webnovel

90th Days (Stockholm Syndrome)

"Aku mencintaimu, dan cukup katakan jika kau mencintaiku, maka aku akan ikut bersamamu kemanapun kau pergi, bahkan ke dasar neraka sekalipun aku akan turut bersamamu" _bbh_

soo_yong · อื่นๆ
เรตติ้งไม่พอ
13 Chs

Part 10

Warning

NC! 21+!

Typo Alert!

.

.

.

Baekhee hampir tidak bisa bernafas saat Chanyeol terus saja bermain-main di kewanitaanya, Baekhee menjerit dan bergerak gelisah saat jari-jari besar Chanyeol mengoyak miliknya. Itu nikmat luar biasa, tapi itu sangat menyiksa, Baekhee meminta lebih dari sekedar permainan tangan saja. Keduanya sama-sama telanjang, tapi Chanyeol ingin bermain-main dengan gadis nya lebih dulu.

"Oppa hentikaaakhh~"

Baekhee mendesah dan bergerak tidak beraturan. Wanita itu tidak bisa menghentikan perlakuan Chanyeol karena kedua tanganya ditahan oleh pria itu.

"Ini akibatnya kau memukul--"

"Arghh~Baekhee!" Baekhee berhasil mloloskan sebelah tanganya dan meremas daerah selangkangan Chanyeol yang sebenarnya sudah mengeras "...Kau benar-benar nakal"

"Aakhh~nghh~" Baekhee melenguh saat cairan orgasme nya kembali mengalir, ini ketiga kalinya, kakinya lemas luar biasa. Chanyeol mengerjainya, laki-laki itu benar-benar merindukan gadisnya yang dulu rela disetubuhi hampir setiap malamnya.

"Kau pendendam" Baekhee mengusap wajah Chanyeol yang sekarang berbaring di sampingnya.

"Tapi kau suka caraku balas dendam bukan?" Chanyeol menggeser tubuh Baekhee agar membelakanginya, Chanyeol mengecup pundak Baekhee berkali-kali.

"Sayangnya iya" Baekhee tertawa.

Seteleh diam beberapa saat, Chanyeol menarik bahu Baekhyun dan membuat nya terlentang, Chanyeol merangkak di atas tubuh Baekhee dan mengungkungnya.

"Baek" Chanyeol mulai mencumbu gadisnya "...apa kau begitu menyukaiku?"

"Aku menyukaimu sangat, aku menyukai semua yang ada pada dirimu Oppa" Baekhee memeluk leher pria itu saat merasakan pria itu menggesek-gesekan kejantananya di bagian luar lubangnya yang sudah basah.

Baekhee begitu pasrah saat Chanyeol memasukinya, ini bukan pertama kalinya, tapi ini rasanya berbeda, entah perasaan apa yang menjalari sekujur tubuh Baekhee, yang pasti ini luar biasa. Baekhee terus saja meracau saat Chanyeol menggerakan pinggulnya dengan tempo cepat dan bergerak tidak biasa.

Chanyeol terkadang memutar miliknya di dalam, itu luar biasa saat Baekhee menggerakan pinggulnya ke arah berlawanan membuat miliknya dan kejantanan pria itu beradu dengan keras.

"Akhh~Oppa~"

Baekhee merasakan miliknya mulai mengetat, Baekhee memejamkan matanya erat.

Chanyeol meraih jemari Baekhee dan menangkupkan ke wajahnya, pria itu mengecupi jemari lentik Baekhee, mengulumnya satu persatu, hal itu memberikan sensasi tersendiri bagi Baekhee. Bakhee sempat terkejut saat sebuah benda seperti logam tersemat di jarinya saat Chanyeol melumat jari manisnya.

"Baekh~"

Chanyeol tersenyum saat melihat wajah terkejut wanita yang ada di bawahnya.

"Nghh~Oppa, ini?"

