri di hadapanya. 

"Oppa~Oppa" Baekhee terisak, tangisnya terdengar pilu dan terus saja menggumamkan laki-laki brengsek itu.

"Ahgassi apa 'Oppa' itu kekasihmu?" wanita itu membantu Baekhee berdiri dan mengusap punggung gadis itu untuk menenangkanya.

"Ahjumma, dia pergi hiks~" Baekhee kembali menangis walaupun suaranya sudah parau dan melamah, entah berapa lama gadis itu menangis.

"Laki-laki itu memperhatikanmu sejak tadi" Wanita itu menunjuk seorang laki-laki bertubuh tinggi memakai kacamata yang melihat datar ke tempat Baekhee dan wanita itu berada. Chanyeol tidak benar-benar pergi, laki-laki itu melihat Baekhee dari kejauhan.

"Oppa!"

Baekhee berlari begitu saja ke arah laki-laki itu berdiri, gadis itu meninggalkan wanita itu yang hanya menggelengkan kepala melihat gadis itu berlari, wanita itu memakluminya dan pergi dari tempat itu.

"Kkajima!!!" 

Baekhee menarik pakaian Chanyeol, bagaimana tidak, laki-laki itu berbalik hendak melangkah saat Baekhee hanya berjarak beberapa langkah dri tempatnya berdiri.

'Hahh sekacau itukah Baek? aku bukan siapa-siapamu' Chanyeol memejamkan matanya sesaat.

"Aku sudah mengatakan jangan mendorongku menjauh, karena aku bisa gila, tapi jika kau meninggalkanku di sini, lebih baik aku mati" Baekhee masih memegang  baju laki-laki itu.

'Greb'

Baekhee memeluk tubuh Chanyeol belakang erat dan membuat laki-laki itu tidak bisa berkutik selain menerima apapun yang gadis itu lakukan.

"Saranghae Oppa" Baekhee lirih, airmata gadis itu mudah sekali luruh hanya karena laki-laki brengsek bernama Park Chanyeol "...saranghae--"

"Baek"

"Saranghae Oppa, saranghae, saranghae"

.

.

.

47 Hari Lalu

10 Hari berlalu setelah kejadian di taman bermain itu Chanyeol tidak bisa berpikir jernih sama sekali, pikiranya hanya tertuju pada gadis mungil yang selalu mencari kehangatan pada tubuhnya setiap malamnya. Apapun yang Chanyeol lakukan selalu saja membuat gadis itu tersenyum. Andai Baekhee tahu jika detakan jantung Chanyeol tidak lagi normal saat dirinya tersenyum, andai saja gadis itu tahu setiap rengekan gadis itu selalu membuatnya gemas, andai saja gadis itu tahu jika Chanyeol saat ini tidak ingin berpisah barang sedikit pun dengan gadis itu, andai saja Baekhee tahu.

"Oppa" 

"Hn?"

sang gadis membuka suara steleh terdiam cukup lama, kegiatan beradu desahan sudah berlalu hampir 2 jam lalu, keduanya sudah membersihkan diri, hanya saja keduanya masih betah berpelukan dengan tubuh telanjang, ini hangat dan nyaman.

"Kau tahu, saat kau meninggalkan ku di taman bermain, aku merasa duniaku akan hancur"

"Kau berlebihan" 

Chanyeol memejamkan matanya, laki-laki itu tidak tidur, hanya saja dia sangat menikmati saat seperti ini.

"Ya, mungkin" Baekhee sadar diri" ...tapi orang-orang tidak pernah tahu rasanya menjadi aku, menjadi seorang Byun Baekhee"

Chanyeol membuka matanya dan menunduk untuk melihat wajah gadis yang sedang dia peluk, wajah gadis itu tidak bisa terdefinisi, entah ekspresi macam apa yang gadis itu tunjukan.

"Teman-temanku mengatakan jika aku adalah pembawa suasana" Baekhee menghela nafas sejanak "...suasana akan sangat ramai dan mengasyikan jika aku ada di antara mereka, mereka mengatakan jika aku penebar kebahagiaan, aku gadis yang baik, cerdas dan menyenangkan, ya setidaknya hal itu yang mereka katakan tentangku"

"Bagus, berarti kau banyak di cintai oleh orang di sekitarmu" Chanyeol mengusap punggung polos Baekhee.

"Tapi ada hal yang selalu membuatku ragu, apakah aku benar-benar dicintai orang-orang sekitar, dan entah kenapa, aku merasa mereka hanya memanfaatkanku dan mendekat saat mereka butuh"

"..."

Chanyeol menautkan kedua alis matanya, ini di luat dugaan, apa pembicaraan kali ini akan semakin sensitif dan dalam, pikir Chanyeol, tapi laki-laki itu tetap tenang dan berusaha menjadi pendengar yang baik tanpa banyak menginterupsi gadis itu.

"Bahkan kedua orang tuaku hanya pulang saat mereka ingin, keluarga kami bukan keluarga konglomerat, tapi kami cukup kaya, aku tidak kekurangan dalam hal materi, tapi hanya untuk makan malam bersama saja, kami tidak pernah sempat, walaupun begitu aku tetap menyayangi orang tuaku"

Chanyeol tidak tahu apa yang harus dia katakan, ini benar-benar di luar dugaan. Lagi-lagi laki-laki itu hanya bisa menenangkan gadis itu dengan mengusap punggug dan sesekali menepuk pelan.

