webnovel

CH. 5 - Sumpah Griffin

Era baru dimulai.

Kesuksesan pasukan Oda meruntuhkan kedigdayaan rezim Fujiwara membawa Griffin menduduki tahta benteng Fujiwara. Perang terakhir melawan Fujiwara dan akhirnya bisa meruntuhkan klan itu, merupakan usaha keberkian kalinya.

Hal pertama yang dilakukan Griffin adalah mengubah nama benteng itu menjadi Goryokaku, dari sebelumnya bernama benteng Fujiwara, lalu menyebarkan kepada penduduk. Sejak saat itulah warga di bawah kekuasaan Fujiwara sebelumnya, kini berada di bawah kekuasaan Oda.

Perubahan sakral nama benteng itu menjadi penanda pergantian era yang baru.

Di dalam benteng Goryokaku, beberapa prajurit Oda tampak membereskan barang – barang milik Fujiwara. Mereka menurunkan foto Hiroshi dan permaisurinya yang tergantung bebas di dinding terbuka sehingga terpampang jelas di atas kursi singgasana.

Griffin bersikeras bahwa seluruh area benteng itu harus disterilkan dari sesuatu yang berbau Fujiwara. Dia tidak ingin kelemahan Fujiwara menjadi bayang – bayang dalam kepemimpinannya nanti.

Wilayah baru Oda sangat luas, membentang dari garis pantai paling utara hingga menyisakan sepertiga wilayah Pulau Honshu di bagian selatan. Kekuasaan itu dulu berada di bawah kekuasaan Fujiwara dan secara otomatis berganti di bawah Oda.

Selain wilayahnya yang sangat luas, ketika masih di bawah Fujiwara, hasil pertaniannya juga melimpah ruah seperti; padi, kentang, gandum, jagung, kacang, kedelai, dan tentu saja teh. Juga hasil perkebunan seperti; lobak, kubis, ketimun, wortel, tomat, bayam, dan selada.

Mereka sangat terkenal di bidang peternakan, seperti; ayam, telur, sapi, susu, hingga babi. Mereka juga sebagai penghasil buah – buahan seperti jeruk dan apel. Kekayaan alam itulah yang membuat penduduk di wilayah itu hidup makmur.

Sebagai pemerintah yang baru saja terbentuk menggantikan Fujiwara yang telah puluhan tahun berkuasa, Griffin merubah secara total aturan – aturan lama. Yang paling mencolok adalah kebebasan berpendapat yang diminimalisir. Griffin beralasan, dirinya ingin membentuk masyarakat yang taat kepada para penguasa.

Kekuasaan yang membentang luas dalam genggaman nyatanya tak membuat Griffin berpuas diri. Dia berencana menguasai seluruh Pulau Honshu, kemudian beralih ke Pulau Kyushu. Griffin juga sangat berambisi bisa menguasai Pulau Hokkaido.

Griffin pernah bercita – cita mempersatukan serak – serak kawasan kepulauan itu menjadi sebuah wilayah satu kesatuan yang berada di bawah kekuasaannya. Dia tak perduli apakah mereka akan sukarela dengan segenap hati bergabung atau secara peperangan. Pilihan manapun tak membuat Griffin ciut nyali.

Agar mencapai tujuannya, Griffin fokus dengan memperkuat pengaruhnya di bagian selatan Pulau Honshu. Selama Fujiwara berkuasa, wilayah itu dibiarkan begitu saja sehingga beberapa orang di sana sudah membentuk sejumlah kelompok kecil.

Beberapa upaya lain yang dilakukan Griffin dalam ambisinya adalah menggalang dukungan kelompok – kelompok kuat di sebelah selatan. Dia juga menyewa beberapa ninja hebat dengan bayaran yang tidak sedikit. Semua upaya itu dilakukan agar kekuasaan yang baru saja digenggamnya memiliki landasan yang kuat.

Beberapa langkah baru yang diambil Griffin adalah dengan membuat aturan yang akan membuat penduduk semakin makmur, seperti yang sering digemborkannya kepada penduduk. Itu untuk meyakinkan mereka bahwa penguasa yang baru akan lebih baik dari sebelumnya.

