Sampai di rumah, Luna segera masuk menjuju kamarnya tanpa menunggu Ethan. Dia berjalan dengan langkah cepat, sedangkan Ethan mengikutinya dengan gusar.
"Sayang, jangan marah!" seru Ethan.
"Aku tidak marah," balas Luna sembari membuka pintu kamar.
"Lalu kenapa seperti ini, jangan mengacuhkanku!" Ethan terus memohon sembari memperhatikan Luna yang tengah mengganti dasternya dengan daster yang lebih longgar dan terbuka. Wanita hamil itu merasa gerah dan penat. Dia langsung menyalakan AC, lalu merebahkan tubuhnya di ranjang.
Ethan menghampiri Luna dan mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Dia menatap istrinya yang sedang bad mood itu. Setiap bertemu Edward, wanita hamil itu selalu menjadi sensitif dan ingin marah.
"Edward bukan pelakunya, kamu juga mengetahui polisi sudah memeriksanya," ucap Ethan.
"Tapi sikapnya yang takut kita geledah seakan menunjukkan bahwa dia pelakunya, apa kamu tidak menyadari itu?" tanya Luna.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com