webnovel

Care And Solide Man {C.A.S.M}

Author: Altwp
LGBT+
Completed · 246.5K Views
  • 150 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Vol satu Pandu, seorang remaja putra yang berusaha tampil badboy, hanya untuk menutupi jati dirinya yang berbeda. Dia jatuh hati dengan Aden, penjual cilok di depan sekolah, yang bergender sama dengan dirinya. Bagaimana reaksi teman-teman ganknya, kalau mengetahui jika ternyata, ketua gank mereka berbeda. Prolog "Aden, kamu mau yah jadi pacarnya Pandu," mohon ibu Veronica, ibu kandung Pandu. "Hah?" Aden menatap bengong wanita itu. *** Apa yang membuat ibu Veronica menyuruh Aden menjadi pacar anaknya? Bersedia kah Aden seorang penjual cilok, menjadi pacar anak konglomerat, namun jenis kelaminya sama dengan dirinya? Ikuti kisah mereka, dan Bagaimana solidaritas gank CASM dalam menjalin persahabatan. Vol dua Mpreg Tristant hamil

Tags
3 tags
Chapter 1Ketika mata bertemu pandang

Irawan pandu Atmaja.

Biasa dipanggil Pandu. Anak semata wayang dari seorang pengusaha sukses di kota Jakarta. Dia itu masih kelas dua SMA sederajat. Cuma dia sekolah di sebuah Yayasan. Yaitu yayasan, di mana Sekolah dasar, Sekolah menengah pertama, dan Sekolah menengah atas, berada di satu lokasi.

Sekolah elite, hanya orang-orang berduit yang mampu menyekolahkan anaknya di tempat seperti itu.

Kalau kata temen-temennya bilang, atau anak jaman now mengatakan, Pandu itu katanya badboy. Taulah ya? Gambaran anak badboy itu kayak apa?

Nakal, atau bandel, itu adalah kata paling identik yang tepat untuk menggambarkan kat-kata badboy. Tapi emang bener sih, Pandu ini memang anak yang terkenal nakal, di seantero jagat sekolahan itu.

style-nya aja tidak pernah rapih. Seragam tidak pernah dimasukan, kancing seragam bagian atas selalu dibiarkan dibuka. Gaya rambut yang dipotong sasak, membuatnya seperti terlihat acak-acakan.

Tapi jangan salah, meskipun Pandu ini terkenal nakal, tapi dia juga terkenal sebagai sala satu cowok terganteng di sekolahnya. Anehnya meskipun dia seperti berandal, Pandu tetep menjadi idola bagi remaja putri di sekolahnya. Banyak banget cewek-cewek yang ngebet pingin jadi pacarnya.

Sayang sekali, secantik apapun cewek yang menyatakan cinta sama Pandu, satupun tidak ada yang diterima. Maugimana lagi? Pandu tidak suka dengan yang namanya mahluk wanita.

Tidak ada yang tahu kalau si Pandu ternyata mempunyai orientasi seks yang menyimpang.

Cuma dia sendir yang tahu soal itu. Soalnya tidak mungkin kan? Dia cerita sama temen-temen sekolahnya kalau dia itu gay. Bisa-bisa reputasi dia sebagai cowok garang, cowok berutal bakal tercemar, kalau sampai temen-temen Pandu tahu soal kelainan seksnya itu.

Pandu emang selalu bisa bersikap keras, tegas, dan juga nakal sama temen-temennya. Tapi semua kegarangan dia, atau gelar badboy--nya dia seakan hilang, kalau Pandu sedang berhadapan dengan...

Haris aden sanjaya.

Nama panggilannya Aden. Aden ini sebenarnya masih seumuran dengan Pandu. Umurnya sekitar tujuh belas tahun. Kalau Aden melanjutkan sekolah harusnya dia sudah kelas dua SMA. Sama seperti Pandu.

