webnovel

Bab10. Klan Ne

Berbeda dengan Ne Zha yang sedang merasa kesulitan berurusan dengan para gadis yaitu Xia Shiva dan Su Lihwa.

Han Xiao di sisi lain sedang santai di kandang Binatang Iblis peliharaan Yang He, di kandang ini terdapat banyak Binatang Iblis yang sudah dijinakan. Ada banyak bentuk dari mulai kuda hingga naga bumi. Han Xiao mengambil gambar dengan benda pipih yang dia sebut ponsel.

"Hm... Lucu juga ini banteng," gumam Han Xiao seraya melihat foto Binatang Iblis berbentuk banteng.

Mulut banteng itu diangkat oleh Han Xiao, hingga terlihat seperti bahwa banteng itu sedang tersenyum.

"Mooorrghhh." Banteng mendengus sambil menatap Han Xiao kesal.

Han Xiao tertawa, "hey kau ini hanya banteng, eksis sedikit dong supaya terlihat modis."

Setelah mengatakan itu Han Xiao menaruh benda pipih itu ke dalam Cincin Spasial.

Cincin Spasial adalah Alat Roh berbentuk cincin yang memiliki dimensi tersendiri, dimensi tersebut khusus untuk menyimpan barang, dan dimensi Cincin Spasial sangat bagus untuk menyimpan Tanaman Roh dan Pohon Sihir karena dimensi Cincin Spasial tidak memiliki waktu, jadi tidak akan ada pelayuan.

Setelah sampai di aula, Han Xiao mendapati bahwa sedang ada rapat di ruangan tersebut, "en. Sepertinya aku harus balik kanan."

Baru saja Han Xiao ingin menghindari pertemuan tersebut, tapi sebuah tangan terulur menarik kaos oblongnya.

Bruk...

Han Xiao jatuh ke belakang dan terseret menuju aula pertemuan. Han Xiao melihat bahwa yang menyeretnya ini adalah seorang gadis yang sangat cantik, gadis itu tak lain adalah Bi Jiao.

"Jiao! Lepaskan hey," teriak Han Xiao.

"Kau ditunggu dalam pertemuan ini, apa maksudmu ingin kabur?" Bi Jiao tidak menghiraukan protesan Han Xiao.

"Yasudah, jangan menyeretku seperti ini. Di sini banyak anggota kekaisaran dan tetua Klan, mau taruh di mana wajahku jika datang di seret oleh seorang wanita."

Bi Jiao melepaskan tarikan tangannya lalu tersenyum manis pada Han Xiao, setelah itu dia pergi ke aula.

"Sialan. Aku bertanya-tanya bagaimana Ne Zha menghadapi para gadis di sana, di dalam ingatanku gadis ini sangat kejam." Han Xiao bergidik ngeri lalu berlari menuju aula.

***

"Pemenang putaran ini adalah Ne Tian, dengan tiga puluh kemenangan dan nol kekalahan," suara lantang terdengar di sebuah lapangan pertarungan.

Seorang pemuda tampan dengan bangga mengangkat pedangnya di arena pertarungan, pemuda itu memakai jubah emas yang sangat elegan.

Pemuda tersebut bernama Ne Tian jenius yang berasal dari Klan Ne, gelar jenius tidak hanya omong kosong karena dia bisa mengalahkan semua musuhnya di arena ini hanya dengan lima belas gerakan, sangat sulit menemukan jenius seperti itu.

"Tian'er. Kau istirahat dulu sudah memenangkan tiga puluh pertandingan berturut-turut kau pasti lelah," seorang pria paruh baya mengatakan hal tersebut pada Ne Tian.

Ne Tian dengan bangga mengaggukkan kepalnya lalu berjalan keluar arena untuk beristirahat.

Pertarungan ini adalah pertarungan sahabat antar Klan Su dan Klan Ne yang di bicarakan oleh Su Lihwa, setelah mendengar tentang pertarungan ini Ne Zha tidak segera menuju Klan melainkan dia menyembunyikan kedatangannya pada siapapun. Dan Ne Wei juga merahasiakan hal ini.

Pertarungan terus berjalan dengan berbagai bakat muda yang hebat, sementara itu para tetua mendiskusikan hal yang lebih penting seraya menonton.

