Xia Shiva melepaskan aura Kultivator Alam Perak kedua miliknya dengan pedang Alat Roh bermutu tinggi terangkat menunjuk gadis yang menghalangi jalan.
Gadis tersebut mendengus dan dia juga melepaskan aura Alam Perak ketiga. Ne Zha menggeleng melihat kedua gadis tersebut, dia malas untuk menghentikan dua gadis itu dan hanya memilih untuk menonton.
"Hanya di Alam Perak kedua berani bergoyang di hadapanku?" bentak gadis itu, dia adalah gadis yang sangat cantik dan bangga akan kekuatannya jadi dia tersulut saat Xia Shiva menunjuknya dengan pedang dan mengatakan akan membunuhnya.
"Keluarkan senjata terbaikmu atau kau akan mati tanpa mengetahui bagaimana kau mati!" teriak Xia Shiva lalu dia menyerang gadis tersebut.
Dia menghunuskan pedangnya tepat menuju leher gadis itu. Ejekan dari gadis tersebut membuat Xia Shiva menjadi semakin terbakar karena marah, tidak ada yang berani mengejeknya sebelum ini tapi gadis itu menyebutnya pelacur lalu mengejek kultivasinya, ini membuat Xia Shiva sangat marah. Ayunan pedangnya sangat lincah dan sulit ditebak.
Gadis itu masih santai menghadapi Xia Shiva yang menyerangnya dengan ganas. Dia menangkis setiap serangan pedang Xia Shiva dengan pisau kecil di tangannya. Mereka bertukar sepuluh pukulan lalu memisahkan diri.
Xia Shiva menatap gadis itu garang dan menyalurkan Qi ke pedangnya lalu menebas ke depan. Melihat Xia Shiva yang kini serius gadis itu juga mengambil Qi dan menyalurkan pada pisau di tangannya.
Mereka berbenturan dan menghasilkan gelombang kejut yang memporak porandakan jalanan sampai sangat sulit untuk mengetahui bahwa ini adalah jalan utama Kota Xianxie jika tidak melihat bangunan-bangunan besar di sepanjang jalan. Kedai-kedai hancur berantakan, untung saja saat pertama konfrontasi para pedagang sudah pergi menyelamatkan barang mereka, tapi ada beberapa pedagang yang diam dan akhirnya barang dagangannya hancur oleh gelombang kejut dari pertarungan dua keindahan ini.
Kedua gadis itu sudah bertukar hingga seratus pukulan dan Xia Shiva terlihat sangat dirugikan karena kultivasinya di Alam Perak kedua. Tapi dia masih berjuang dengan berani bahkan jika lawannya memiliki kultivasi lebih tinggi darinya.
Bom!
Belum sempat manarik napas Xia Shiva diserang oleh tapak tangan gadis itu, serangan tapak itu mengandung banyak kekuatan! Tidak sempat bereaksi Xia Shiva dikirim terbang ke belakang dan menghancurkan sebuah kedai lalu memuntahkan seteguk darah, wajah cantiknya memucat terlihat jelas bahwa Xia Shiva mengalami luka dalam.
Ne Zha di sisi lain hanya menonton kedua gadis itu bertarung seraya merenung.
"Para gadis di duniaku sebelumnya hanya akan beradu mulut dan paling parah hanya saling menarik rambut satu sama lain," gumam Ne Zha yang hanya bisa dia dengar sendiri tentunya.
"Saudara Zha. Kau ini selalu saja membuat gadis lain terluka oleh Nona Su Lihwa," suara helaan napas terdengar dari samping kereta Ne Zha.
Ne Zha mengalihkan pandangannya pada asal suara tersebut dan mendapati seorang gadis seumuran dengannya, dia cantik hanya saja masih jauh untuk level Xia Shiva dan gadis yang dia sebut Su Lihwa.
Ne Zha merenung sejenak, mencerna ingatan Ne Zha yang dulu. Ne Zha yang dulu ini senang bermain perempuan bertolak belakang dengan dirinya yang sangat malas menanggapi makhluk bernama perempuan ini, dan justru sebaliknya Han Xiao yang dulu sangat tidak suka bermain dengan perempuan.