Dia berjanji kebijakan yang akan dibuatnya nanti akan mendukung terhadap rakyat kecil. Upaya itu dilakukan tiada lain adalah menggalang dukungan dari simpatisan dan pendukung Fujiwara sebelumnya.

Tapi di sisi lain, Griffin juga membebankan pajak yang tinggi dengan dalih agar kas pemerintahan selalu dalam neraca yang sehat. Meski demikian, penduduk tetap berharap pada rezim Oda dapat memberi angin baru untuk kehidupan mereka.

Pendekatan yang dilakukan pemimpin Oda itu berbanding terbalik dengan rezim Fujiwara. Mereka banyak memberikan janji yang membuat dukungan di masyarakat akar rumput cukup kuat. Padahal, zaman Fujiwara berkuasa, sosialisasi dengan masyarakat akar rumput sangat minim. Biasanya orang – orang Fujiwara hanya menyebarkan pamflet saja.

Di depan para jenderalnya, Griffin berkata bahwa dirinya hendak mewujudkan sumpahnya yang telah lama terpendam. Sumpah itu adalah mempersatukan seluruh pulau di sekitar Honshu di bawah satu panji kekuasaannya. Sumpah itu bisa dilakukan hanya jika Fujiwara ditaklukkan.

Sekarang, tahap awal sudah dilakukan. Selanjutnya yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana menarik hati masyarakat agar mendukung rezim Oda bersama Griffin–nya yang ambisius. Sikap yang ditujukan seperti berkebalikan dengan sikap Griffin yang tak perduli dengan kehidupan masyarakat semasa masih hidup nomaden.

Griffin adalah orang yang rumit dan sangat jeli melihat peluang. Dia tak pernah mengambil keputusan secara serampangan, apalagi sampai membahayakan klannya. Suatu ketika Griffin pernah berkata bahwa untuk mewujudkan sumpahnya adalah dengan membuat masyarakat takut dan tunduk kepada Oda.

Sikap Griffin yang tiba – tiba berubah jelas membuat sejumlah orang – orang dekatnya menjadi bertanya – tanya. Mereka berpikir Griffin kelelahan setelah melakukan perjalanan panjang untuk pengepungan dalam sepekan. Mereka pun membuang sebentar kecemasan mereka, lalu sedikit memberi masukan kepada Griffin.

Penasehat Jashin misalnya. Dia merasa Griffin tidak seperti orang yang selama ini mereka kenal. Meski demikian, Jashin dan jenderal lain masih tetap memberikan hormat yang tinggi terhadap Griffin. Tapi, kedekatan Jashin dan Griffin membuat dirinya merasa lebih berhak memberi masukan ketimbang jenderal lainnya.

Jashin berkata bahwa lebih baik Griffin tidak bersikap lembut dan mudah mengumbar janji. Jashin menilai sikap Griffin melunak semenjak menduduki singgasana benteng Fujiwara. Tetapi telinga Griffin terlalu sempit untuk menerima saran itu.

"Tuan, ada baiknya jika kebijakan yang biasa kita lakukan, kembali diterapkan. Menurut hemat saya, mengubah sikap hanya mencari dukungan masyarakat akar rumput malah akan menjadi bumerang bagi kita suatu hari nanti," Jashin berkata lirih, sangat berhati – hati. Dia paham watak Griffin yang bisa berubah mood dalam waktu singkat.

"Jashiiiinnn.."

Griffin berucap keras. Suaranya berat dan dalam sedikit serak. Itu menunjukkan bahwa dia memang senang berbicara dengan nada tinggi. Dia sedikit mencondongkan badannya ke depan. Tubuhnya berpangku di atas kursi singgasana, sementara Jashin duduk di depannya.

Jashin ngeri ketika namanya disebut Griffin. Keringat bercucuran membasahi bajunya. Dia cemas masukannya malah membuat Griffin marah.

"Jashiin," kata Griffin lagi. Dia sekarang sudah berdiri mendekati Jashin. "Ku beri tahu kau. Sekarang kehidupan kita berbeda. Kita tidak lagi hidup di tengah hutan belantara atau perkampungan kumuh. Sekarang, seluruh penjuru mata menyoroti kita. Suka tidak suka, kita harus beradaptasi atau kau malah hancur bersama idealismemu sendiri."