"Patriark Hong. Kudengar Ne Zha masih hidup dan sekarang sudah ada di Kekaisaran Yang." Seorang pria paruh baya dengan aura mengesankan bertanya pada pria di sampingnya.

Pria paruh baya di sampingnya juga menghela napas, "Patriark Yuanjun. Aku juga tidak mengerti hal ini, beberapa tetua sudah mengkonfirmasi bahwa Ne Zha sudah terbunuh oleh perampok, kudengar kekaisaran menggerakan pasukannya untuk balas dendam atas kematian Han Xiao."

Dua pria itu adalah Patriark Klam Su, Su Yuanjun dan Patriark Klan Ne, Ne Hong. Mereka tokoh besar di dunia Kultivator sangat sulit untuk menemukan mereka berdua karena sangat sulit untuk keluar dari Klan jika bukan keadaan penting.

Mereka berkumpul saat ini untuk mengadakan pertarungan sahabat dan menjodohkan keturunan Klan Su dengan Klan Ne karena perjodohan antara Su Lihwa dan Ne Zha batal setelah Ne Zha yang dikabarkan terbunuh.

Karena ini mereka mengadakan sebuah sayembara mencari pasangan untuk Su Lihwa, berbeda dengan dulu saat Su Lihwa yang ingin menikah dengan Ne Zha.

Su Lihwa yang mengetahui bahwa Ne Zha terbunuh langsung mengurung diri untuk betkultivasi tanpa keluar, hingga dia mendengar kabar Ne Zha memasuki Kekaisaran Yang dari sahabatnya yang tak lain adalah Ne Wei. Namun, saat dia keluar dari kultivasi tertutupnya dia mengetahui bahwa sayembara untuk tunangannya dia sangat kesal dan mencari Ne Zha segera.

"Ini sudah terlanjur." Patriark Hong menggeleng pelan, "kita bisa mencarikan Ne Zha istri yang lain."

Saat mereka berbincang seorang murid berlari dan membisikan sesuatu pada Patriark Hong, ekspresi Ne Hong menjadi buruk setelah mendengar ini.

"Ada apa?" tanya Patriark Yuanjun dengan penasaran.

Belum sempat Patriark Hong menjawab dentuman keras terdengar di arena pertarungan, debu berterbangan saat debu mereda menampakan sesosok pemuda memakai kaos oblong dengan posisi lutut menjadi topangan tubuhnya.

Semua mata tertuju pada sosok tersebut, saat pemuda itu mengangkat kepalanya jantung Ne Hong merasa berhenti berdetak.

"Ne Zha!" seru Patriark Hong terkejut.

Bagaimana tidak? Ne Zha anak yang dia urus tidak memiliki bakat dalam kultivasi belum lagi kabar dia terbunuh oleh perampok, dia memang mendengar kabar Ne Zha selamat tapi dia merasa skeptis karena Ne Zha yang tidak ditemukan juga di Kekaisaran Yang dengan kekuatan pencarian yang dimiliki oleh Ne Clan. Tapi sekarang Ne Zha bukan hanya selamat dia juga memiliki kultivasi dan kekuatan yang besar.

Kilatan amarah muncul di mata Ne Tian, dia adalah kandidat yang baik untuk menjadi tunangan Su Lihwa tapi sekarang Ne Zha datang dengan kekuatan yang cukup menakutkan. Tanpa kekuatan saja Ne Zha bisa dengan mudah mengambil Su Lihwa.

"Bagus kau di sini, mari kita lihat seberapa besar kekuatanmu." Ne Tian berteriak lalu maju menyerang Ne Zha dengan sangat cepat.

Karena tindakannya yang sangat cepat bahkan para tetua tidak sempat bereaksi untuk menghalangi Ne Tian, lagi pula ada beberapa tetua yang penasaran terhadap kekuatan Ne Zha yang bisa menghancurkan arena dengan mudah, arena itu terbuat dari bahan terbaik yang bahkan Kultivator Alam Raja akan sedikit kesulitan untuk menghancurkannya.

Booomm!!!

Ledakan terjadi saat Ne Zha dan Ne Tian bertemu, gelombang kejut menyingkirkan batu-batu dari sekitar mereka berdua debu berterbangan, terlihat di tengah arena Ne Zha menahan tinju Ne Tian dengan santai seolah itu bukan apapun.