Baekhee melihatnya dengan jelas, jari-jari basahnya, juga sebuah cincin yang sudah tersemat di jari manisnya.  Tanpa Baekhee sadari, Chanyeol menyematkan cincin itu saat jemarinya bermain di mulut pria itu. Entah dari mana asalnya, yang pasti Baekhee tidak menyadarinya, wanita itu terlalu berfokus pada kenikmatan yang dia rasakan di bawah sana.

"Menikahlah denganku"

"Nghhh~akuhh~" Baekhee memejamkan matanya saat miliknya mulai berkedut dan mengeluarkan cairan orgasmenya "...akhh"

"Aku tidak mendengarnya sayang" Chanyeol menggodanya saat Baekhee sedang orgasme.

Chanyeol terprovokasi, kedutan yang memijat miliknya membuat pria itu menggerakan pinggulnya semakin cepat, dan segera menyusul wanitanya.

"Aakhh~aku--aku mau mhhh~ Oppa~"

"Arghh akhh~" Tepat setelah Baekhee mengatakanya, Chanyeol menghentakan miliknya dalam-dalam dan menyemburkan cairan orgasmenya ke dalam rahim Baekhee.

"Aku mau, ayo kita menikah" 

Keduanya tertawa, ini memang tidak biasa, lamaran yang unik dan nikmat, wanita itu menyukainya, sangat. Chanyeol merebahkan tubuhnya di samping Baekhee, pria itu ikut tertawa, ini sama sekali bukan seperti dirinya, melakukan sesuatu yang terlihat manis, entah darimana ide melamar sembari meniduri wanitanya tergagas, yang pasti hal itu memberikan kesan yang tidak bisa dilupakan. Usia keduanya sudah cukup matang tapi, percintaan ini masih terasa begitu indah dan membuat jantung keduanya berpacu.

"Giliranku Oppa"

Baekhee merangkak di atas tubuh Chanyeol dan mulai menggoda milik pria itu yang sudah setengah terbangun.

"As your wish--arrghhh!" Baekhee mengurut dan menariknya dengan keras hingga pria itu menggeram.

"Kau berada dalam kendaliku sayang"

Chanyeol hanya tertawa melihat gadis mesumnya menaikinya dan menggerakan pinggulnya naik turun, gadisnya berubah menjadi wanita dewasa yang semakin cantik dan dewasa.

"Lakukan apapun padaku, aku dalam kuasamu sayang"

.

.

.

Keduanya menggila semalaman, keduanya masih saling menggoda sampai menjelang pagi. Keduanya bercerita tentang hal-hal yang mereka lewatkan selama beberapa tahun belakangan hingga tertidur saat waktu menjelang pagi.

Tapi Chanyeol terpaksa membuka matanya saat Baekhee menggodanya dan membangunkan sesuatu yang wanita itu klaim sebagai miliknya, hingga berakhir dengan Chanyeol menghentaknya dengan keras sepagi ini.

Baekhee dengan senang hati menerimanya, wanita itu tidak hentinya meracau saat Chanyeol menghentaknya tanpa ampun, keduanya beradu desahan hingga matahari merangkak naik.

"Oppa~aku mohon ahhh~" Tubuh nya terhentak keras, tapi Baekhee menyukainya.

"Ini akibatnya jika pagi-pagi kau sudah menggodaku Baekhh Aahhh~"

"Anghh~" Baekhee melenguh. Wanita itu tidak mau kalah, Baekhee menggerakan pinggulnya berlawanan, membuat Chanyeol memejamkan matanya saat merasakan kenikmatan yang menjalar ke sekujur tubunya.

"Kau benar-benar Baekh~akhh~" Chanyeol menggeleng, pria itu tidak habis pikir dengan Baekhee "...kau semakin liar sayang"  Chanyeol sembari meremas dada Baekhee.

"Lebih cephh~akhh~"

"Tahan sebentar sayanghh~" Chanyeol merasakan milik Baekhee semakin mengetat, kejantananya terasa diperat di dalam sana.