Cuma karena Aden ini anak orang miskin, yah terpakasa dia harus putus sekolah. Orang tuanya cuma mampu menyekolahkan Aden hanya sampai pendidikan tingkat pertama saja.

Terus untuk membantu atau meringankan beban orang tua, Aden yang berasal dari Ciamis, sala satu kabupaten di Jawa Barat itu, terpaksa harus merantau ke ibu kota.

Di Jakarta Aden tinggal di rumah kontrakan bersama kakak dan kakak iparnya.

Pekerjaan Aden sehari-hari, dia membantu kakak iparnya menjual 'cilok' di depan sekolah Pandu.

Aden ini sebenenarnya anak yang ganteng, genteng banget malah. Cuma karena dia berasal dari pelosok, dari kampung nun jauh di sana. Jadi kegantengannya ini seolah tidak terlihat. Aden itu tidak tahu gimna caranya berpakaian yang keren. Baju yang dia pakai ukurannya selalu lebih besar dari badanya. Jadi seperti baju minjem, atau kayak culun gitu. Sangat bertolak belakang sama Pandu.

Tinggi badannya juga kalah dari Pandu. Beda beberapa centi. Cuma kalau untuk bentuk badan Aden lebih padat dan berisi. Yah walaupun tidak seperti binaraga, tapi Aden memiliki bahu yang lebar, tulang yang besar dan kuat. Perutnya rata, belum kotak-kotak sih tapi kelihatan keras. Baru kelihatan dua kotak saja di perutnya. Warna kulitnya sawo matang. Kalau Pandu kan putih dan bersih.

Matanya agak sipit, terus ada tailalat di ujung mata sebelahnya. Alisnya lirus dan tebal. Bibirnya maskulin, bagian atas bibirnya itu kayak berbentuk love gitu. Terus kumis tipis yang baru tumbuh membuat Aden ini kelihatan manis. Kalau dia senyum terus kelihatan giginya, pasti bikin orang yang melihat, jantungnya jadi berdebar-debar.

~♡♡♡~

Pagi hari, sebuah mobil Alphard berwarna putih, berhenti di samping pintu gerbang Sekolah. Di samping pintu sudah berdiri lima remaja putra, yang sedang menunggu seorang yang akan keluar dari mobil Alphard itu.

Sedangkan si Aden sedang sibuk melayani anak-anak SD yang membeli Ciloknya. Jaraknya tidak lebih dari dua meter dari ke lima remaja putra itu berdiri.

Pada saat pintu mobil dibuka oleh pemiliknya, ada sebuah tas gendong dilempar begitu saja dari dalam mobil itu.

"Hap..." ucap Lukman, seraya menangkap tas yang baru saja terlempar.

"Kebiasaan banget nih si Pandu, main lempar aja." Lukman menggerutu setelah mencangklongkan tas itu di sebelah pundaknya.

"Ngomong apa lu? Elu nggak ikhlas bawain tas gue?" Bentak Pandu setelah ia turun dari dalam mobilnya.

"He.. he.." Lukman hanya nyengir tidak jelas, karena sorot mata Pandu yang tajam menatapnya.

Pandu melebarkan kedua tangangannya, dia merangkul Roby sama Alex yang berdiri tepat di dekatnya.

"Yuk ah... masuk..." ucap Pandu sambil berjalan memasuki pintu gerbang Sekolah.

Pada saat Pandu berjalan dia selalu terlebih dahulu melirik pedagang Cilok yang selalu menjadi pusat perhatiannya.

Tidak disangka, dan tidak seperti biasanya Aden juga secara kebetulan melirik pada Pandu. Sehingga pandangan mereka bertemu meski hanya selama beberapa detik saja.

Tapi meski cuman sekilas, itu sudah membuat Pandu jantungnya berdebar-debar. Karena tidak biasanya Aden juga ikutan-ikutan meliriknya.

"Kak..."