"Ini sambutan kalian? Baiklah aku tak akan sopan lagi," kata Ne Zha dengan datar.

Setelah berkata demikian Ne Zha mengankat tangan yang tersemat di kantong celananya.

Hembusan angin besar terasa mencekam saat Ne Zha melambaikan tangannya, Ne Tian merasakan bahaya hidup dan mati namun saat dia bereaksi tinjunya yang beradu dengan tapak Ne Zha dicengkram oleh Ne Zha.

"Guru tolong akuu!" teriak Ne Tian.

Pria paruh baya yang menyarankan Ne Tian untuk beristirahat yang tak lain adalah gurunya dengan cepat bereaksi, tapi dia masih kalah cepat dengan kecepatan tangan Ne Zha.

Slasshh...

Belum sempat bereaksi kepala Ne Tian sudah jatuh ke tanah, potongan di leher Ne Tian sangat rapih hingga darahpun terhenti dan tidak berceceran.

Semua yang hadir tertegun melihat adegan tersebut, Ne Zha masih membunuh Ne Tian walaupun dilindungi oleh gurunya. Serempak pandangan terarah pada guru Ne Tian yang hendak meledak.

Ne Hong dengan cepat tersadar dari keterkejutannya, dengan cepat dia menarik Tetua tersebut, "Tetua Zhong, kembali ke kursi anda!" Ne Hong mengeluarkan tekanan besar pada Ne Zhong Tetua sekaligus guru dari Ne Tian.

"Tapi Patriark," elak Tetua Zhong.

Dengan amarah Tetua Zhong kembali ke kursinya, kini di arena hanya ada Ne Zha dan Patriark Hong.

Ne Zha menatap datar Ne Hong, tidak ada ketakutan atau rasa hormat di mantanya hanya ekspresi datar seolah tidak ada apapun di hadapannya.

Ptriach Hong menghela napas lalu memeluk Ne Zha, "Aku tahu kau akan selamat."

Ne Zha tidak bereaksi bahkan mendorong Patriark Hong untuk melepaskan pelukannya, dia tahu bahwa Patriark Hong melakukan ini hanya di depan Patriark Yuanjun.

"Aku ke sini hanya untuk mengambil beberapa barang dan pamit," ucap Ne Zha langsung pada intinya.

Patriach Hong mengerutkan dahinya dengan bingung saat hendak mengangkat suara Patriark Yuanjun menghampiri mereka dengan Su Lihwa di belakangnya, Su Lihwa mengikuti Ne Zha beberapa hari ini hingga tempat ini dia langsung menghampiri Patriark Yuanjun yang tak lain adalah ayahnya.

"Bukankah terlalu cepat untuk berpamitan?" Patriark Yuanjun tersenyum pada Ne Zha, dia sangat menyukai Ne Zha walaupun sebelumnya Ne Zha sangat brengsek yang selalu bermain dengan wanita lain sedangkan dirinya sudah bertunangan dengan Su Lihwa.

Ne Zha menatap Patriark Yuanjun dengan lembut menghela napas dan menatap Su Lihwa, "Baiklah aku akan tinggal untuk sementara waktu."

Berbeda dengan Han Xiao, Ne Zha tidak menyembunyikan kekuatannya ini sebagian dari rencananya jika dia menyembunyikan kekuatannya dia hanya akan menjadi boneka lagi oleh Klan Ne untuk menikahi Su Lihwa, dan dia berniat untuk mengambil sesuatu dari Klan jadi jika dia hanya manusia fana hanya kosong kemungkinan dia mengambil barang tersebut dan melepaskan diri dari pertunangan ini. Karena di dunia Kultivator yang kuat bisa memilih jalannya sendiri.

Lagipula hal yang ditunggu oleh Han Xiao dan Ne Zha sudah dekat jadi cepat atau lambat mereka akan diketahui memiliki kultivasi yang cukup kuat.

Su Lihwa merangkul lengan Ne Zha lalu mengikutinya menuju aula utama Klan Ne. Patriark Hong sedikit tidak senang dengan kelakuan Ne Zha tapi dia bisa menelennya karena sadar pasti Ne Zha marah padanya lantaran tidak ada pencarian untuknya di Hutan Kegelapan.

"Zha Yuchun. Apakah kau akan melakukan hal tersebut?" tanya Su Lihwa dengan sedikit sedih.

