webnovel

3 Times

Pertemuan kita selalu di hiasai oleh senyuman. Aku selalu menatapmu dibawah pohon sakura yang bermekaran indah. Aku belum sempat bertanya kepadamu tentang perasaanmu saat kita bersama, namun jika aku menanyakannya saat ini apa kau akan memberikan jawabannya padaku? Jika aku tidak melewati garis yang memisahkan kita ini, apa kau akan melewatinya untukku? Atau, apa kau membalikkan badanmu dan berjalan meninggalkanku?

Tarin_Swan · วัยรุ่น
Not enough ratings
30 Chs

CHAPTER 23:MENJAGA

Aku pun semakin berusaha keras setiap harinya untuk memenuhi janjiku pada Yi Ahn hari itu. Masa terakhir sekolahku pun terasa semakin menyiksa karena janji konyol yang ku buat, di tambah lagi Yi Ahn semakin di sibukkan dengan dunia kuliahnya yang membuat waktunya untukku hampir tidak ada. Tidak ada main – main lagi dalam pikiranku, setelah pulang sekolah aku langsung dokseosil(1) dan kembali membuka buku pelajaranku hingga larut malam. Jika kalian bertanya apa itu melelahkan? Tentu saja! Aku benar – benar lelah sampai aku ingin menyerah saja rasanya, namun ketika aku menangis dan ingin menyerah, janji itu selalu kembali teringat di kepalaku dan membuatku tidak bisa melakukan apa – apa selain kembali berjuang untuk menepatinya. Aku terjebak.

Ponselku bergetar panjang dan membuatku terbangun kaget dari tidurku, aku memijat kecil keningku sambil menggelengkan kepalaku berusaha menyadarkan diriku, saat aku membuka mata dan melihat ke sekeliling, mataku langsung melebar kaget. Aku langsung mengecek ponselku dan melihat waktu yang menunjukkan pukul 22.47 malam, aku membuka mulutku hampa kaget dan membereskan barangku secepat mungkin untuk mengejar bus malam yang menuju ke rumahku, jika aku ketinggalan aku harus menunggu tidak tahu berapa lama lagi sampai bus dengan tujuan yang sama datang lagi. Aku berlari sekuat tenagaku berusaha sampai ke halte secepat mungkin, namun aku terlambat. Bus yang harusnya ku naiki telah menutup pintunya dan pergi jauh dari halte saat aku menginjakkan kakiku di depan halte. Aku pun menunduk lemas sambil mengatur nafasku setelah berlari jauh, ponseku kembali bergetar panjang dan tanpa melihat ke layar aku mengangkat telfon yang masuk itu berfikir bahwa eomma sudah cemas menungguku pulang

"hallo..." sapaku sambil berusaha mengatur nafas

"hey, Yoo So Eun, kau dari mana saja? Kenapa tidak memberi kabar? Gwaenchanha?"

Pertanyaan bertubi – tubi itu langsung menghajar telingaku cepat aku pun menegakkan badanku "ahh... tamatlah riwayatku" keluhku singkat dan duduk di kursi Halte lesu. Yi Ahn yang mendengar keluhanku itu menjadi panik dan kembali membuka mulutnya

"wae? dimana kau sekarang?" tanyanya.

Aku menghembuskan nafas kecil "Halte Bus.." jawabku lesu

"Halte Bus itu banyak di seluruh kota ini, Halte Bus mana yang kau maksud?" tekannya sedikit kesal.

Aku tertawa kecil mendengarnya kesal padaku, namun aku sudah tidak punya tenaga untuk bergurau atau berdebat, aku pun memberi tahunya dimana aku berada dan ia pun langsung membuka mulutnya cepat

"baiklah" jawabnya ambigu lalu menutup telfonnya begitu saja.

Aku memiringkan kepalaku bingung menatap ponselku lalu menaikkan bahuku menunggu bus selanjutnya datang. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang mendekat cepat, membuatku merasa waspada akan langkah yang mendekat itu. Aku mencengkram tasku erat dengan kedua tangan di depan dadaku berusaha melindungi diri, tiba – tiba sosok Yi Ahn berdiri di depanku, membuatku menghembuskan nafas lega dan menurunkan tanganku lemas. Aku memeluk tasku erat – erat dan Yi Ahn pun duduk di sampingku menghembuskan nafas lega

"ahh... nollajanha(2)!" omelku kesal

"nollajanha" timpal Yi Ahn mengikuti nada suaraku, "kau lebih membuatku kaget, apa yang terjadi hingga kau berakhir seperti ini?" tanyanya.