Griffin memegang pundak Jashin yang merunduk gemetaran. Jenderal yang lain diam tercekat. Jashin seperti salah bicara. Selama ini, apapun yang menjadi masukannya selalu diterima dengan baik. Pun ketika dulu sebelum menjadi penasehat Griffin.

"B.. baik, Tuanku," jawab Jashin ragu – ragu. "Kami hanya khawatir Anda akan melupakan sumpah yang dulu pernah Anda sampaikan."

Griffin kembali melirik kepada Jashin. Tatapannya penuh selidik. "Apa yang ku lakukan justru adalah untuk merealisasikan sumpahku. Ini jalan yang ingin ku tempuh."

"Maaf, Tuan," kata Jashin tak menyerah, meski dia juga masih cemas dengan nasibnya. "Sekali lagi maafkan kelancangan saya. Tapi alangkah baiknya sikap tegas dan tanpa ampun tetap menjadi identitas Tuan sebagai kaisar yang kuat dan tegas. Tidak lembek."

"Jashin.. ada hal yang tidak bisa kau ketahui. Dan, aku tidak ingin membahasnya lebih jauh."

Griffin berjalan pelan kembali ke tempat duduknya. Dia tak ingin larut dalam perdebatan lebih lama dengan penasehatnya.

Kegelisahan penasehat dan para jenderal ditangkap dengan baik oleh Ringo dan Jiro. Mereka memiliki rencana akan berbicara secara empat mata dalam kesempatan yang lain.

***

Belum sampai sehari, Griffin sudah mengutus Jenderal Ryu untuk memimpin delegasi pergi ke wilayah klan Minamoto yang dipimpin Sengoku di bagian selatan. Pada zaman Fujiwara, klan Minamoto merupakan satu di antara kelompok paling gigih yang menolak tunduk di bawah pemerintahan Hiroshi.

Meski merupakan klan kecil dan tak terlalu diperhitungkan, tetapi ninja – ninja yang bersama mereka merupakan ninja pilih tanding. Mereka dikenal berpengalaman menggunakan teknik tingkat atas.

Kemampuan asli klan Minamoto adalah teknik pengendalian air. Beberapa cabang teknik pengendalian air milik klan Minamoto yang patut diwaspadai antara lain Suishoha, Suiryudan, dan Suijinheki.

Suishoha adalah sebuah teknik rahasia klan Minamoto yang bisa mengeluarkan air yang banyak meski di daerah kering sekalipun. Dengan air itu, pengguna bisa memanipulasi untuk menyerang maupun bertahan.

Suiryudan adalah sebuah teknik untuk mengendalikan air dalam volume yang cukup banyak dan dalam bentuk seekor naga yang besar. Teknik ini tidak banyak dikuasai oleh ninja – ninja dari Minamoto. Hanya ninja pada tingkat tertetu saja yang menguasainya.

Sementara Suijinheki adalah sebuah teknik menyemburkan air dari mulutnya. Teknik ini biasa digunakan sebagai dinding pertahanan. Hampir semua ninja dari klan Minamoto bisa menguasai teknik ini.

Kedekatan Oda dan Minamoto beberapa tahun lalu coba dimanfaatkan oleh Griffin untuk membentuk aliansi. Aliansi itu nantinya akan menjadi langkah berama menguasai seluruh pulau di wilayah.

Kepercayaan diri Griffin yang tinggi itu dikarenakan klan Minamoto merupakan saudara jauh dari klan Oda.

Griffin sangat yakin Sengoku akan menerima tawaran darinya. Pilihan paling ekstrim yang akan dibuat Griffin adalah Oda akan memerangi Minamoto apabila tawaran yang dibawa Jenderal Ryu tak direspon dengan terbuka.

Beberapa tawaran yang diajukan Griffin adalah, mereka akan membiarkan klan Minamoto bergerak di bagian selatan Pulau Honshu dengan syarat berada di bawah kekuasaan Oda. Tetapi mereka diberikan otonomi khusus.

Jika tawaran Griffin diterima Sengoku, maka dua klan paling kuat di Pulau Honshu hampir mustahil dibendung kemampuan mereka. Dan sumpah Griffin menguasai beberapa pulau di sekitarnya akan berbuah kenyataan. (RS)

Next chapter