•
•
•
Pukul 05.00pm jimin dan yoongi pulang ke kediaman keluarga Min. Di perjalanan pulang yoongi merasa heran pada jimin yang tiba-tiba tak bicara sepatah kata pun. Bila yoongi menanyakan ke adaan nya jimin selalu menjawab 'aku tidak apa-apa hyung' yoongi sangat bingung dengan ke terdiaman jimin.
Kini ke duanya sudah sampai di rumah dan jimin segera turun dari mobil dan berlari kecil menuju kamarnya dan mengunci pintunya tanpa memperdulikan panggilan dari yoongi.
Yoongi pun segera menyusul ke kamar jimin. Saat setelah berada di depan pintu kamar jimin, yoongi mengetik pintu itu..
𝙏𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠
"Jimin.. Jimin.. Kau kenapa? Jimin.. Buka pintunya saeng.." Ucap yoongi pada jimin namun yang dapat di dengar oleh yoongi hanya suara isakan dari dalam.
"Jimin.. Kenapa menangis? Jimin.. Ada apa? Ceritakan padaku." Tambah yoongi
"T-tinggalkan a-aku h-hyung hiks.. Aku i-ingin sendiri.. Hiks.."
"Tidak jimin.. Buka pintunya. Katakan kau kenapa?" Jimin memejamkan mata sambil menghela nafas lelah jimin tau dia tak bisa menang jika berdebat dengan hyung nya itu. Jimin pun juga tak bisa menceritakan apa yang terjadi sebenarnya di perusahaan tadi.
Jimin berjalan mendekat ke arah pintu kamarnya dan perlahan membuka kuncinya dan jimin segera membukakan pintu kamarnya. Secepat kilat yoongi meraih tubuh jimin membawanya kedalam pelukannya.
"Jimin, katakan pada hyung apa yang terjadi? Dan kenapa kau menangis? Jimin sekarang ada aku, kau bisa berkeluh kesah padaku jangan kau pendam sendiri."
"A-aku hanya merindukan orang tua ku hyung. Sudah lama aku tidak ke makam mereka."
"Kau merindukan mereka? Astaga jimin kalau hanya karena itu katakan padaku aku akan mengantarkan mu ke makam mereka. Sekarang jangan bersedih lagi, ne.."
"Ne hyung maaf membuatmu khawatir."
"Ne tidak apa-apa. Sekarang kau istirahat saja, kau pasti lelah tadi kau sudah banyak membantuku."
"Ne hyung." Sebelum pergi yoongi memberi kecupan di kening jimin setelahnya yoongi pun turun ke bawah menuju kamarnya.
Setelah melihat yoongi pergi, Jimin menghembuskan nafasnya lega namun dia juga merasa bersalah karena telah berbohong pada yoongi. Tapi jimin juga tak mungkin menceritakan kejadian tadi. Jimin tidak mau yoongi kehilangan klien nya hanya karena dirinya. Jimin pun akhirnya kembali menutup pintunya dan segera menuju ke ranjangnya untuknya istirahat.
.
.
.
𝙎𝙧𝙖𝙠𝙠
"Sialan kau Park jimin, aku tak akan memaafkan mu." Jungkook benar-benar geram saat mengingat kejadian tadi dan melempar tumpukan file yang ada di mejanya sampai berserakan di lantai ruangannya.
Entah apa sebenarnya yang membuat jungkook membenci jimin sampai tega menghinanya sedemikian rupa.
"Lihat saja apa yang aku lakukan nanti padamu Park jimin." Jungkook menduduklan tubuhnya pada kursi di belakang meja kerjanya kemudian meraih ponselnya yang berada di saku jasnya dan mengetikan sebuah pesan entah pada siapa dan setelahnya dia menonaktifkan ponselnya dan tersenyum lebar.
"Hah.. Kita tunggu saja hasilnya." Ucap jungkook sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang ia duduki saat ini.
.
.
.
𝙏𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠
" Jimin sayang ayo makan malam dulu nak.. Jimin" Saat ini nyonya min sedang memanggil jimin turun untuk makan malam bersama
𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠
Pintu kamar jimin pun terbuka dan keluarlah sosok jimin yang baru bangun dari tidurnya.
Rambutnya terlihat acak-acakan dan matanya baru sebelah yang terbuka dan jangan lupa wajah mengantuk jimin yang terlihat menggemaskan. Nyonya Min hampir saja menggigit pipi chubby itu karena gemas pada sosok di depannya itu namun ia harus bisa menahannya.
"Em.. Eomma.. Hoam.. Sebentar eomma jimin mandi dulu."
"Baiklah cepat lah turun, jihoon juga sudah menunggumu."
"Ne eomma.." Ucap jimin sambil tersenyum manis. Jimin pun kembali masuk ke dalam kamar dia ingin mandi dulu sebelum turun ke bawah. Namun langkahnya terhenti saat mendengar dering ponselnya. Dan terkejut dengan nama yang tertera pada layar ponselnya.
