webnovel

Reuni (1)

บรรณาธิการ: Wave Literature

Shen Liunian tersenyum dengan hangat. Ia lanjut berkata-kata lagi, "Aku percaya bahwa kamu adalah orang yang sangat lembut dan pasti bisa menjadi ibu yang baik sekaligus bisa menjadi ibu untuk anakku. Aku juga berjanji akan menjadi ayah yang baik. Dengan kehadiranku nanti, kamu bisa memberikan sosok seorang ayah pada anakmu."

Ketika Tong Yue ingin menjawab dan menolak, suara adiknya, Tong Xing, lebih dulu muncul dari kejauhan, "Kakak perempuan, aku setuju kalau kamu pergi dengan dia!" 

Tong Xing masuk dan bicara lagi pada Tong Yue, "Aku sudah banyak mendengarkan semua percakapan kalian."

Tong Yue menatap Tong Xing dengan cemas.

"Xiao Xing, kalau aku pergi, bagaimana denganmu?"

Tong Xing tersenyum dan menjawab kakaknya, "Aku sudah dewasa, sudah bukan anak kecil lagi. Apalagi kamu sudah menjagaku dari dulu, hingga kamu dihina oleh banyak orang. Kemudian, kamu melahirkan Xiao Jin sendirian. Sekarang, kalau ada orang yang mau menjagamu, aku ikut berbahagia."

Tong Yue menatap adiknya dan menggeleng, lalu mengatakan sesuatu lagi, "Tidak. Aku tidak akan pergi dengannya."

"Tong Yue!" Shen Liunian berteriak. 

Shen Liunian menambahkan lagi kata-katanya, "Belum bisa juga kamu melupakan Li Liunian? Dia saja sudah melupakanmu. Kalau memang dia masih mengingatmu, kalian sudah tidak mungkin bisa bersama. Jarak kalian sudah begitu jauh sekarang!"

Sungguh, kata-kata itu membuat hati Tong Yue merasa sakit.

"Apakah kamu mau anakmu tidak punya sosok seorang Ayah selamanya?" Shen Liunian bertanya kembali dengan pedas.

Tong Yue terdiam dan menatap Shen Liunian. Suara penolakannya pun terdengar pelan, "Biarkan aku memikirkannya lagi."

Shen Liunian tahu apa yang sedang dikhawatirkan oleh Tong Yue, dan karena itu dia tidak memaksa Tong Yue.

"Baik. Aku akan menunggu jawabanmu. Nanti, aku akan mengajak anakku untuk bertemu denganmu."

Shen Liunian pergi, sementara Tong Yue bersandar di kursi sambil melihat Xiao Jin yang sedang menggambar. 

Kata Tong Yue padanya, "Xiao Jin, kamu sedang menggambar apa?"

"Ibu, aku sedang mencoba untuk menggambar wajah ayah. Guru bilang bahwa setiap anak harus menggambar ayahnya, tapi aku tidak tahu bagaimana rupa ayah, apakah dia gemuk atau kurus."

Tong Yue hanya bisa melihat anaknya berkata-kata dengan sangat polos, dan kata-kata itu membuat hatinya terasa sakit.

Memang benar, bahwa Tong Yue-lah yang melahirkan anak ini, tapi Yong Yue juga memiliki hutang yang besar pada anaknya. Hutang itu berupa sosok ayah bagi anaknya dan juga sebuah rumah.

  ————————

Di Kantor Perusahaan Li.

Li Liunian melihat beberapa bidang tanah baru yang ditenderkan oleh pemerintah.

Matanya segera berfokus untuk melihat sebidang tanah yang kurang lebih berjarak 100 kilometer dari Bin Cheng.

Li Liunian bertanya pada manajer teknik, "Proyek apa yang akan dilakukan di tanah ini?"

"Presiden Li, ini adalah sebuah desa. Sejak awal, kami ingin membangun proyek pariwisata. Ada lapangan golf di sebidang tanah ini. Kalau tanah besar yang ini, bisa digunakan untuk membangun wahana wisata lainnya."

Li Liunian mengangguk dengan pelan. 

"Tempat ini lebih jauh dari Bin Cheng tapi dekat dengan laut. Cuacanya bagus, dan tampaknya memang sangat cocok membangun proyek pariwisata. Lapangan golf akan menarik orang-orang kelas atas untuk berwisata di daerah ini."

"Presiden Li, apakah Anda ingin membeli tanah ini?"

"Kalau begitu, temani saya ke desa ini besok, ajaklah konsultan dan suruh dia memberikan penilaian atas tanah ini." Li Liunian menutup dokumen itu dan memberikannya kepada manajer teknik.

"Baik."

Manajer keluar dari ruangan. 

Shen Xiaoyu meneleponnya.

"Xiao Yu, ada apa?" tanya Li Liunian.

"Kak Nian, apakah kamu ada waktu besok? Aku sudah membuat janji untuk kita melakukan foto pre-wedding."

"Kalau besok aku tidak bisa, karena ada proyek yang mengharuskan aku turun ke lapangan. Bisa foto pre-wedding kita diundur dulu, kita lakukan lusa?

Shen Xiaoyu mengikuti saran dari Li Liunian, "Baiklah, kamu kerja saja dulu. Oh ya, aku sudah pesan tempat di Restoran Yoyo untuk kita makan nanti malam. Kamu jangan lupa datang, ya."

"Iya, aku akan datang."

Li Liunian menutup telepon dengan pelan, dan langsung mengurus dokumen-dokumen yang ada di atas meja kerjanya.

Kerja keras Li Liunian selama lima tahun ini benar-benar membuat Perusahaan Li berkembang dengan pesat.

ตอนถัดไป