Pandu sama temen-temennya berhenti, karena seorang remaja putra menghadang mereka tepat di tengah halaman sekolah.

"Ngapain lagi sih ni anak?" Gumam Pandu. Wajahnya menatap malas pada anak yang sekarang berdiri tepat di hadapannya.

"Ngapain lo di situ? Minggir curut." Ucap Roby.

"Yeee apaan sih?" Tristan melirik kesal pada Roby. Kemudian dia tersenyum manis memandang Pandu. "Gue cuma mau ngasih ini buat kak Pandu." Tristan menyodorkan cokelat rasa kacang.

Yah, meskipun dengan raut muka yang malas, tapi tetep aja Pandu nerima pemberia itu.

"Hem, thank's ..." ucapnya.

"Oh iya ini titipan dari temen-temen sekelas kak," Tristan menyodorkan lagi kantong plastik yang entah isinya apa. Yang jelas banyak kotak sudah dibungkus rapih menggunakan kertas kado.

"Apa'n tuh? Buset banyak amat." Kata Lukman penasaran.

"Ini dari anak-anak," Tristan mendongakan kepala, melihat ke lantai dua di depan kelasnya.

Gerakan kepala Tristan langsung diikuti oleh Pandu dan kelima temannya. Di sana mereka melihat sekumpulan remaja putri yang sedang melambai-lambaikan tangan. Ke arah Pandu.

"Bilangin ke mereka gue lagi nggak ulang tahun..." ujar Pandu setelah dia nengok ke arah remaja-remja putri itu.

"Ambil aja kali kak nggak papa, mereka pada ngefans sama kak Pandu," jawab Tristan.

"Iya Ndu, lumayan kalau lu nggak mau ya udah buet gue aja." Ucap Lukman. "Lagian lu juga curut, ngapain ikut-ikutan ngasih beginian, lu kan cowo. Lu suka juga sama Pandu?" Lukman memicingkan bibirnya.

"Suka-suka gue," Tristan menarik tangan Pandu, sambil memberikan kantong kresek yang penuh dengan hadiah. "Ya udah gue balik dulu... bye..." Tristan balas memicingkan bibirny pada Lukman. Setelah itu dia pergi meninggalkan Pandu dan teman-temannya.

"Gue rasa tuh anak otaknya udah nyelip ya, atau jangan-jangan dia itu hombreng lagi."

Kata hombreng yang keluar dari mulut Roby membuat leher Pandu seperti tercekat. Bagaimana tidak? Karena Pandu juga sebenarnnya seperti itu. Hanya saja mereka tidak ada yang tahu.

Beberapa saat kemudian ke enam remaja cakep itu mulai berjalan ke arah kelas.

Sebelum melangkah Pandu menoleh kebelakang, melihat Aden yang juga kebetulan menengok ke arahnya. Lagi-lagi tatapan mereka bertemu. Jantung Pandu kembali berdebar menatap si mata elang yang berasal dari kampung itu.

"Eh.. tapi gue pernah baca kayak semacem artikel gitu, katanya cowok bisa dibilang ganteng kalau yang suka ama dia itu bukan cuma cewek. Tapi cowok juga." Lukman membuka obrolan di sela-sela langkah kaki mereka. "Kalau si Tristan suka ama lu Ndu, itu artinya lu beneran ganteng.

"Asal aja. Artikel apaan itu?" Serga Alex.

"Pokoknya gue pernah baca." Lanjut Lukman kembali.

Sementara Pandu cuma diem saja. Dia memikirkan kata-kata Lukman, yang didapat dari sebuah artikel. Yah walaupun mungkin benar si Tristan itu suka sama Pandu, tapi Pandu sama sekali tidak memiliki ketertarikan sama anak manis itu.

Meski terlihat sangar dan galak, tapi Pandu bukan type gay yang menyukai cowok manis atau imut. Pandu suka sama cowok yang jauh lebih garang dari dia. Lebih jantan atau perkasa yang bisa mendominasi dia.

