webnovel

Model Dadakan (1)

Lagi-lagi Lion tersenyum sambil memperbaiki duduknya, "Itulah David, lelaki misterius yang susah di tebak, dia dingin dan jarang sekali tersenyum ataupun tertawa dan sayapun kadang sering di buatnya penasaran"

"Tapi tunggu, tadi kamu bilang gara-gara wanita dia meninggalkan acara sepenting ini?" Lion tercengang tidak percaya.

"Apa tuan Lion tau kalau dia sudah menikah dan istrinya orang Indonesia?" lanjut Mike.

Lion terkejut karena kabar sebasar itu bisa-bisa nya dia tidak tau, "Benarkah?, ini berita yang luar biasa, saya jadi penasaran gadis seperti apa yang bisa membuat dia mencair?"

"Saya juga penasaran makanya saya tidak sabar menunggu resepsinya nanti" Jawab Mike, sedang Lion nampak mengangguk.

"Bagaimana dengan tuan Julian?" tanya Lion.

Julian yang sedari tadi diam memperhatikan pesan yang masuk ke handphonya terkejut saat di tanya oleh Lion, "Saya apa?"

"Apakah tuan Julian ini sudah memiliki kekasih?" Lanjut Mike.

"Saya sudah menikah"Jawab Julian dengan tegas.

Mendengar pengakuan Julian yang jauh lebih muda usianya dari Mike dan Lion itu membuat mereka berdua tersedak.

"Ada yang salah?" Tanya Julian.

Lion dan Mike tersenyum, "Kamu hebat bisa menikah di usia muda, kalau tuan Lion sendiri apakah sudah ada wanita yang menarik hatimu?" Tanya Mike

Lion tersenyum, "Aku sudah punya calon istri dan sebentar lagi aku akan memperkenalkannya pada kalian"

Julian dan Mike mengangguk sambil tersenyum, meski setengah percaya tapi mereka tidak sabar menunggu untuk bisa melihat gadis beruntung yang bisa menarik hati lelaki yang hatinya seperti batu kayak Lion.

Malam amal pun sudah waktunya di mulai, pak presiden membukanya dengan melelang barang berharga miliknya, di sambut oleh barang-barang milik beberapa pengusaha kaya, termasuk Mike yang melelang berlian terbaik dari The Diamon, sedang Julian hanya ikut berpartisipasi untuk menjadi penawar secara dia tidak punya persiapan apa-apa.

Kini tiba saatnya giliran barang milik Lion, di ruangan tertentu Nana mondar mandir kayak seterikahan, dia sangat gugup dan fikirannya kosong.

"Tenanglah Nona, anda cukup berpose senatural mungkin!," Kata Brieta dan di balas dengan anggukan oleh Nana.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara MC menyebutkan barang milik tuan Kim Lion, segera Brieta mendorong Nana dengan pelan untuk memasuki aula dan berjalan di karpet merah.

"Aku tidak bisa" Nana mencoba memohon pada Brieta agar penampilanya di batalkan.

"Nona pasti bisa!" Brieta mencoba meyakinkah Nana.

Nana masih terdiam di tempatnya, dia gemetaran dan sangat tidak percaya diri, untuk kedua kalinya nama Lion di sebutkan, itu membuat Brieta khawatir karena Nana belum juga mau keluar, akhirnya Brieta tidak punya pilihan selain menarik Nana dan mendorongnya dengan pelan menuju karpet merah.

Nana membukuk dan mencoba menopang tubuhnya karena high heells nya cukup tinggi.

Melihat Nana keluar semua mata tertuju padanya, dan itu membuat ekspresi Nana menjadi buruk, dia merasa ingin berlari sekencang-kencangnya dari acara ini.

"Yaaa... Ampunnnn... di ruangan ini banyak banget orang, di mana Lion? di mana dia? kenapa dia membawaku ke situasi mencekik seperti ini?"

"Sial aku tidak punya pilihan, tapi aku harus berpose kayak apa? haruskah aku memainkan mataku? atau menggerakkan pinggulku... aaaaa... aku frustasi... tuhan jika ini bayaran dari mengenal orang seperti Lion maka aku ingin mengembalikanya dan hidup tenang seperti biasa" batin Nana sambil melirik semua orang dengan ekspresi aneh.

Setelah lama membatin, Nana menegakkan tubuhnya dan memperbaiki cara berdirinya selayaknya seorang model, dengan cemas Nana berjalan di atas panggung dan lebih menonjolkan kalung yang dia gunakan.

"Ahhhh.... tenyata aku bisa, ahhh begini aja masak seorang Nana gak bisa tinggal jalan dan senyum kayak begini doang kan?" batin Nana sambil berlenggak lenggok di atas panggung.

Ekspresi Lion berubah aneh melihat Nana yang terlihat pecicilan.

"Manis dan menawan, aku harus mendapatkannya." Ucap Gino salah seorang pengusaha muda yang duduk tepat di belakang Lion.

Ekspresi Lion menjadi gelap ketika mendengar apa yang Gino katakan.

"Sepertinya aku salah memilih model, harusnya dia aku simpan saja biar tidak menjadi santapan mata para lelaki hidung belang di acara ini, haruskah aku matikan lapu dan membawa dia kabur diam-diam?" batin Lion sambil menatap Nana tanpa berkedip.

Gino terpana menatap sosok gadis yang berjalan pelan di atas karpet merah itu, tidak henti- henti bibirnya menyebutkan kekagumannya dan mengeluarkan kata pujian untuk Nana.

"It's perfect!"

"Siapa gadis itu?, apakah dia pegawainya Kim Lion?" Tanya Gino pada Kris asistennya.

"Kalau bos suka gadis itu minta saja sama tuan Kim," Kata salah satu temannya.

Mendengar perkataan temannya, penbisnis muda yang bernama Gino itu pun tersenyum. Pikirannya mengembara membayangkan sosok yang berjalan menuju panggung lelang.

Nana adalah gadis yang menarik perhatiannya, menurutnya kecantikan Nana adalah kecantikan khas perempuan timur yang menawan.

Lion semakin geram mendengar obrolan dua pemuda di belakangnya itu, Mike dan Julian merasa bingung melihat gelagat Lion.

"Apakah semuanya baik-baik saja tuan Lion? " tanya Julian.

"Ada virus yang harus aku bereskan" jawab Lion dengan sinis.

Julian dan Mike saling tatap, "Virus? "

"Apakah di sini memang ada Virus?" Mike mulai merasa khawatir.

Melihat kedua rekannya Dengan bingung, Lion langsung berkata, " Kalian tenang saja virus ini hanya mengganggu, dan kalian lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan pada virus itu"

ตอนถัดไป