webnovel

Perasaan Suguha

Suguha saat ini sudah terbangun setelah dia keluar dari game yang dia mainkan sebelumnya. Saat ini Suguha langsung melepaskan peralatan Amuspherenya dan mulai meraih boneka yang berada disampingnya.

"Zen-san, apa yang harus kulakukan" gumam Suguha sambil memeluk erat bonekanya terebut.

Suguha saat ini sangat bingung akan perasaannya dikarenakan orang yang membuatnya nyaman belakangan ini, ternyata adalah orang yang sama. Namun saat ini Suguha sangat bingung dikarenakan Zen saat ini sama seperti Kakaknya yang sudah mempunyai orang yang dicintai mereka.

Setelah memeluk bonekanya sambil memikirkan tentang Zen, tiba – tiba saja ponsel Suguha berbunyi menandakan sebuah pesan telah masuk. Suguha lalu beranjak dari tempat tidurnya dan mulai mengambil ponselnya tersebut.

Namun setelah Suguha mengambil ponsel itu, saat ini dia langsung bimbang dikarenakan isi dari pesan tersebut.

"Pergi, tidak, pergi, tidak" kata Suguha menutup satu persatu jarinya.

Isi pesan itu berasal dari seorang pria yang membuatnya bingung saat ini. Pesan itu berisi untuk bertemu disebuah taman dimana mereka pertama kali bertemu. Suguha yang bimbang, akhirnya kembali mendapatkan sebuah pesan.

Pesan itu mengatakan bahwa pria itu sedang menunggunya dengan membawa roti favorit Suguha yang masih hangat karena baru dibelinya saat menuju ketaman itu.

Suguha yang melihat pesan ini hanya tersenyum.

"Baiklah, aku akan kesana karena kamu membelikanku roti favoritku, ya hanya karena itu" Kata Suguha yang mulai menyiapkan dirinya untuk bertemu dengan orang yang mengiriminya pesan tadi.

Suguha lalu turun dari kamarnya dan mulai berpamitan kepada ibunya lalu menuju taman dimana dia pertama kali dia bertemu dengannya.

.

.

Zen saat ini sedang duduk dibangku, dimana dia pertama kali mengobrol dengan santai bersama Suguha ditempat ini. Disebelahnya terdapat sebuah bungkusan sebuah makanan yang masih hangat yang baru dibelinya tadi.

Zen saat ini duduk sendirian ditemani oleh pemandangan penuh bintang dimalam ini dengan lampu taman yang menerangi bangku tersebut, sampai Zen mendengar ada orang yang mendekatinya.

"H-Halo Zen-san, a-aku datang untuk m-mengambil rotiku" kata wanita yang saat ini datang menghampiri Zen.

"Tentu" kata Zen menyruh wanita tersebut duduk disebelahnya dan memberikannya roti tersebut.

"T-Terima kasih Zen-san." Kata wanita itu yang saat ini menunduk menyembunyikan perasaan malunya.

Mereka berdua hanya duduk tanpa ada salah satu dari antara mereka yang mulai membuka obrolan ditempat ini.

"K-Kalau begitu, aku a-akan pulang Zen-san" kata wanita itu yang akan beranjak dari tempat itu.

"Sepertinya Sugu-chan yang kutahu sudah sedikit berubah" kata Zen. Wanita itu yang tidak lain adalah Suguha yang akan beranjak dari tempat ini tiba – tiba berhenti dan kembali duduk dibangku itu.

"Bukan seperti itu Zen-san" kata Suguha.

"Benarkah? Suguha yang kutahu, dia akan selalu ceria dan menceritakan apapun yang dia mau kepadaku. Namun sekarang, dia sepertinya mulai menyembunyikan sesuatu dan mulai menjauhiku." Kata Zen.

"Maafkan aku Zen-san, aku saat ini hanya bingung akan perasaanku" kata Suguha yang akhirnya memberanikan diri menceritakan masalahnya kepada Zen.

"Bingung? Benarkah?" Tanya Zen dan dibalas anggukan oleh Suguha.

"Saat ini aku bingung dengan perasaanku kepada Kakaku dan seseorang" kata Suguha sambil memelankan suaranya dan mulai menunduk kembali.

"Aku tidak mengerti mahsutmu Sugu-chan" kata Zen.

"Aku sebenarnya memiliki perasaan suka kepada Kakakku Zen-san" kata Suguha yang masih menunduk.

"Hah? Apakah kamu seorang bro-com Sugu-chan?" tanya Zen.

