webnovel

Membantai

Zen dan Suguha saat ini sedang terbang berdampingan sambil menghabisi beberapa mosnter yang menghalangi mereka berdua. Sampai akhirnya sayap mereka mulai meredup menandakan waktu terbang mereka akan segera habis.

Melihat ini, Suguha menyarankan mereka berdua untuk beristirahat disebuah pulau yang mengapung disekitar area mereka. Lalu akhirnya mereka berdua tiba disebuah pulau mengapung dan mulai mengistirahatkan diri mereka masing – masing karena sudah terbang cukup lama.

"Mari kita lanjutkan perjalanan kita sebentar lagi, karena aku harus keluar dari game ini sebentar untuk membantu ibuku menyiapkan makan malam dan aku hendak membersihkan diriku juga" kata Suguha.

"Baiklah, jadi apakah kita akan keluar bergantian?" tanya Zen.

"Ya, kita akan melakukan rotate out, dan aku yang akan yang keluar duluan, dan Zen-kun akan menjaga karakterku saat aku akan keluar dan kita bergantian, bagaimana?" tanya Suguha.

"Baiklah" kata Zen.

"Kalau begitu sampai jumpa" kata Suguha yang mulai keluar dari game itu dan menyisakan raga avatarnya yang saat ini sedang tertidur.

"Papa apakah kau merasakannya?" kata Yui yang kepalanya saat ini muncul dari kantong baju Zen.

"Ya, tapi aku akan menyerang mereka ketika Suguha sudah kembali, agar fokusku tidak terbagi saat berhadapan dengan mereka" kata Zen.

.

.

Suguha yang sudah keluar dari game itu langsung terbangun dan mulai mengingat seseorang yang selama ini dia hindari. Sebenarnya mereka masih sering bertukar kabar, namun setelah Suguha mulai nyaman dengannya, perasaan terhadap Kakaknya terus menghantuinya.

Namun setelah dia berpetualang bersama player bernama Zen didalam game ini, tiba – tiba saja Suguha bisa memikirkan pria yang membuatnya bingung itu tanpa dihalangi oleh perasaannya kepada Kakaknya tersebut. Seakan saat dia berpetualangan dengan Zen, dia berpetualang bersama pria yang dia pikirkan itu.

Lalu Suguha mulai keluar kamarnya dan membantu ibunya memasak dan lalu mulai membersihkan dirinya lalu makan malam bersama Ibunya.

"Kemana Kakak, bu?" tanya Suguha.

"Ah dia sedang pergi bersama Sachi sejak tadi sore" kata Ibunya.

"Oh.." kata Suguha.

Lalu Suguha kembali kekamarnya dan mulai menghubungi orang yang membuat perasaannya sangat bingung itu, namun anehnya dia tidak menjawab pesannya tidak seperti biasanya. Lalu Suguha memutuskan untuk masuk kembali kedalam game tersebut.

Setelah Suguha memasuki kembali game tersebut akhirnya dia menyuruh Zen untuk keluar game tersebut untuk makan dan membersihkan diri dan diiyakan oleh Zen lalu dia mulai keluar dari game ini.

Suguha yang saat ini sudah melihat karakter player didepannya sudah keluar, dia sekarang mulai penasaran dengan siapa player didepannya tersebut. Suguha mulai mendekat, namun tiba – tiba Yui keluar dari dalam kantong baju Zen.

"Halo Leafa-san" kata Yui yang saat ini duduk di bahu Zen.

"H-Halo Yui-chan, apakah kamu masih bisa aktif saat mastermu tidak berada didalam game ini?" tanya Suguha.

"Begitulah." Kata Yui yang saat ini masih duduk dibahu Zen.

"Yui-chan, bisakah aku menanyakan sesuatu?" kata Suguha.

"Tentu" kata Yui.

Lalu mereka mulai mengobrol ringan sambil menunggu Zen kembali.

"Papa sebenarnya sangat tampan loh" kata Yui disela percakapan mereka.

Mendengar ini Suguha hanya tertawa namun tiba – tiba dia mengingat sesuatu.

"Namanya Zen, dia memasuki game ini untuk menyelamatkan kekasihnya, dan Yui bilang dia sangat tampan. Tunggu..." kata Suguha didalam hatinya.

"Yui-chan, apakah kau mengetahui nama asli Papamu?" tanya Suguha.