Yah meskipun Aden si penjual cilok itu terlihat kalem di luar, tapi pandu merasa Aden lebih jantan di dalam. Pandu hanya butuh laki-laki yang benar laki. Dan itu Pandu bisa melihatnya ada pada diri Aden. Meskipun Aden berasal dari kampung dan pendiam.

Ibarat kata, bagi Pandu, Aden itu adalah mutiara terpendam.

You May Also Like

Be My Umbrella

Setiap orang di dunia ini pasti mempunyai hal yang disukai maupun hal yang tidak disukai. Ada kalanya hal itu sangat berbeda dengan sebagian orang lainnya. Sesuatu yang kita sukai itu akan membuat kita nyaman dan bahagia saat menjalaninya. Sedangkan hal yang tidak kita sukai hanya akan membuat kita merasa risih dan tertekan, terkadang itu juga bisa membuat kita merasa tidak nyaman. Begitu juga denganku. Ada satu hal yang tidak aku sukai di dunia ini. Aku tidak suka dengan apapun yang berkaitan dengan hujan. Aku yang berusaha dengan keras ini tiba-tiba saja merasa putus asa jika teringat dengan hal yang bernama 'hujan'. Bukankah seharusnya aneh jika ada yang membenci hujan seperti diriku ini? Disaat yang lain sangat mengharapkan turunnya hujan bagi kesuburan tanah mereka, ada juga yang berharap cuaca yang panas menjadi lebih sejuk setelah turunnya hujan. Ada yang menantikan sumur mereka terisi dengan air dari tetesan air hujan dan lain sebagainya. Aku hanya ingin hujan ini berhenti, sekali saja, cukup sekali ini saja. Aku seperti ingin menghentikan waktu. Jika saja hujan ini berhenti saat itu, mungkin aku tidak akan terlalu membencinya. Jika memang kejadian yang aku lalui ini tidak begitu berat, mungkin saat ini aku bisa tersenyum sambil berlari di bawah hujan lebat. Tapi, siapa sangka ternyata kejadian pilu malah terjadi dalam hidupku. Kejadian yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya. Kejadian yang akan meniggalkan luka untukku. Kala itu hujan tidak akan pernah berhenti membasahi diriku. Di saat aku berjalan, berlari dan terjatuh sekalipun yang aku lihat hanyalah air yang jatuh membasahi setiap benda yang ia lalui. Suram! Begitu suram hingga membuatku muak. Aku ingin berlari, aku ingin bebas dari genangan air yang seolah perlahan-lahan menyeretku ke dalam. Begitu dalamnya air hingga air itu seakan membuatku tenggelam. Tidak ada yang berusaha menolongku, aku begitu kesulitan untuk sekedar bernapas. Hingga kau datang kepadaku. Akankah orang sepertimu bisa membuatku bangkit dari genangan air kotor yang menenggelamkan tubuhku? Akankah kau mampu mengubahku secara perlahan? Jika memang kau adalah orang yang aku cari selama ini, maka datanglah. Tapi, apabila tujuanmu hanya untuk bermain, silahkan pergi. Aku bukanlah sebagai alat tempat bermainmu. Karena orang yang rapuh sepertiku bukanlah tempat yang cocok bagimu. Tinggallah jika memang kau adalah orang yang tepat. Jangan pergi jika kau merasa aku adalah rumahmu. Tetaplah tinggal hingga nanti istilah kau dan aku menjadi kata 'kita'. Hingga nantinya kita bisa menemukan kebahagiaan bersama saat hujan tiba. Menghapus luka yang begitu dalam tergores dalam hatiku.

Ryuumi · LGBT+
Not enough ratings
277 Chs
Table of Contents
Volume 1 :C.A.S.M {Mamang Cilok}
Volume 2 :C.A.S.M--mpreg {Tristant HAMIL}