"Apa yang terjadi Poresa?" tanyanya dengan suara lirih. Freislor bertanya dengan wajah ketakutan. Ia mencoba berjalan ke arah Poresa. Namun, remaja itu menahan salah satu tangannya.
"Akan lebih baik jika kamu bertahan di tempatmu, Freis. Aku tidak ingin kamu kenapa-napa. Jadi, kamu tenang saja, ya." Poresa mengatakannya sembari tersenyum lebar. Di hari itu, Poresa menatap ke arah luar.
"Heum, aku harus mulai mengganti angkanya," batinnya pelan. Remaja itu menggunakan kedua tangannya untuk mengolah pergerakan angka yang ada di depan layar. Dalam sekejap, beberapa angka yang ada di sana berubah. Lagi-lagi, mereka berdua berada di salah satu ruangan yang sama. Pada dasarnya, mereka berada di ruangan dengan dimensi berbeda.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com