"Kenapa terbalik seperti ini? Apakah karma?" batin Ne Zha.
Dia tak menghiraukannya, segera dia turun dari kereta dan menghampiri Xia Shiva yang terduduk lemah di tanah. Ne Zha memberikan sebuah pil pada Xia Shiva karena sedikit sulit untuk menyembuhkan lukanya sendiri tanpa bantuan pill atau ramuan saat masih di tingkat praktik Alam Perak.
"Zha Yuchun!!! Kenapa kau membantunya?!" bentak gadis tadi yang tak lain adalah Su Lihwa, tunangan Ne Zha.
Ne Zha tidak menggubris Su Lihwa dan membantu Xia Shiva untuk berdiri lalu membawanya ke kereta.
Setelah Xia Shiva duduk di kereta Ne Zha memerintahkan kusir tersebut mengantarkannya ke kediaman Ne Zha di Klan. Kusir itu mengangguk lalu menjalankan kudanya. Kini Ne Zha menatap Su Lihwa lalu menghela napas lembut.
Tujuan Ne Zha kemari adalah untuk menyelesaikan masalah pertunangannya dengan Su Lihwa, tapi saat dia mencerna ingatan Ne Zha terdahulu dia sedikit bingung karena Su Lihwa ini sangat setia bahkan ketika Ne Zha berselingkuh.
Su Lihwa memanggilnya Zha Yuchun karena Ne Zha yang dulu sangat bodoh seperti Han Xiao. Hanya saja dia tidak tahu bahwa Ne Zha yang bodoh sudah tidak ada.
"Hwa'er." Ne Zha memanggil gadis tersebut.
Su Lihwa menatap Ne Zha galak, detik berikutnya dia meringis, wajahnya sedikit memerah saat Ne Zha memanggilnya Hwa'er. Dia merasa baik karena selama ini Ne Zha memanggilnya hanya sebatas nama tidak memakai 'er' ini cukup untuk membuat pipinya memerah dan langsung luluh. Dengan malu-malu Su Lihwa berjalan menuju Ne Zha.
Ne Zha menghela napas dalam hatinya, gadis ini sangat setia dan mencintai Ne Zha yang dulu. Hanya saja Ne Zha ini sangat bodoh dan terus saja bermain dengan wanita lain.
"Kita ke Restorant Musim Semi," ajak Ne Zha yang diangguki oleh Su Lihwa.
"Untukmu Ne Wei. Kau pulang dan tolong bantu Xia Shiva," titah Ne Zha pada gadis di samping kereta tadi.
Gadis itu merengut tapi tidak mengatakan apapun dan pergi menuju Klan Ne.
Su Lihwa menggandeng tangan Ne Zha lalu menariknya menuju Restorant Musim Semi. Ne Zha mengikuti saja apa yang dilakukan gadis tersebut, mereka berjalan hingga beberapa blok dan menemukan sebuah bangunan mewah dengan empat tingkat.
Ini adalah Restorant Musim Semi, sebuah Restaurant yang didirikan oleh Sekte Musim Semi Kosong. Itu adalah sebuah sekte yang semua muridnya adalah perempuan, walaupun murid mereka semua perempuan tidak ada yang berani meremehkan mereka karena sekte ini sangat kuat. Dan sesuai namanya sekte ini tidak diketahui di mana keberadaanya. Kosong.
Restaurant ini sangat mewah dilihat dari lantai dasar saja.
Saat mereka berdua masuk di ruangan ini dipenuhi oleh para saudagar kaya dan para bangsawan, jika mereka hendak naik ke lantai berikutnya akan dikenakan biaya tambahan karena semakin atas semakin baik fasilitasnya, jika mereka adalah manusia fana mereka akan dikenakan biaya sepuluh keping emas dan manusia fana hanya bisa naik sampai lantai tiga karena lantai empat adalah tempat untuk para Kultivator.
Tapi jika mereka memiliki Koin Kristal mereka bisa menikmati fasilitas di lantai empat, hanya saja menurut manusia fana Koin Kristal adalah kristal yang sangat berharga jadi tidak mudah untuk memakai Koin Kristal.
