webnovel

Pesona HongEr

-------------

Tak lama kemudian, dua wanita cantik itu sudah duduk santai menikmati buah dan makanan kecil di atas meja,

"Lalu apa tanggapan YiEr? Dia suka tidak dengan putri itu?" Tanya TangYuan.

GaoNiang menggeleng.

"Tidak, dia bilang putri itu jelek, tepat di depan wajahnya, anak itu benar-benar, ia bahkan tidak memberi muka pada Ibundanya ini dan kau tahu tidak apa jawabannya saat kami bertanya kenapa dia bicara seperti itu?"

TangYuan menyimak dengan mulut penuh, sudah bisa ditebak dari mana HongEr belajar kebiasaan makannya, tentu dari Ibundanya, gayanya sama.

"YiEr bilang HongEr jauh lebih cantik dari para putri itu"

TangYuan hampir tersedak, ia menelan makanan yang ada di dalam mulutnya cepat,

"YiEr bilang begitu? Hahahaha anak itu, benar-benar pintar mencari alasan"

"Kau tahu khan Yuan bagaimana perasaan Baginda pada Hong, kalau YiEr sudah bicara begitu pastinya Yang Mulia langsung setuju"

TangYuan tertawa,

"Hahahaha benarkah? YiEr pintar sekali"

Beberapa pelayan kembali mendekat mengantar makanan kecil yang seketika memenuhi meja.

"Lalu, apa kakakku yang mata keranjang itu masih melirik wanita lain? Selirnya sudah berapa orang? Terakhir tiga puluh sembilan"

GaoNiang menarik napas berat.

"Yah begitulah Yuan, Yang Mulia memang tidak ada puasnya, beberapa waktu lalu beliau masih mempersunting putri kecil dari negara Sung menjadi selirnya selama seminggu, setelah itu entah apalagi yang beliau lakukan, setiap aku bertanya Yang Mulia akan selalu berkata seperti ini, selir boleh banyak tapi sayangku kaulah satu-satunya istriku tercinta" ujar GaoNiang menirukan ucapan suaminya, TangYuan menarik bibirnya.

"He dasar pria, semua memang mata keranjang, untung saja sayangku Bai tidak begitu, kalau begitu juga aku lebih baik pulang ke sini mengajak Fei dan Hong serta biar dia tahu rasa, tapi kakak memang mata keranjang dari dulu, makanya ia senang sekali melihat Hong dan kerap memintanya tinggal di sini"

"Siapa yang bilang begitu?" Suara dari arah pintu tiba-tiba, baru disusul suara penjaga pintu yang terlambat memberitahu.

"Yang Mulia Kaisar Tiba!"

ErNiang dan pelayan lainnya menurunkan lutut mereka seketika menyambut orang paling berkuasa di negara itu masuk ruangan, seorang Kaisar dengan wajah yang sangat bercahaya, pakaian megah yang menunjukkan statusnya, dagu yang terangkat tinggi dan seolah menggapai langit dengan pandangan mata yang tegas dan tajam, tidak takut apapun, berani dalam segala hal, Kaisar Tang yang agung TangYau.

GaoNiang menurunkan lututnya memberi hormat, tidak dengan TangYuan yang masih duduk dengan santai.

"Selamat datang Yang Mulia"

TangYau langsung duduk di samping TangYuan, meraih makanan kecil di atas meja dan memasukkan ke dalam mulutnya.

Ia mengangkat tangannya menarik rambut TangYuan gemas.

"Aww kakak" rintih TangYuan.

"Kau ini, sudah tiba di ibukota bukannya cepat mampir, harus dijemput pulang yah?"

TangYuan mengerutkan bibirnya.

"Kakak ini, aku ini sibuk, harus melihat anak-anakku setiap hari, kau tahu bagaimana aktifnya Fei dan Hong, sekarang aku ke sini juga sebenarnya agak cemas, tidak tahu kenapa aku kadang memiliki perasaan tidak enak" ujar TangYuan meraba dadanya.

"Kau saja yang berlebihan, Fei Khan sudah besar, dan kalau kau mengkhawatirkan Hong kenapa kau tidak membawanya serta, aduh aku sangat berharap melihat anak itu, pamannya ini sangat merindukannya"

GaoNiang tersenyum duduk di samping Kaisar.

"Hong tidak akan mau ikut Yang Mulia, kediaman SangGuan sedang ramai, anak itu suka keramaian biarkan ia main dulu sepuasnya baru mengundangnya ke sini" ujar GaoNiang lembut.