"Akhh~Oppa~"

Baekhee mendesah panjang saat merasakan miliknya mengetat dan berkedut teratur.

Chanyeol merasakan seluruh rambut di tubuhnya berdiri saat merasakan kejantananya seperti terhisap masuk dan terpaksa memuntahkan cairan orgasmenya kedalam.

"Arrghh! Akhh~" Chanyeol menyusul wanitanya.

Chanyeol merebahkan tubuhnya di samping Baekhee setelah melepas miliknya, tubuhnya terasa lemas, Chanyeol merasa jika spermanya habis terkuras karena kegiatanya semalam dan pagi ini.

"Oppa" Baekhee dengan nafas terengah-engah.

"Hmm?"

Chanyeol menarik selimut dan menutupi tubuh keduanya, pria itu merengkuh tubuh telanjang Baekhee kedalam pelukanya.

"Terimakasih sudah kembali" Baekhee menangkup wajah prianya dan mencuri satu kecupan di bibir Chanyeol.

"Terimakasih sudah percaya pada penjahat ini" Chanyeol melakukan hal yang sama, alih-alih berciuman.

"Mungkin kau memang penjahat di luaran sana. Tapi aku tidak perduli, bagiku kau hanya laki-laki seksi dan menggairahkan, yang sialnya sudah membuatku tergila-gila" Baekhee membelai pipi pria itu dengan lembut.

Baekhee tidak tahu, bagaimana bisa dirinya bisa tergila-gila pada pria itu, sejak dulu hingga sekarang, perasaanya tidak berubah sedikitpun. Bahkan Baekhee rela menderita dan menunggu dalam ketidak pastian selama bertahun-tahun hanya demi Chanyeol, pria yang menculiknya tanpa sengaja 6 tahun lalu.

"Baek"

"Hm?"

"Maafkan aku" Chanyeol mengecup dahi Baekhee.

"Aku selalu memaafkanmu, apapun kesalahanmu. Asal jangan mencoba menyentuh wanita lain selain aku, aku tidak mau berbagi sedikitpun"

"Gadis mesum yang possesif" Chanyeol hanya tersenyum mendengarnya, wanita itu tidak berubah sedikitpun.

"Itu semua karenamu"

Baekhee mengecup bibir Chanyeol berkali-kali, itu menyenangkan ketimbang berciuman.

"Ayo kita mandi, ini sudah siang, aku ingin bertemu jagoanku"

Chanyeol bangkit saat Baekhee melepaskan tangan dari wajahnya.

"Jagoan?" Baekhee seraya berpikir.

"Jackson"

"Astaga! Aku lupa, dia pasti menangis, Oppa ayo!"

Baekhee bangkit dan berlari tanpa menunggu Chanyeol, bagaimana bisa dia melupakan putra kesayanganya.

Setelah membersihkan diri, Baekhee dan Chanyeol bergegas kembali ke rumah keluarga Byun. Suasana rumah sudah sepi, mengingat hanya 4 orang yang tinggal di rumah itu, walaupun ada beberapa maid, tapi mereka akan sibuk dengan tugas masing-masing.

"Nona, kau sudah pulang"

Seorang maid menyambut kedatangan Baekhee dan Chanyeol.

"Dimana Jackson?" Baekhee terus berjalan dengan Chanyeol turut di belakangnya.

"Nyonya Kim sedang membujuknya untuk ke sekolah" Baekhee berhenti sejenak saat mendengar jawaban maid yang juga mengikutinya.

"Ah baiklah"

Maid itu undur diri setelah mengatakan itu pada Nona muda nya. Baekhee berlari ke kamar Jackson. Ini salahnya, dia lupa diri dan tidak kembali semalam.

"Bodoh!" Baekhee memukul kepalanya sendiri.

Baekhee membuka pintu kamar anak laki-lakinya. Baekhee bisa bernafas lega saat melihat Jackson tidak menangis.