Ne Zha dan Su Lihwa naik ke lantai tiga dan saat mereka hendak naik ke tangga ada seorang penjaga wanita yang memakai cadar, wanita itu Kultivator yang memiliki tingkat praktik Alam Perak pertama. Ne Zha memberikan delapan Koin Kristal kepada wanita itu karena satu Kultivator cukup membayar empat Koin Kristal.
Ne Zha dan Su Lihwa naik ke lantai atas, saat mereka sampai hanya ada sepuluh meja di lantai ini dan hanya ada dua Kultivator yang sedang makan di ruangan ini. Su Lihwa membawa Ne Zha duduk di meja samping jendela.
Tak lama datang seorang pelayan yang membawakan sepoci teh dan daftar menu yang disediakan oleh Restoran Musim Semi hari ini.
"Kami beruntung mendapatkan daging dari Binatang Iblis tingkat 5, apakah tuan muda Ne dan Nona muda Su ingin mencoba?" ucap pelayan tersebut.
Su Lihwa berbinar saat mendengar daging dari Binatang Iblis tingkat 5. Dengan segera dia mengangguk memesan dua porsi untuk dirinya dan Ne Zha.
"Mohon tunggu sebentar, pesanan kalian akan segera kami antar." pelayan itu tersenyum hangat.
Su Lihwa menatap Ne Zha dengan sedikit bingung karena biasanya Ne Zha tak akan berhenti mengoceh kini hanya diam seperti patung.
"Zha Yuchun apakah kau kerasukan?"
Ne Zha menjentikan dahi Su Lihwa lalu dengan datar berkata, "jika aku kerasukan kau takan ada di sini."
"Di mana?"
"Di perutku." Ne Zha menunjuk perutnya.
Su Lihwa memukul Ne Zha dengan kesal, tapi merasa sedikit terbiasa lagi karena Ne Zha yang mulai bertindak seperti biasanya.
"Kapan kau akan menembus Alam Emas?" tanya Ne Zha tiba-tiba.
"Sekitar dua bulan lagi, itu hanya perkiraanku karena mengingat sangat sulit menemukan sumber daya kultivasi untukku."
Ne Zha mengangguk, dia tahu bahwa Su Lihwa mengkultivasikan 'Yang Hell Manual' ini adalah manual yang bisa membuat kultivator memiliki resistensi tinggi akan api dan pengendalian api yang baik, tapi ini adalah api hitam yang sangat kuat, hingga sulit untuk menemukan sumber daya berelemen api tingkat tinggi ini. Itu sebabnya Su Lihwa sangat sulit untuk menaikan tingkat praktiknya.
Namun, berkultivasi memakai Yang Hell manual akan memberikan keuntungan lebih. Seperti api yang dikendalikan oleh Su Lihwa akan berkali-kali lebih kuat dari api lainnya.
Ne Zha mengambil sebuah pil dan memberikannya pada Su Lihwa.
Su Lihwa terkejut dengan pil yang diberikan oleh Ne Zha karena tingkat kemurniannya tinggi, tapi dia tidak tahu jenis apa pil ini. Dengan penasaran dia bertanya pada Ne Zha, "Zha Yuchun. Pil apa ini?"
"Kau telan saja setelah itu kau tahu apa kegunaan pil tersebut."
Su Lihwa tanpa ragu menelan pil tersebut, beberapa detik kemudian seluruh Qi tertarik menuju Su Lihwa sebagai pusat. Qi memasuki tubuh Su Lihwa dan menempa tubuhnya.
Cahaya terang terpancar dari tubuh Su Lihwa, setelah beberapa saat cahaya semakin terang lalu perlahan meredup dan hilang. Muncul bau busuk berasal dari tubuh Su Lihwa, ini adalah menandakan bahwa Su Lihwa berhasil naik tingkat praktik.
Cultivator biasanya akan mengeluarkan sisa-sisa kotoran dan racun dari tubuhnya lewat pori-pori tubuh. Kotoran ini adalah sisa dari penggunaan pil dan pembersihan tubuh Cultivator setiap kenaikan tingkat praktiknya.
"Aku... Aku... Aku menerobos Alam Emas!" seru Su Lihwa bahagia.
