"Dari mana mereka mengetahuinya? Bukankah mereka tidak tahu apa pun soal aku, Poresa?" tanya Freislor. Poresa menggelengkan kepala. "Heum, kamu saja yang tidak peka. Aku yakin, Kakek Surya juga pasti mengetahui tentang dirimu. Semua itu sudah digariska di ukiran salah bebatuan kuno." Poresa menjelaskannya dengan lugas.
"Aku tidak mengerti, Poresa. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Aku tidak ingin wargaku sendiri tersakiti karena aku."
"Bagaimana jika orang yang mereka cari itu kamu, Freis? Apa kau pikir seluruh warga akan terima bila pemimpin mereka yang baru saja kembali diculik dan kemudian dibunuh?" tanya Poresa.
"Tunggu, kenapa kau berpikiran seolah-olah mereka mencariku?" Freislor mengangkat satu alisnya. Ia menatap kedua mata Poresa dengan tatapan tajam.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com