"Jimin?"
Ucap pria berkulit pucat yang baru saja memasuki sebuah restoran dimana sang kakek menyuruhnya untuk datang untuk sebuah pertemuan.
Jimin pun mendongakkan kepalanya saat mendengar suara yang sangat familiar menyapa telinganya.
"Y-yoongi hyung?" Jimin membelalakkan matanya saat melihat seseorang yang sudah lama tak bertemu bahkan saat perpisahan terakhir mereka yang tak bisa di bilang baik dan mungkin menurut jimin yoongi sekarang membencinya.
"Kalian sudah saling kenal?" Ucap Dong-gun kakek yoongi.
"Ne kek, kami sudah lama kenal namun satu tahun ini kami tak bertemu lagi." Jawaban yoongi membuat jimin menunduk sedih ia mengingat betapa bencinya yoongi padanya saat itu Sampai yoongi membatalkan adopsinya saat itu.
"Wah.. Kebetulan yang menarik. Duduklah kita akan segera membicarakan inti dari pertemuan ini." Ucap Lee hyo seop kakek jimin.
"Begini yoongi-ah aku dan tuan Lee sudah sepakat akan menikahkan kalian." Ucap Dong-gun membuat yoongi membelalakkan matanya terkejut.
"A-apa? Apa maksud kakek?"
"Ya nak yoongi, aku dan kakek mu sepakat menjodohkan mu dengan jimin dan kalian akan menikah 2 minggu lagi."
"Tapi, kek..."
"Tak ada bantahan karena kakek ingin yang terbaik untukmu." Ucap dong-gun pada yoongi.
"Jimin kita harus bicara" Ucap yoongi seraya menarik tangan jimin untuk membawanya keluar dari tempat itu.
Kini keduanya sudah berada di luar restoran itu dan saat ini mereka berada di sebuah caffe yang berada tak jauh dari tempat pertemuan tadi.
Mereka kini duduk berhadapan dan suasana menjadi canggung di antara keduanya. Jimin melirik sekilas pada yoongi, ia melihat yoongi memijit pelipisnya jimin tahu dan sangat yakin bahwa yoongi sangat membencinya setelah kejadian satu tahun yang lalu dan jimin juga yakin yoongi tidak akan menerima perjodohan ini karena yoongi sudah menganggap jimin seorang jalang dan sekarang mereka malah di pertemukan dengan cara seperti ini.
"M-maaf hyung, i-ini bukan kehendak ku dan aku s-sudah sempat menolaknya tapi, a-aku..." Ucap jimin gugup sambil menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya.
"Jimin-ah.. Aku sangat merindukan mu." Jimin mendongakkan kepalanya menatap orang di hadapannya dengan bingung.
"Nde?"
"Bahkan eomma dan jihoon juga sangat merindukanmu. Kenapa kau pergi dan menghilang saat itu?"
"Y-yoongi hyung..."
"Kau tahu, aku sempat mencari mu dan akhirnya menyerah karena tak kunjung menemukanmu. Kemana saja kau selama ini hum?"
"A-aku..." Belum sempat jimin berkata-kata lagi, yoongi berdiri melangkah kearah jimin dan segera memeluknya.
"Maafkan aku jimin, maaf karena tak mempercayaimu dan berkata buruk padamu." Yoongi pun melepas pelukannya dan menatap wajah jimin yang sudah basah karena air mata.
"Tentang perjodohan ini aku tak akan menolaknya. Karena sebenarnya aku mulai menaruh hati padamu saat kau pergi dan menghilang aku baru menyadari hal itu."
"Hyung.. M-maaf tapi a-aku sudah mempunyai seseorang yang ku cintai dan aku sudah mempunyai a-anak dengannya." Ucap jimin yang kembali menunduk.
"A-apa?"
"N-ne hyung, sebab itulah yang membuatku menghilang. Namun kakek tak menerimanya dan akhirnya melakukan perjodohan ini"
Yoongi pun terdiam setelah mendengar ucapan jimin. Entah apa yang ia pikirkan saat ini sampai pada akhirnya yoongi mengeluarkan suaranya membuat jimin terkejut.
"Aku akan tetap menikahi mu, anggap saja aku egois karena tak ingin kau pergi lagi dan karena rasa ingin memiliki mu."
"H-hyung..."
"Kita kembali sekarang."
"T-tapi.." Tanpa mendengar lanjutan dari ucapan jimin, yoongi beranjak dari duduknya dan menarik tangan jimin untuk kembali ke restoran dimana Kakeknya dan kakek jimin berada dan menunggu mereka.