"Apa kau tidak punya kekasih?" Chanyeol mengalihkan

"Tidak ada laki-laki yang tulus menyayangiku, entahlah apa salahku"  nada bicaranya terdengar getir "...beberapa kali aku berkencan dengan laki-laki, tapi mereka hanya menginginkan beberapa hal dariku"

"Kau cantik, dan manis, dan kau mengatakan jika kau baik, lalu apa lagi yang mereka inginkan?" Chanyeol mengingatkan Baekhee dengan penilaian orang tentang dirinya.

"Mereka hanya memanfaatkanku untuk mendapatkan uangku, dan menguras dompetku" Baekhee terdengar nelangsa.

"Kenapa kau bodoh" Cahanyeol terdengar geram.

"Entahlah, aku begitu posesif saat menyukai seseorang dan aku akan dibutakan perasaan, jadi jika hanya masalah uang, aku tidak keberatan memberikanya" Baekhee memang naif "...suatu hari aku, berkencan dengan teman semasa sekolah menengah, tapi kemudian dia pindah ke luar negeri"

"Putus?"

Chanyeol menginterupsi, mungkin pensaran, ya hanya itu.

"Tidak, kami menjalani hubungan jarak jauh, dan kau tahu? dia sering memintaku melakukan phone sex"

"Lalu, kau mau melakukanya?" Lagi-lagi Chanyeol dibuat geram dengan perkataan Baekhee. Entahlah Chanyeol hanya berpikir jika Baekhee benar-benar bodoh dan ceroboh.

"Aku tidak ada pilihan lain, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan dia memintaku untuk mendesah dan memainkan alat kelaminku sendiri"

"Dan kau melakukanya begitu saja? gadis bodoh!" Chanyeol menghakimi.

"Tidak Oppa, aku hanya mengeluarkan suara yang dia inginkan, tapi saat dia memintanya untuk yang kedua kalinya, aku langsung memutuskan hubungan kami, aku tidak suka seperti itu"

Baekhee begitu jujur dan polos, oh astaga, apa yang sudah Chanyeol lakukan pada gadis se suci Baekhee.

"Lalu kenapa kau mengajaku bercinta dengan gampangnya? kau tahu jika laki-laki itu--"

"Kau seksi Oppa, kau berbeda dengan laki-laki lain" Baekhee menangkup pipi Chanyeol dan membelainya lembut.

"Apa bedanya, laki-laki lain juga mempunyai alat kelamin yang sama seperti milikku, jika memang dia benar laki-laki " Chanyeol tidak tahu lagi apa yang harus dia katakan.

Dan perkataanya mengundang tawa gadis itu, dia memang polos, setidaknya sebelum mengenal Chanyeol, tapi Baekhee tidak sebodoh itu jika Chanyeol tahu.

"Aku yakin padamu, aku yakin jika kelak kau akan membahagiakan aku di sepanjang usiaku, menyayangiku seperti tidak ada manusia lain di dunia ini yang layak kau sayangi selain aku, melindungiku seperti aku adalah milikmu yang paling berharga"

Entah itu rayuan atau kejujuran, tapi kalimat yang gadis itu katakan berhasil membuat bantalan pipi Chanyeol menebal dan mungkin menyemukan warna kemerahan di wajah laki-laki itu.

"Kau terlalu percaya diri nona, bahkan aku--"

"Saranghae Oppa" lagi-lagi kalimat itu yang berhasil menghentikan Chanyeol "...sebut aku gila, dan itu benar adanya, karena aku gila karenamu"

Keduanya saling menatap, kedua iris matanya beradu pandang, oh ayolah ini membuat laki-laki brengsek seperti Park Chanyeol seperti kehilangam jati dirinya sebagai laki-laki keji.

'Ctak!'

"Oppa!"

Spontan Baekhee memegang dahinya yang di sentil oleh jari Chanyeol, laki-laki itu tidak bermaksud menyakiti Baekhee, hanya saja ia terlalu malu diperlakukan semanis ini oleh seorang gadis.

"Kau terlalu banyak menonton drama gadis kecil"

Chanyeol bangkit dan mulai memakai pakaianya, laki-laki itu menyunggingkan senyum diam-diam.

'Sesuatu memang terjadi padaku setelah kehadiranmu gadis nakal, kau menjungkir balikan perasaanku, dan apa yang kau katakan tentangku tidak sepenuhnya salah'

"Kau mau kemana?" Baekhee bangkit mengikuti langkah Chanyeol dengan tubuh telanjangnya.

Chanyeol yang menyadarinya segera mengambil kemejanya dan memakaikan kemeja itu ke tubuh pos Baekhee.

"Aroma Oppa tertinggal di sini" Baekhee menghirup baju yang Chanyeol pakaikan ke tubuh mungilnya.

"Ah, apa kau membuang ponselmu di taman bermain itu?" Chanyeol menanyakan perihal ponsel milik gadis itu yang nyatanya sudah hilang entah kemana saat gadis itu berlari mengejar 'Oppa' nya itu.

"Itu--aku" Baekhee menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tunggu aku pulang"

Chanyeol sembari merapihkan lagi pakaian yang dia pakai.

"Aku mau kemana, aku ik--"

"Hanya tunggu aku" Chanyeol melarang keras gadis itu mengikutinya.

'Chuu'

Chanyeol mengecup singkat bibir Baekhee sebelum tubuhnya menghilang di balik pintu.

.

.

.

Tbc

Tbc sampe hari ke 90, oke

Sekarang sudah ada di hari ke 40, sisa 50 hari lagi, oke.

Yang nunggu End, sabar ya.

Jangan lupa Voment ya.