"Nath, kamu mau ke mana?" tanya Siska, saat melihat putranya tampak rapi, mengenakan celana panjang, serta jaket warna putih kesayangannya. Berjalan ke arah laci, dan mengambil salah satu kunci mobil.
Nathan yang ditanyai mamahnya pun langsung berhenti, mendekat ke arah mamahnya sambil tersimpul.
"Mau apel, Ma," jawabnya kemudian.
Siska lantas melirik ke arah suaminya, seolah meminta pendapat apakah ini adalah waktu yang tepat untuk bicara hati ke hati dengan putra semata wayangnya.
"Nath, duduk dulu. Papa, dan Mama mau ngomong," kata Alan kemudian.
Nathan yang hendak pergi pun, terhenti, dia kemudian memandang orangtuanya yang kini memasang mimik wajah serius.
"Apaan nih? Serius amat," katanya, masih setengah bergurau. Kemudian dia duduk di sisi kanan sofa, menghadap ke orangtuanya.
"Dinda cewek kamu, anaknya gimana, Nath?" tanya Siska membuka pertanyaan.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com