"Aku harus melakukannya," balas Ne Zha.

Ne Zha sudah menceritakan rencananya untuk pergi dari Klan dan melakukan perjalanan bersama Han Xiao, tentu dia juga dengan ragu menceritakan bahwa dia juga ingin menyelesaikan pertunangan mereka, Su Lihwa dengan tegas menolak dia bahkan rela jika dia tidak menjadi istri pertamanya dan mengikuti kemanapun Ne Zha pergi. Ne Zha semakin bingung dengan hal tersebut jadi dia hanya bisa membiarkan Su Lihwa mengikutinya akhir-akhir ini.

***

Han Xiao menguap dengan wajah bosan mengikuti pertemuan yang diadakan untuk kekaisaran dengan beberapa sekte dan Klan. Seharusnya pertemuan ini dilakukan di Kota Xianxie yang menjadi pusat dari pemerintahan sekaligus tempat berdirinya Istana Kekaisaran Yang.

Han Xiao tersentak saat alat vitalnya ada yang menyentuh dan meremasnya, dengan cepat dia menarik tangan tersebut dan melotot pada sang pelaku di sampingnya. Pelaku itu adalah Bi Jiao dengan senyum yang dibuat seimut mungkin.

Perhatian tertuju pada mereka berdua, Han Xiao tersenyum canggung sedangkan Bi Jiao yang berada di sampingnya juga tersenyum malu.

"Han'er sudah besar," ucap Kaisar Yang Qian lalu diikuti oleh tawa dari para hadirin.

"Ayah–" Han Xiao tidak sempat melanjutkan perkataannya karena dia merasakan ngilu saat alat vitalnya diremas oleh Bi Jiao.

Bi Jiao tersenyum polos pada Han Xiao, kejadian tersebut berlanjut hingga pertemuan selesai. Perwakilan dari Klan Bi sangat senang melihat bahwa Bi Jiao dan Han Xiao sangat dekat, jika mereka berdua menikah ini akan menjadi keuntungan besar Klan Bi memiliki menantu keluarga kekaisaran belum lagi Han Xiao sangat disayangi oleh Kaisar Yang Qian.

Setelah pertemuan selesai Bi Jiao yang hendak pergi di tarik oleh Han Xiao, lehernya memerah menunjukan bahwa dia sangat malu.

"Hey. Kau sudah memprovokasi juniorku," ujar Han Xiao.

"Lalu." Bi Jiao memiringkan kepalanya.

"Kau harus menenangkannya."

Bi Jiao tertawa kecil hendak lari namun Han Xiao menariknya lagi dan mengangkatnya lalu membawanya ke kamar.

Saat sampai di kamar Han Xiao merebahkan tubuh indah Bi Jiao di atas kasur, "oke hari ini aku bermain lembut." Han Xiao tersenyum.

"Sialan." Wajah Bi Jiao memerah karena malu.

Detik berikutnya Bi Jiao mencium Han Xiao dengan lembut dan penuh nafsu.

Bunga persik bertaburan serta musin semi berantakan.

Hanya kata itu yang mampu menggambarkan apa yang terjadi di ruangan ini.

***

Seorang gadis sedingin es berjalan di sekitar ruangan rumah besar milik Yang He, ya gadis itu adalah Bing Xing.

Dia berjalan-jalan karena cukup bosan di kamarnya hanya terus berkultivasi, dia mendapat perintah dari Tetua dari Istana Falcon Utara untuk tinggal di rumah ini dan melanjutkan petualangan dengan Han Xiao dan Ne Zha setelah mengetahui bahwa dua pemuda tersebut yang menyelamatkan nyawanya.

Dia berjalan melewati sebuah ruangan dia mendengat suara yang kacau dan tidak nyaman di dengar.

Dengan penasaran dia menempelkan telinganya di pintu tersebut.

"Uuumhh aahhh..." Bing Xing terperanjat mendengar suara tersebut.

"Sialan, Han Xiao ini, dia bercinta tengah siang seperti ini?" batin Bing Xing sedikit kesal.

Suara kacau itu berasal dari kamar Han Xiao, Bing Xing meninggalkan tempat tersebut dengan cepat karena dia tidak tahan mendengar suara rintihan tersebut.

ตอนถัดไป