"Heh kemarin aku sebenarnya mau ke sana untuk acara peresmian, pak tua SangGuan sudah mengaturnya, tapi dasar YiEr, ia pergi duluan tanpa memberitahu, anak itu"

TangYuan dan GaoNiang tersenyum geli, wajah kaisar sepertinya memang benar-benar kecewa.

.............

Acara makan malam mulai sepi, tertinggal berapa orang saja di aula serbaguna kediaman SangGuan yang terletak di bagian belakang rumah besar.

Fei terlihat menikmati obrolan santainya dengan AYao, SongEr, TingTing dan FanSui yang juga sudah ikut bergabung, keduanya juga lulus babak pertama dan akan mengikuti babak selanjutnya besok siang.

Hong bergerak ke arah meja plasmanan akan mencari makanan tambahan saja karena perutnya masih lapar, ia tidak ada kenyangnya.

Dari arah sudut ruangan, beberapa pemuda yang tadi duduk bersama seorang pemuda di antara mereka bergerak mendekati HongEr, ia GuiSe.

"Ini sepertinya enak" Hong sibuk melirik ke sepanjang meja penuh makanan enak.

Sementara Hong tidak menyadari seseorang berdiri begitu dekat di belakangnya hingga ia mundur tiba-tiba menabrak orang tersebut dan kehilangan keseimbangannya.

"Akh"

Pemuda itu dengan spontan memegang pinggang HongEr dari belakang menahannya dari jatuh.

GuiSe menelan ludahnya bulat, ia terpaku selama beberapa detik menahan pinggang dan memegang tangan HongEr yang penuh makanan,

"Gleuk"

Hangat dan bau harum tubuh Hong yang menggoda seketika membuat matanya terbuka lebar.

Hong berusaha menegakkan tubuhnya.

"Ma maaf, tidak lihat"

GuiSe seperti tersadar dari lamunannya, ia mundur selangkah.

"I Iyah, tidak apa-apa, emm,.." dengan cepat pemuda itu menarik tangannya dari pinggang dan tangan Hong yang lembut, ia melirik makanan yang begitu banyak di atas piring di tangan Hong yang membuat ia sempat kewalahan tadi dan hampir jatuh.

"Jangan bawa makanan sebanyak itu, memangnya kau akan makan semuanya? Rakus sekali"

Hong kaget, ada yang bilang ia rakus, ia mengembungkan mulutnya melihat dengan mata tajam seolah marah, walau wajahnya tidak menakutkan sama sekali, ia malah terlihat sangat imut di mata pemuda itu.

"Siapa yang rakus, aku, memang suka makan, lalu kenapa?"

Hong kesal, sebaiknya ia pergi dengan cepat sebelum ia menjadi jauh lebih kesal lagi, pemuda asing di depannya mengatakan ia rakus, enak saja, mendumel dalam hati, tapi pemuda itu menahan tangannya.

"Tunggu ini minumanmu ketinggalan"

Pemuda itu menyodorkan sebuah gelas tinggi berisi minuman bening, Hong mengerutkan dahinya, ia tidak merasa mengambil minum tapi pemuda itu menaruhnya begitu saja di atas nampannya.

"I itu bukan punyaku"

Dari kejauhan FeiEr sempat melirik, jangan sampai adiknya itu terlibat masalah.

"Apanya bukan punyamu tadi kau hampir memegangnya" seru GuiSe.

Hong gagap, apa Iyah? Dia jadi meragukan dirinya sendiri, ah masa bodoh, pikirnya, ia akan kembali ke meja dan menikmati semua makanan kecil itu, tanpa pikir panjang ia beranjak pergi.

"Sudah yah, bye!"

"Hei" aneh, pikir GuiSe kàrena anak itu memang seperti kutu loncat yang tidak bisa diam dan ia cepat sekali merubah ekpresi wajahnya.

Hong sempat melambaikan tangannya pada GuiSe sebelum ia menjauh, pemuda itu masih berdiri di tempatnya melihat Hong yang dengan wajah penuh senyum ceria yang duduk kembali di mejanya tadi, GuiSe memegang dadanya yang entah kenapa rasanya aneh, apa tadi anak itu menubruknya di bagian sana, kenapa rasanya jadi aneh.

"Ekh"

GuiSe mengambil salah satu nampan berisi makanan dan kembali ke tempat duduknya, ia belum bisa pastikan anak itu perempuan atau laki-laki, sepertinya sama saja, tapi ia melirik telapak tangannya, ia sempat memegang pinggang dan tangan anak itu, bentuk pinggang yang ramping, tangan yang lembut seperti anak perempuan, dan perasaan aneh yang langsung masuk ke dadanya saat anak itu melihat ke arahnya, ini sangat mengganggunya.

"Heh"

----------------

ตอนถัดไป