" Yeoboseo."
"Jimin-ah aku merindukanmu.."
"saya juga merindukan nyonya."
"Jimin, bagaimana kalau kita bertemu besok? Apa kau ada waktu? Aku rindu mengobrol denganmu."
"Hmm.. Ne nyonya."
"Baiklah besok pukul 9 pagi kita bertemu di restoran yang pernah kita kunjungi waktu itu."
"Ne nyonya saya akan datang."
"Baiklah aku tutup ne. Salam untuk adikmu dan keluarga barumu."
"Ne nyonya."
Jimin pun meletakkan kembali ponselnya ke atas nakas di sebelah ranjangnya dan dia pun segera masuk ke dalam kamar mandi untuk segera mandi dan segera turun untuk makan malam.
Kini jimin sudah berada di ruang makan setelah menyelesaikan mandinya dan mengganti pakaiannya.
"Maaf menunggu lama." Ucap jimin yang merasa tak enak karena membiarkan keluarganya menunggunya.
"Tidak apa-apa sayang.sekarang makanlah." Nyonya Min pun berdiri untuk mengambilkan makanan untuk jimin.
"Terima kasih eomma."
"Ne, sekarang makanlah sayang." Saat akan menyantap makanannya, jimin mengingat sesuatu dan menolehkan kepalanya menatap yoongi yang sedang menikmati makanannya.
"Hyung." Yoongi yang mendengar jimin memanggilnya kini menatap jimin.
"Ne jimin ada apa?"
"Em.. Hyung besok pagi aku akan pergi sebentar bertemu seseorang. Apa boleh?" Ucap jimin ragu
"Bertemu siapa?"
"Nyonya seokjin, hyung. Tadi nyonya seokjin menghubungi ku mengajak ku bertemu besok pagi."
"Ne pergilah." Ucap yoongi dengan tersenyum
"Terima kasih hyung."
.
.
.
Saat ini di kediaman keluarga jeon pun juga sedang makan malam, dan terlihat sekali nyonya rumah itu terus tersenyum sambil menikmati makan malamnya.
"Kau kenapa jinnie?, dari tadi ku lihat kau tersenyum senang. Ada apa hum?" Tanya namjoon pada istrinya yang terlihat seperti orang tak waras.
"Tidak apa-apa joon-ah. Aku hanya senang karena besok aku akan bertemu jimin." Jungkook yang mendengar seketika menghentikan gerakan tangannya yang akan menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Untuk apa ibu bertemu dengannya?" Ucap jungkook dengan datar.
"Kenapa kau tanya, terserah ibu mau bertemu siapa saja." Ucap seokjin sinis
"Yak! Aku putramu jadi aku punya hak bertanya pada ibu."
"Berubah lah dulu baru kau bisa menyebut dirimu sebagai anak ku."
"Aishh!" 'Sialan! bisa-bisanya ibu membela pria rendahan itu' ucap jungkook geram
Setelah makan malam mood jungkook benar-benar buruk. Dia pun pergi ke sebuah club yang sudah lama tak di datanginya untuk merubah moodnya.
"Hey tuan jeon! Sudah lama kau tak datang ke sini. Ada apa gerangan muncul kembali?"
"Jangan membuat ku semakin bad mood jaehyun." Ucap jungkook sambil menyesap segelas wine yang diberikan oleh jaehyun.
"Bad mood? Karena pekerjaanmu?"
"Bukan, ini karena pria sok polos yang pernah bekerja di rumahku."
"Lalu? Kenapa dengannya?"
"Kau tahu Karena dia perlakuan orang terdekatku menjadi berbeda padaku. Dan kau pasti terkejut apa pekerjanya sekarang."
"Memang apa?" Tanya jaehyun dengan antusias
"Jalang, dia menjadi jalang dari klienku berkedok sebagai adiknya. Apa kau percaya itu? Orang lain pasti akan percaya karena wajah polosnya tapi bagiku dia adalah benalu rendahan yang hanya menginginkan uang dari pria-pria hidung belang yang berkantong tebal Dan hari ini dia sudah membuat satu kesalahan pada ku."
"Memang apa yang dia lakukan padamu jungkook?"
"Dia sudah berani menamparku di perusahaan tuan nya. Aku sangat ingin membuatnya menyesal telah melakukannya."
"Kau berniat membalasnya?"
"Tentu saja jaehyun, aku akan membuatnya menyesal telah mempermalukan ku."
"Ku lihat kau sangat membencinya. Berhati-hatilah saat membenci orang. Apa kau tidak takut karma hum?"
"Cih! Omong kosong!"
"Hahaha.. Jangan sampai kau menyesal tuan Jeon!"
Setelah obrolan itu jungkook yang dalam mood buruk, akhirnya menyewa jalang untuk melampiaskan kekesalannya. Dan malam itu jungkook menikmatinya dalam ruangan VIP dengan desahan-desahan dari kenikmatan yang memenuhi ruangan itu
𝙏𝙗𝙘