"Jack!" panggil Baekhee sambil berjalan mendekati Taeyeon yang bangkit dari duduknya.

Jackson hanya diam dan menunduk membelakangi orang dewasa yang berada di kamar itu.

"Baek, pergi kemana saja kau Nak?" Taeyeon mengusap lengan anaknya, wanita itu melirik sekilas pada Chanyeol yang hanya berdiri di belakang Baekhee.

Chanyeol sedikit membungkuk untuk menyapa wanita yang sudah melahirkan kekasihnya itu. Taeyeon hanya tersenyum dan mengangguk untuk membalas sapaan pria yang membawa kabur anak semata wayangya hingga tidak kembali semalaman.

"Maaf Eomma" lirih Baekhee.

"Ya sudah, Jackson tidak mau bicara, dan tidak mau ke sekolah" Taeyeon sambil menelisik tubuh anaknya, wanita itu sempat melihat bercak kemerahan di leher mulus Baekhee.

Entahlah, Taeyeon tidak mau meikirkan hal macam-macam pada putrinya dan pria yang masih berdiri tampan di belakang anaknya.

"Maaf Eomma, biar aku yang bicara denganya"

"Baiklah, Eomma harus pergi sekarang, Eomma harus datang ke salah satu cabang kita" Taeyeon mengusap lengan dan pipi Baekhee sebelum meninggalkan kamar cucunya.

"Ya Eomma"

Baekhee berjalan mendekati tempat tidur Jackson, anak laki-laki itu tiba-tiba membaringkan tubuhnya dan membelakangi Baekhee. Jackson tidak sedikitpun melirik ke arah Baekhee sejak wanita itu masuk ke kamarnya.

"Hei sayang" Baekhee menyentuh pundak anak laki-lakinya "...kau marah, hm?" Baekhee mengecup pelipis putranya.

"Jack benci Mama!" Jackson dengan suara tercekat, anak itu hampir menangis "...Jack tidak mau Mama dengan pria itu! Jack mau Papa, bukan yang lain!" Jackson membenamkan wajahnya ke dalam bantal yang dia peluk.

"Sayang, dengarkan Mama dulu hmm?" Baekhee meraih pundak anaknya.

"Jack tidak mau! Jack hanya mau Mama dengan Papa, Jack benci Harabeoji! Jack benci!" Jackson histeris.

Baekhee hanya diam, wanita itu menyadari satu hal jika saat ini Jackson tengah memegangai foto lamanya bersama Chanyeol. Jackson merindukan Papa-nya.

Chanyeol mendekat, pria itu hanya diam sejak memasuki kamar putranya, pria itu bingung apa yang harus dia lakukan, cara apa yang akan dia lakukan untuk mendekati putranya yang belum pernah dia lihat.

"Apa Jack benci dengan Papa juga?" Chanyeol dengan suara rendah, pria itu duduk di tepi ranjang tepat di belakang punggung Jackson.

"Oppa" Baekhee menatap wajah kekasihnya. Keduanya duduk berhadapan.

"Ahjussi pergi saja! Jack tidak butuh orang lain! Jack mau Papa!" Jackson semakin menjadi, anak itu berteriak masih membelakangi keduanya.

"Jackson, kau tidak sopan!" Baekhee dengan suara meninggi.

"Apa dia selalu seperti itu?" Chanyeol menyentuh tangan Baekhee agar wanita itu tidak tersulut emosi.

"Haah, dia akan seperti ini jika Appa mulai bertingkah" Baekhee hanya menggeleng.

"Hei jagoan, kau hanya mau memandangi foto Papa saja?" Chanyeol menjeda kalimatnya "...apa Jack tidak mau bertemu Papa hmm?"

Chanyeol tertegun setelah mengatakanya. Jackson tidak bergeming, anak itu masih membelakanginya tanpa minat sedikitpun untuk berbalik.

"Ini Papa sayang" Chanyeol belum menyerah.

