webnovel

Ganesa Raiden

"ada misi besar untuk mu, akan ada lelang perawan di sebuah club milik Raiden. Masuklah menjadi salah satu dari gadis-gadis itu aku akan mengurus semua" jelas seorang pria yang biasa dipanggil Pedro.

"Sebenarnya kapan aku dapat jatah liburan, ini sudah satu tahun lebih selalu ada misi" keluh Cath sambil bersandar pada sofa di ruangan itu.

"Jika kau bisa mendapatkan target kita aku yakin kau akan mendapatkan liburan yang kau mau" jawab Pedro terkekeh.

"Simpan kekehanmu itu, bajingan" seru Cath beranjak pergi. Sebelum ia benar-benar keluar dari ruangan Pedro ia menendang ujung kaki meja Pedro menyebabkan secangkir kopi milik pria itu tumpah.

"Ahh shit! Gadis gila!" Seru Pedro yang terkena tumpahan kopi panas miliknya.

^^^^^

Malam pelelangan tiba, Cath sudah siap dengan gaun hitamnya yang membuat kulit putihnya bersinar, punggung gaun itu terbuka hingga sebatas pinggul memamerkan keindahan tubuhnya yang jarang terlihat. Rambut coklat gelapnya di gulung hingga meninggalkan beberapa helai yang menambah kesan sexy, makeup natural yang menonjolkan kesan misterius dan lugu benar-benar memikat.

"Tersenyumlah, target mu hari ini ada di sana" ujar Pedro menunjuk kerumunan pria-pria yang terlihat sangat berkelas.

"Masih sangat muda, apa kau yakin?" Tanya Cath lalu meminum wine nya.

"Itu pelengkap hadiah liburan mu" Pedro terkekeh.

Namun dari kerumunan itu ada yang menarik perhatian nya, pria yang memunggunginya dengan jas berwarna marun dengan tatanan rambut Side part membuatnya terlihat sangat maskulin. Sangat tidak asing baginya.

"Pedro kau lihat pria itu, yang memunggungi kita" seru Cath dengan jari lentiknya.

"Raiden? Pemilik casino ini, dia tidak pernah mengikuti lelang ini. Mungkin dia gay" ujar Pedro menaikan bahunya acuh.

Cath tersenyum saat tau kemungkinan pria itu seorang gay. Mimpi apa dia saat sempat terpesona oleh rupa pria itu.

Disana. Ganesa memicingkan matanya saat melihat seorang gadis yang sangat ia kenal beberapa hari belakangan. Namun penampilan gadis itu hari ini sangat berbeda.

"Lux!" Panggilannya pada salah satu penyusun acara lelang pada hari ini.

"Ya tuan, ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya dengan hormat.

"Siapa gadis itu? Yang menggunakan gaun hitam" tanya Ganesa dengan tatapan tajam.

"Cath?, Dia salah satu gadis lelangan hari ini, 1604" jelas Lux menyebutkan kode rahasia para gadis.

Sedikit terkejut namun dengan cepat ia mengendalikan diri.

"Ehm! Ini" ujar Ganesa memberikan sebuah kartu pada Lux yang menerima kartu itu dengan bingung, "menangkan dia untuk ku" ujar Ganesa lalu pergi menuju para klien nya.

Lux menatap pada Cath yang sedang berbincang dengan beberapa pria yang mendekati nya. Tersenyum saat menyadari jika ini kali pertama tuannya menginginkan seorang gadis.

"Berita bagus" ujarnya.

^^^^^

"100 juta" seru seorang lelaki bertubuh gempal di pojok ruangan.

Cath menghembuskan nafas berusaha menenangkan diri.

"200 juta" yaps target nya mulai menarik harga membuat Cath tersenyum kearah nya.

"500 juta" si gempal kembali berulah membuat beberapa orang bersorak.

"600 juta" targetnya masih berdiri dengan tenang. Cath menghembuskan napasnya kasar.

"650 juta" Cath mendengus saat si gempal berulah lagi.

"800 juta" seru targetnya membuat seluruh orang berseru.

Targetnya tersenyum bangga dan melangkah maju saat ketukan palu sudah terdengar dua kali.

"1 milyar" seruan itu membuat semua pandangan mengarah kepada si gempal.

Cath yang melihat itu merasa pusing yang luar biasa menyerangnya. Dengan berpegangan pada sebuah tiang di dekatnya ia mendengar ketukan palu terakhir terdengar.

"Pedro! Apa yang kau lakukan bodoh" serunya saat ia berada di ruang ganti.

"Astaga, Cath tenanglah ini diluar perkiraan ku" ujar Pedro menghampiri Cath yang terlihat sangat shock.

"Mana mungkin bisa tenang?! Aku sudah menandatangani kontrak nya! Itu artinya aku tidak bisa menolak ini semua atau kau!" Cath menjeda ucapannya menatap Pedro dengan wajah lemas, "kau bayar dendanya" lanjutnya dengan lirih.

