'Beep
Dapat kudengar suara klakson mobil ibuku, memandang sekeliling kamarku, "Oke sip, gak ada yang ketinggalan."
Aku berjalan kearah ibuku yang sedang menungguku dimobil
"Pagi Bu," Ibuku mengangguk, sekilas dia menepukkan kursi disebelahnya sebagai pertanda kalau dia menyuruhku untuk duduk.
"Nora, Ibu mau membicarakan sesuatu," ucap Ibuku membuka pembicaraan antara kami.
"Sebenarnya apakah kamu bertanya-tanya tentang siapa ayahmu?" tanya Ibuku.
"Kenapa Ibu ngebahas soal itu?" sahutku balik bertanya.
"Gak apa-apa, Ibu cuma nanya doang kok," jelasnya. Aku mengangguk.
.
.
"Pagi Inanna" sapaku.
"Ah, pagi juga Nora" balasnya tersenyum ramah.
"Nora, aku mau ngenalin sahabatku nih, mereka ngebet ingin ketemu kamu katanya, aku Kasih tau ya, mereka itu radak gila, jadi hati-hati ya...," ucap Inanna dan berlalu pergi.
"Hai... Kamu Nora kan, iya kan, betul kan?" tanya seorang gadis berkulit pucat, yang sepertinya seorang vampir.
"Eh, iya aku Nora kamu siapa?" tanyaku.
"Wahh... Lihat Risa, dia berbicara padaku. Ah iya, perkenalkan aku Jenny dan dia Risa," jelasnya seraya menunjuk kearah gadis bertelinga serigala, sepertinya seorang Werewolf.
"Kami ingin berteman denganmu, apa boleh?" tanya Risa.
"Hah?! Ah, tentu saja" jawabku.
"Benarkah, YES! Dia mau temanan sama kita, Ris," teriak Jenny penuh antusias.
"Inanna, kemana kan dia tadi ada disini kok hilang?" tanya Risa.
"Ah, dia tadi dapat panggilan alam," jelasku.
"APA!!! Hahahaha.. Lucu, baru pertama kali aku lihat ada orang menyebut panggilan alam," ucap Risa terbahak-bahak.
Sepertinya tidak buruk berteman dengan mereka, mereka anak yang baik dan aku dapat memastikan itu. Aku senang bermain dengan mereka.
.
.
"Nora, pulang bareng yuk!" ajak Inanna.
"Oke" jawabku.
"Mumpung kita dekat dengan Danau Minerva, bagaimana kalau kita main sebentar" semangat Jenny.
.
"Serbu!" teriakku bermain perang air dengan Inanna.
Kami melawan Jenny dan Risa, dan tentu saja pemenangnya adalah timku karena Inanna mengeluarkan gelombang besar yang membuat Risa dan Jenny basah kuyup dalam sekejap.
Tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul empat lebih empat puluh lima, dan cahaya mentari sudah mulai meredup.
"Sudah sore nih, pulang yuk!" ajakku.
"Ah, padahal tadi itu menyenangkan tapi apa boleh buat, ayo kita pulang" ucap Risa merasa kecewa karena harus pulang secepat itu.
.
.
Hari ini menyenangkan sekali, rasanya seperti sangat tenang, ya betul terasa sangat tenang dan menyenangkan. Sepertinya apa yang terjadi hari ini akan tersimpan dalam memoriku
'Tak sabar rasanya untuk menanti esok hari'
.
.
Fajar menyingsing, pertanga bagi Nora untuk mengawali harinya.
"Pagi semua" sapaku kepada teman-temanku di kelas.
"Wah, ada kabar baik apa ini kamu kok kelihatan senang banget?" tanya Jenny ingin tau.
"Ah, gak ada apa-apa kok, cuma lagi seneng aja," balasku seraya tersenyum lebar.
"'Hmm...Aku jadi curiga deh," lanjut Jenny dengan gaya ala-ala detektif yang sedang memecahkan sebuah kasus.
Aku hanya bisa tersenyum melihat kelakuan aneh sahabat baruku yang satu ini.
Inanna, Jenny dan Risa walaupun mereka bersifat blak-blakan tetapi menurutku merka adalah teman yang baik, mereka sangat kompak, aku senang bisa mendapat teman seperti mereka.
.
.
"Aku traktir kalian kali ini, mumpung lagi baik lho. Udah cepet sana pilih!" ucap Risa yang akan mentraktir kita.
"Beneran, kita boleh pilih apa aja, jangan nyesel loh ya," ujar Jenny. Aku tertawa mendengar perkataannya.
.
"Huaa...kenyang, makasih Risa teraktirannya, Risa baik banget deh" cengir Inanna.
"Berapa bu?" tanya Risa pada penjual.
"70.000 dek"
"Ah, iya..."
"Tu-tunggu BERAPA!!!" teriak Risa
"70.000" jelas penjual sekali lagi.
"KALIAN MAKAN APA AJAA!!!" teriak frustasi Risa.
.
"Habis kamu bilang boleh makan apa aja sih, lagian kamu juga gak bilang kalo cuma bawa uang 50.000 doang, ah jadinya kayak gini kan" Keluh Jenny yang sedang mengelapi piring.
"Udah-udah, jangan tengkar " ucapku berusaha melerai.
Akibat kekurangan uang, kita berempat akhirnya dengan super terpaksa membantu ibu kantin menyuci piring.
.
"Haah....Capek, udah bel masuk yuk!" ajak Inanna.
"Ternyata nyuci piring bareng-bareng seru juga ya," ucapku senang.
"Seru palamu!" ucap Risa dan Jenny kompak lalu kembali membuang muka, aku tertawa melihat kekompakan mereka.
.
.
"Besok kita ke perpustakaan yaa," ajak Inanna.
"Buat apa?" tanyaku.
"Aku mau nunjukin buku tentang kisah yang pernah aku ceritain."
"Kalau begitu oke," balasku.
"Kalian ikut?" tanyaku
"Iya aku mau ikut, soalnya aku juga penasaran soal peperangan manusia dan kaum mitologi," ucap Jenny, Risa mengangguk setuju.