"Papa?"

Suasana kamar itu hening seketika, baik Chanyeol maupun Baekhee hanya menunggu reaksi Jackson.

"Ya, ini Papa" Chanyeol menepuk dadanya saat Jackson mau berbalik dan menatapnya.

Jackson bangkit, anak laki-laki itu melirik sekilas pada foto yang dia pegang dan menatap Chanyeol tanpa berkedip.

Chanyeol tersenyum lebar saat menatap anak laki-laki yang wajahnya sangat mirip denganya, putranya, darah daginya. Chanyeol merentangkan kedua lenganya menyambut tubuh mungil Jackson yang menghambur ke pelukanya.

Baekhee hampir menangis melihatnya, akhirnya Baekhee menepati janjinya, Baekhee tidak akan memberi harapan tidak pasti lagi pada Jackson.

"Kenapa Papa baru datang sekarang? Jack benci mereka! Jack benci Harabeoji! Mereka juga mengejekku karena tidak punya Papa" Jackson menangis dan mengadu pada Papanya.

"Siapa yang mengejek Jagoan Papa hm?" Chanyeol tidak bisa menahan haru, pria itu meneteskan airmatanya, Chanyeol tidak menangis, hanya saja dia merasakan kebahagiaan yang teramat sangat hingga air matanya jatuh begitu saja.

"Teman-temanku di sekolah" Jackson melepaskan pelukanya dan menatap wajah Chanyeol memelas.

"Mereka bukan teman Jackson kalau begitu" Chanyeol meyeka air mata di pipi Jackson "...karena kalau mereka teman, mereka tidak akan mengejek Jack" Chanyeol mengatakanya dengan tegas.

"Papa tidak akan pergi lagi bukan? Papa akan tinggal bersama Jack dan Mama, iya kan?" Jackson menggoyangkan lengan Chanyeol dan memohon dengan wajah memelas.

"Papa janji, Papa tidak akan meninggalkan Jack lagi, kita akan tinggal bersama hmm?" Chanyeol memeluk buah hatinya lagi dan sesekali mengecup kepala Jackson

"Ayo kita berangkat, Jack mau ke sekolah, Jack mau menujukan jika Jack punya Papa yang tampan" Jackson turun dari tempat tidur dan menarik tangan Chanyeol agar mengikutinya.

"Tapi ini sudah terlambat jika pergi ke sekolah sayang" Baekhee mengusap kepala Jackson yang berdiri di hadapanya dan Chanyeol.

"Padahal aku ingin memamerkan Papa pada teman-temanku" Jackson terdengar kecewa, anak itu menundukan kepalanya.

"Besok kita melakukanya hmm?" Chanyeol mengacak poni Jackson.

"Benarkah?" Jackson dengan binar di matanya.

"Tentu"

Jackson kembali mengambur ke pelukan Chanyeol. Bahagianya sangat sederhana, Jackson bahagia jika bisa berkumpul dengan kedua orang tuanya. Dan saat ini doa-doanya pada Tuhan diwujudkan. Papa-nya datang menepati janji untuk menjempunya dan Mama-nya.

"Mama"

Jackson melepaskan pelukanya pada Chanyeol dan mengalihkan perhatian pada Baekhee.

"Ya sayang, kenapa hmm?" Jackson mendekati Baekhee yang memang duduk di sebelah Chanyeol.

"Mama lehermu kenapa? Apa mama sakit?, Mama jangan sakit"

Kedua orang dewasa itu terlihat panik, saat Jackson menyadari tanda merah di leher Baekhee.

"Jack, ini--"

"Mama di gigit nyamuk sayang, ya itu" Chanyeol menyela.

"Papa tahu?" Jackson menatap Chanyeol dengan tatapan menuntut penjelasan.

"Ya Papa yang mengusir nyamuk itu dari leher Mama" Chanyeol hanya bisa mengangguk seperti orang bodoh.

.

.

.

Tbc