"Cath, maafkan aku sungguh aku tidak mengenal si gempal itu, ia tidak ada dalam jajaran orang kaya di casino ini" jelas Pedro yang dibalas anggukan kepala oleh Cath yang sudah pasrah.

Cath menghembuskan napas kasar lalu memegang bahu Pedro.

"Sudahlah, ini sudah terjadi aku akan menguras isi dompet si gempal itu dan pergi sebelum ia sadar" seru Cath meyakinkan diri.

Pedro menunduk dalam merasa bersalah pada sahabatnya itu, bagaimana pun kesialan Cath juga karena nya juga"

"Sudahlah aku pergi sekarang, nanti aku kabari dimana tempatnya" jelas Cath lalu beranjak membawa mantel dan hand bag nya.

Didepan lobby casino sebuah mobil mewah terparkir dengan seorang supir yang telah membukakan pintu untuknya. Cath memejamkan matanya sambil menghembuskan  napas kasar. Dengan enggan ia masuk dan merasa bingung saat tidak menemukan si gempal didalamnya.

"Kemana si gempal?_ah maksudku tuanmu!" Serunya dengan tergagap.

Terlihat sang supir mengulum senyum melihat gadis di belakangnya.

"Tuan menunggu anda di mansion nya, nona" jawab sang supir yang dibalas dengusan oleh Cath.

"Mansion? Apa dia tidak malu dengan istri dan anaknya? Tua bangka tidak tahu diri" gumam Cath yang masih bisa didengar sang supir yang memilih diam.

Malam ini jalan terlihat sepi yang membuat mobil yang membawanya begitu cepat sampai. Cath menghembuskan napas saat sang supir membukakan pintu mobil untuknya.

Cath disambut oleh beberapa pelayan yang mengarahkannya ke ruangan yang sangat besar dengan meja maka di tengahnya lalu sebuah kitchen set yang terlihat sangat mewah. Jika dalam kondisi normal mungkin Cath akan melompat kegirangan saat melihat tempat ini.

Pandangan Cath menelisik kesekeliling ruangan, hingga pandangannya tertuju pada seseorang yang baru saja masuk lalu terlihat mengambil segelas air putih dari dalam kulkas.

Rambutnya yang terlihat masih basah sedikit berantakan namun mengeluarkan kesan seksi dengan kemeja tipis berwarna putih dipadu celana bahan yang terlihat ringan.

"Kemana si gempal sialan itu" gumam Cath pelan sambil menunduk.

"Ehm, kau sudah tau apa yang harus kau lakukan?" Tanya pria yang baru saja masuk tadi, membuat Cath merasa bingung juga penasaran. Pasalnya pria ini masih memunggunginya.

"Maksud anda? Anda siapa?" Tanya Cath dengan cepat.

Pria itu berbalik membuat napas Cath tercekat dengan mata yang membola.

Berbeda dengan pria dihadapannya yang terlihat santai bersandar di meja  makan yang sangat besar itu.

"Aku orang yang membeli mu" ujar Ganesa dengan semirk khasnya.

"Kau!" Seru Cath tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.

Cath tertawa dipaksakan dan berjalan sambil menunjuk Ganesa dengan jari lentiknya.

"Jangan bermain-main dengan ku, yang menenangkan ku adalah si gempal itu bukan kamu" ujar Cath setengah mati menahan amarahnya.

Ganesa manatap Cath dengan datar.

"Aku yang menyuruhnya" mendengar itu Cath mengusap dahinya yang mulai terasa pusing.

"Ohh haha. Baiklah" ujar Cath menatap Ganesa dengan senyum, "mari kita selesaikan sekarang" lanjut Cath mendekat kearah Ganesa yang terlihat terkejut.

Ayolah kalian tidak lupa kan jika Ganesa adalah satu satunya perjaka dari keempat pria triliuner itu.

Cath merapatkan tubuh mereka, menatap wajah Ganesa dengan senyum nakal. Namun tidak lama dahinya berkerut saat melihat wajah Ganesa yang bersemu merah.

Jari lentik itu membelai wajah Ganesa dengan pelan.

"Kau baik-baik saja? Kau terlihat seperti.." Cath menahan tawanya. "Seperti seorang perjaka!"

Ganesa menatap Cath dengan tajam lalu mendorong pelan gadis itu agar menjauh.

"Kau pasti tau aku pemilik casino itu" ujar Ganesa dengan datar.

"Ya pemilik casino yang katanya seorang gay" jelas Cath lalu menarik sebuah kursi untuk menatap Ganesa yang terlihat sangat gugup.

akhirnya bisa update lagi setelah di giling dengan sakit magh dan skripsi yang harus ganti judul?

maaf buat temen-temen.. bukan maksud aku mau PHP in kalian . aku minta maaf ya udah buat kalian nunggu???

^^^^^^

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Saya sudah memberi tag untuk buku ini, datang dan mendukung saya dengan pujian!

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

HRYcreators' thoughts
ตอนถัดไป