"Ah.. namanya Zen sama seperti nama karakter gamenya" kata Yui dan langsung membuat Suguha tersentak pada saat itu.

"Z-Zen?" kata Suguha tergagap.

"Dan Yui-chan, bisakah aku mengetahui nama Mamamu?" tanya Suguha kembali.

"Yui memanggil mereka Asuna Mama, Lisbeth Mama dan Silica Mama" kata Yui sambil memunculkan jarinya satu persatu sambil menghitung mama mamanya.

"Apa!" teriak Suguha yang terkaget akan informasi ini.

"Ada apa Leafa? Mengapa kamu berteriak?" tanya Zen yang sudah memasuki game itu kembali.

"Zen-san, apakah itu adalah kamu?" tanya Suguha.

"Hah!, apa mahsutmu Leafa?" tanya Zen bingung dengan pertanyaan Suguha.

"Apakah kamu Uchiha Zen-san?" tanya Suguha sekali lagi.

"Hah, bagaimana kau mengetahui nama asliku?" tanya Zen.

Mendengar ini Suguha langsung mengeluarkan menu sistemnya dan keluar dari game tersebut. Sedangkan Zen saat ini sangat bingung, bagaimana dia bisa diketahui oleh wanita yang telah keluar dari game ini tadi.

"Yui, apa yang kau beritahu kepadanya?" tanya Zen

"Yui hanya memberi tahu nama asli Papa dan Mama, itu saja" balas Yui.

"Pantas saja, kalau begitu terpaksa aku harus menghubunginya sebentar" kata Zen.

"Namun sebelum itu" kata Zen sambil melirik suatu arah dan sudah mengeluarkan pedangnya.

"Mari berburu"

.

.

"Kemana perginya sprigan itu?" kata satu orang dari kelompok salamander yang mengikuti dua orang dan sekarang tidak bisa mendeteksi orang yang diikutinya tadi.

"Arghhhhhh" terdengar teriakan dari belakang kelompok tersebut.

"Pertama – tama kita habisi para healer terlebih dahulu" kata seorang pria berjubah hitam sambil menebas player lainnya setelah berhasil membunuh seorang player sebelumnya.

"Semuanya, Formasi" kata ketua kelompok yang memimpin kelompok ini.

"Terlambat" kata pria tersebut sambil membunuh player ketiga yang membuat semua kelompok itu sudah kehilangan semua healernya.

Setelah membunuh semua healer dari kelompok ini, pria itu lalu maju ingin menghabisi para penyihir namun sialnya, kelompok itu sudah bergerak, sehingga para tanker kelompok ini sudah mulai menghalangi serangannya menggunakan tameng mereka.

"Plank" suara benturan pedang pria itu dengan tameng para tanker tersebut.

Walaupun mereka berhasil menangkis serangan pria itu, namun mereka tetap mendapatkan beberapa kerusakan pada HP yang saat ini sudah mulai menurun.

"Tahanlah, dan para penyihir mulailah mengeluarkan mantra kalian" kata ketua kelompok itu.

Para penyihir itu sudah menyelesaikan mantra mereka dan mulai menyerang pria tersebut dengan berbagai jenis sihir.

"Idiot" kata pria tersebut sambil mulai maju dan menempelkan tubuhnya pada tameng para tanker kelompok yang menyerangnya. Serangan itu mulai menuju kearah pria itu, namun karena pria itu berada dibalik para tanker, serangan itu malah mengenai para tanker tersebut dan membuat mereka semua mati terkena sihir dari teman kelompoknya itu.

"Siapa selanjutnya?" kata pria itu.

.

.

Suara teriakan terdengar dari sebuah pulau yang sedang mengapung. Namun suara teriakan itu tidaklah lama dan hanya menyisakan api yang membara dari jiwa player yang sudah dikalahkan ditempat ini.

Namun ditengah jiwa yang mati tersebut, seorang pria berbaju hitam yaitu Zen mulai memasukan pedangnya pada sarung yang berada dipunggungnya. Dan terbang kembali ke pulau bersama dengan Suguha sebelumnya.

"Baik Yui, Papa akan membujuk Mama barumu terlebih dahulu, jadi tolong jaga badan kami berdua" kata Zen dan dibalas anggukan oleh Yui.

ตอนถัดไป