Aku mencibirkan bibirku kesal bercampur malu akan kejadian hari ini "aku tertidur di dokseosil" ungkapku malu, Yi Ahn mendaratkan tangannya ke atas kepalaku dan mengoyang kecil kepalaku. Ia menghembuskan nafas besar lalu menurunkan tangannya perlahan "aku cemas, kau menghilang tanpa kabar seharian" sahutnya pelan, aku tersenyum kecil sambil merapikan rambutku yang berantakan

"jangan khawatir, aku Yoo So Eun" timpalku sombong

"karena kau Yoo So Eun, itu membuatku cemas" timpalnya cepat.

Yi Ahn terus menungguku sampai bus yang ku tunggu akhirnya datang, aku berdiri bersiap naik melihat bus yang ku tunggu akhirnya datang dari kejauhan. Yi Ahn pun iku berdiri dan mengusap kecil rambutku "hati – hati, jika sudah sampai rumah kirim pesan padaku" sahutnya lembut. Aku tesenyum lebar dan menggangguk kuat lalu membalikkan badanku naik ke dalam bus, aku menoleh menatapnya dengan senyum lalu melambaikan tanganku ke arahnya, senyum Yi Ahn melebar melihatku melambaikan tanganku ke arahnya. Pintu bus pun tertutup dan bus itu membawaku pergi semakin jauh dari Yi Ahn namun aku terus menoleh ke belakang menatapnya yang masih berdiri diam di halte bus melihat busku yang semakin menjauh.

000

HARI PENGUMUMAN HASIL TES UNIVERSITAS

Aku menatap layar laptopku cemas dan mengetikkan situs resmi Universitas SONGHWA dengan harapan sekaligus rasa cemas. Teman – temanku yang duduk mengelilingiku pun saling menatap satu sama lain dan mnegepalkan tangan mereka kompak menyemangatiku. Aku pun mengepalkan tanganku kuat dengan sorot mata yakin kembali menggerakkan jariku menuliskan nomor pendaftaranku dan mengisi kata sandi akun pendaftaranku. Aku menutup mataku rapat – rapat tidak siap dengan hasil yang akan ku terima dan menekan masuk dengan gerkan cepat penuh kepasrahan. Aku membuka mataku perlahan dan melirik teman – temanku yang tidak menunjukkan rekasi apapun, dan itu membuat perasaanku semakin tidak enak. Otakku pun kembali terisi dengan pikiran buruk 'apa aku tidak bisa menepati janjiku pada Yi Ahn?' dugaku dalam hati. Aku pun memutar mataku cepat melihat ke layar laptopku, dan mataku langsung melebar kaget bersamaan dengan mulutku yang terbuka hampa. Teman- temanku tertawa lepas dan memeluk diriku erat mengucapkan selamat dengan tulus, aku tertawa lepas merasakan kelegaan yang besar meluar dari dadaku.

Ponselku berdering keras dan aku pun langsung mengangkat telfon masuk itu secepat mungkin

"hallo..." sapaku

"bagaimana hasilnya? Apa sudah keluar?" tanya Yi Ahn penuh harap tanpa basa basi.

Aku membuka mulutku dengan senyum bahagia, namun suaraku terhenti. Aku memutar mataku jahil dan mengeluarkan suaraku cepat

"ahh... oppa tentang hasil tesnya..." timpalku canggung

"w- wae?" tanyanya terdenagr patah hati

"mianhae, aku tidak berhasil masuk" sahutku sambil berusaha menahan tawa.

Nafas besar terdengar dari seberang telfon, aku bisa membayangkan bagaimana kecewanya Yi Ahn mendengar perkataanku itu. Aku pun berdeham kecil berusaha mengendalikan diriku agar tidak tertawa, lalu kembali membuka mulutku "aku akan masuk universitas lain, mianhae oppa..." sahutku memecahkan keheningan. Suara nafas besar kembali terdenagr dari seberang telfon sejenak "gwaenchanha, kau sudah berusaha" timpalnya terdengar menyembunyikan rasa kecewanya, "oh So Eun –ah aku harus pergi, sudah dulu ya" pamitnya terburu – buru tanpa menunggu jawabanku. Aku pun menurunkan ponselku perlahan dari telingaku dan tersenyum pahit kecewa karena pembicaraan kami yang sangat singkat ini, namun aku berusaha menghilangkan perasaan kecewa itu dan menghembuskan nafas besar memikirkan aku akan segera bertemu dengannya lagi. Sebenarnya aku merasa kasihan telah membohonginya, tapi akan lebih membahagiakan baginya jika ia melihatku tiba – tiba muncul di Kampus seperti "surprise!!" dan senyumnya perlahan mengembang menyambutku. Aku tidak sabar menunggu hari itu, membayangkannya saja sudah membuatku bahagia. Apalagi jika hari itu akhirnya benar – benar tiba, rasanya pasti lebih membahagiakan dari pada sebuah bayangan.

***

(1)Ruang belajar diluar sekolah untuk siswa.

(2)Kau mengagetkanku.