Setelah kembali ke restoran itu yoongi segera membawa jimin ke meja mereka.
"Kalian sudah kembali?" Ucap hyo seop pada yoongi dan jimin.
"Nde kek, kami menerimanya." Jimin menatap yoongi dengan tatapan yang menyiratkan kekecewaan atas keegoisan dari pria berkulit pucat.
Kedua orang tua itu pun senang mendengar jawaban dari yoongi. Mereka sepakat dengan keputusan untuk melangsungkan pernikahan 2 minggu lagi kecuali jimin yang kini sedang merasakan perasaan yang campur aduk antara sedih dan kecewa. Karena bagaimana pun jimin ingin bersama jungkook bahkan jungkook kini tengah berusaha untuk menyelesaikan masalah antar keluarga yang membuat mereka tak dapat bersama.
.
.
.
"Seung gi-ssi, bagaimana keadaan jimin?"
Ucap jungkook pada orang yang berada di sana. Saat ini jungkook menghubungi seung gi untuk menanyakan kabar dari jimin karena ia sangat merindukannya.
"Jungkook-ssi maaf saat ini jimin sedang bersama kakek. Mereka pergi bertemu dengan orang yang dijodohkan dengan jimin." Ucap seung gi dengan nada menyesal.
"Hari ini?"
"Ya hari ini dan aku sempat mendengar pembicaraan kakek di telepon kemarin, pernikahan mereka 2 minggu lagi."
"Apa? 2 minggu lagi? Yang benar saja! Aku tak akan membiarkan mereka menikah. Seung gi-ssi bisa kah kau mengatur pertemuanku dengan jimin nanti malam? Aku ingin sekali bertemu dengannya."
"Ne, aku akan membantumu."
"Terima kasih."
Setelah menghubungi seung gi, jungkook pun segera pergi dari kantornya untuk menemui seseorang.
"Aku harus menemuinya, dan segera menyelesaikan semuanya."
.
.
.
"Hyung, kenapa kau melakukan ini?" Ucap jimin pada yoongi. Saat ini jimin dan yoongi sudah berada di dalam mobil. Yoongi mengajak jimin ke rumahnya untuk bertemu dengan ibu dan jihoon.
"Karena aku mencintaimu."
"Hyung, aku sudah bilang padamu, aku sudah mempunyai orang yang saat ini ku cintai."
"Aku tak perduli jimin, aku tak ingin kehilanganmu lagi."
"Hyung, kau berubah."
"Ya.. Aku berubah karena mu, aku berubah saat kau pergi dan menghilang. Sekarang, setelah aku bertemu lagi dengan mu, aku tak akan melepaskan mu."
"Kau bukan seperti yoongi hyung yang ku ke kenal."
"Aku masih sama jimin hanya kini perasaanku padamu yang berubah."
Setelahnya jimin pun diam dengan pandangan yan beralih ke arah luar kaca mobil di sampingnya.
Tak berapa lama mereka sampai di kediaman Min. Setelah mereka keluar dari mobil yoongi menarik jimin masuk ke rumahnya dan membawa jimin masuk ke dalam.
"Eomma, lihatlah siapa yang ku bawa.." Ucap yoongi pada nyonya min yang sedang bersantai di ruang keluarga.
"Yoongi? Siapa yang... Jimin?!" Ucap nyonya min terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini.
"N-ne nyonya.." Ucap jimin dengan senyum kikuknya saat bertemu dengan nyonya min.
"Hey.. Kenapa panggilan mu berubah padaku?"
"M-maaf eomma."
Nyonya min pun segera memeluk jimin karena rasa rindu yang sudah lama terpendam.
"Eomma sangat merindukanmu sayang. Ingin sekali bertemu denganmu tapi, kau tiba-tiba menghilang."
"Maaf eomma.."
"Tenang saja eomma kita akan selalu bersama setelah ini?"
"Apa maksudmu yoongi?"
"Aku akan menikah dengan jimin,eomma" Ucap yoongi dengan menampilkan gummy smile khasnya.
"A-apa?"
"Ne eomma, kakek menjodohkan kami."
"Jadi, kakekmu ke sini untuk itu?"
"Ne eomma."
Saat mereka tengah asik mengobrol, taemin masuk ke kediaman min untuk memberi kabar tuannya atas pencarian jimin. Namun saat taemin melangkah masuk dan melihat tuannya ada di depannya, ia langsung berhenti melangkah dan mematung karena sosok di depannya. Karena orang yang sedang ia cari berada di depannya..
"Jiminie!"
𝙏𝙗𝙘