"Bukan seperti itu Zen-san" kata Suguha, lalu dia mulai menceritakan tentang hubungan keluarganya kepada Zen.

"Hm... jadi begitu" tanya Zen.

"Lalu, apa yang membuatmu bingung? Apa karena Kakakmu mempunyai pacar sekarang?" tanya Zen.

"Bukan seperti itu Zen-san, ini karena aku juga mempunyai perasaan yang sama dengan seseorang" kata Suguha yang mulai merona saat ini.

"Benarkah? Sangat rumit, sangat rumit. Dan bolehkah aku tahu siapa orang itu Sugu-chan" kata Zen.

Suguha terdiam sejenak, lalu sambil mengepalkan tangannya dia mulai mengungkapkannya.

"Itu Kamu, Zen-san" kata Suguha pelan.

Mendengar ini Zen hanya tersenyum, karena dia sudah mengetahui perasaan Suguha kepadanya selama ini. Lalu Zen memegang bahu Suguha dan menghadapkannya kepada Zen dan mereka saat ini saling berhadapan.

"Lalu, jika aku mengatakan aku juga menyukaimu, apakah kau akan bertambah bingung Sugu-chan?" kata Zen.

Mendengar ini Suguha saat ini hanya terdiam dan termenung dengan perkataan yang dilontarkan oleh pria yang berada dihadapannya itu.

Zen yang melihat ini hanya tersenyum sambil menatap lekat mata abu – abu gelap Suguha yang saat ini masih terdiam menatapnya.

"T-Tapi.." kata Suguha, namun dia tidak bisa melanjutkan perkataannya tersebut.

"Aku mencintaimu Suguha" kata Zen kepada Suguha ditaman ini.

"Tapi, bagaimana dengan Asuna-san, Zen-san?" tanya Suguha.

"Dia juga adalah pacarku, dan mungkin Lisbeth dan Silica juga" kata Zen kepada Suguha.

Suguha yang mendengar ini sangat amat terkejut dengan pengakuan Zen tersebut. Saat ini dia kembali terdiam dan perasaannya saat ini sangat amat membingungkan baginya.

"Bisakah kau memberiku waktu untuk menjawab perasaanmu Zen-san?" kata Suguha yang mulai berdiri dari bangku tersebut.

"Baiklah, gunakan waktumu untuk memikirkan perasaanmu Suguha, aku tidak akan memaksamu untuk menerimaku bersama para wanitaku kelak, jadi pastikan kau memikirkan apa yang kau inginkan." Kata Zen.

"Baiklah Zen-san, sampai bertemu lagi" jawab Suguha lalu mulai pergi dari tempat tersebut.

Zen yang masih duduk dibangku taman tersebut mulai melihat Suguha yang mulai menghilang dari pandangannya itu.

"Hah" Zen menghela nafasnya.

"Baiklah mari kembali dan menyelamatkan Asuna" kata Zen dan mulai beranjak dari tempat itu.

.

.

"Aku pulang" kata Suguha yang sudah sampai dirumahnya dan langsung memasuki kamarnya.

Suguha lalu mulai duduk dimeja belajarnya dan menaruh roti kesukaannya yang diberikan Zen tadi diatas mejanya tersebut. Lalu Suguha mengambil sebuah boneka dan memeluknya.

"Apa yang harus kulakukan?" gumam Suguha.

Lalu dia mulai melihat bungkusan roti yang dibelikan oleh Zen tadi. Perlahan – lahan dia mulai membuka bungkusan itu dan mengeluarkan sebuah roti yang saat ini masih hangat. Suguha mulai memakan roti tersebut perlahan lahan sambil memikirkan perasaannya saat ini dan mulai mengingat kenangannya selama ini bersama Zen.

Suguha saat ini amat sangat bingung dengan perasaannya saat ini. Memang Zen sangat baik kepadanya dan juga saat Zen didekatnya, dia merasakan kenyamanan bersamanya. Namun dia tidak menyangka bahwa Zen akan memiliki banyak wanita.

"Baiklah, aku sudah memutuskan" katanya.

Suguha lalu mengambil semua rotinya dan mulai memakannya sekaligus. Setelah dia selesai memakan rotinya dia lalu mengambil perelengakapan Amuspherenya dan memasangkannya dikepalanya dan bersiap untuk memasuki game tersebut.

"Aku akan membantumu menyelamatkan Asuna-san, Zen-san" Kata Suguha.

<Link Start>

Next chapter