Su Lihwa menatap takjub pada Ne Zha, dia hendak memeluk Ne Zha. Namun Ne Zha dengan cepat menyuruhnya untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, Su Lihwa tersenyum canggung lalu pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Saat Su Lihwa membersihkan tubuhnya, dua Kultivator yang berada di lantai tersebut menatap Ne Zha dengan tatapan serakah. Mereka adalah murid dari sebuah sekte, tapi belum pernah mendengar pil yang bisa menaikan praktik dalam sekejap. Jika mereka mendapatkan banyak dari Ne Zha, mereka akan mendapatkan banyak poin kontribusi untuk sekte. Ne Zha hanya melirik sedikit lalu tersenyum kecil yang bahkan sulit dilihat.
Dua pelayan datang membawa hidangan yang dipesan oleh Su Lihwa, setelah meletakan semuanya di meja mereka segera pergi. Ne Zha menatap makanan di hadapannya dan tak bisa menahan laparnya, dia tidak menunggu Su Lihwa dan langsung mulai makan sendiri. Tak lama juga Su Lihwa datang dengan memakai baju sutra berwarna kuning cerah, dia terlihat lebih cantik dan menawan.
Su Lihwa duduk di hadapan Ne Zha, melihat bahwa Ne Zha yang sudah makan duluan dia memanyunkan bibirnya kesal.
"Kau pesan lagi! Kita makan bersama," ucap Su Lihwa.
Ne Zha mengangguk lalu memesan makanan lagi, benar saja Su Lihwa tidak menyentuh sedikitpun makanannya. Dia hanya minum teh sambil menunggu makanan siap.
"Kau sudah memasuki Alam Emas, apakah ingin mencoba Pertarungan Keajaiban?" tanya Ne Zha.
Selesai menyesap teh nya. Su Lihwa menatap Ne Zha lalu mengalihkan pandangannya ke luar jendela, "Aku ingin mencoba, tapi di sana tempat berkumpul para jenius dan keajaiban muda, aku tidak yakin dengan itu."
"Hey kemana Su Lihwa yang memiliki semangat juang seperti bara api?" ujar Ne Zha.
Su Lihwa kembali mendapatkan semangatnya, "Ya aku adalah Kultivator yang kuat." Su Lihwa mengepalkan jarinya.
"Permisi. Tuan muda, Nyonya muda ini pesanan anda." Seorang pelayan menaruh hidangan di meja lalu membungkuk. "Selamat menikmati."
Su Lihwa tersenyum lalu mengambil hidangan tersebut dan memberikannya pada Ne Zha. Namun detik berikutnya membuat dia mengangkat tinggi alisnya.
"Kau makan yang baru, aku yang ini saja." Ne Zha memberikan hidangannya pada Su Lihwa dan dirinya mengambil hidangan Su Lihwa yang sudah mendingin.
Ne Zha tidak tahu bahwa perlakuannya akan membuatnya semakin sulit untuk menyelesaikan masalah pertunangan ini.
Mereka berdua makan dengan suasana yang hening, tidak ada suara apapun selain dentingan sendok dengan piring.
"Zha Yuchun," suara Su Lihwa memecah keheningan.
Ne Zha menatap Su Lihwa dan bertanya, "Ada apa?"
"Nanti akan ada pertarungan sahabat antar Klan kita..." Su Lihwa terasa berat untuk melanjutkannya.
"Katakan saja." Ne Zha tersenyum lembut, sangat sulit untuk Ne Zha tersenyum.
"Para tetua mengadakan pertandingan untuk menjadi tunanganku karena mereka menduga dirimu sudah mati di Hutan Kegelapan."
"Apakah kau tidak senang? Seharusnya kau senang, diriku ini tidak lebih dari sampah yang hanya senang bermain dengan wanita lain. Dan bahkan aku ini tidak lebih dari manusia fana, bukankah baik untuk menikah dengan Kultivator it-"
Belum sempat Ne Zha melanjutkan ucapannya, jari Su Lihwa sudah tersemat di bibir Ne Zha.
"Jangan mengatakan hal itu, itu membuat hatiku tidak nyaman. Aku tidak peduli jika kau manusia fana atau Kultivator, aku hanya peduli satu hal yaitu..." Su Lihwa mendekatkan wajahnya pada Ne Zha. "Aku mencintaimu."