webnovel

Model Dadakan (2)

Setelah mengatakan itu Lion berdiri dan merapikan jasnya kemudian dia naik ketaas panggung, Lion langsung menjadi pusat perhatian semua orang, terutama para wanita yang ada di acara lelang.

Melihat Lion naik keatas panggung dan berjalan mendekatinya, jantung Nana berdetak kencang matanya terbelalak sehingga langkahnya terhenti di tengah-tengah.

Lion yang memiliki tubuh tinggi, dengan sorot mata yang tajam, wajah yang khas orang korea dengan berlian kecil di telinga kirinya membuat semua wanita tidak berkedip memandangnya.

'Ya tuhan kenapa Lion tampak begitu menawan?, dan apa yang ingin dia lakukan ? kenapa dia semakin dekat?' batin Nana.

Lion berjalan dengan tegap kearah Nana, tatapannya begitu lembut dan terlihat karismatik dengan stelan jas hitam mewahnya.

Mike dan Julian di buat penasaran dengan apa yang akan dilakukan Lion pada gadis itu.

Setelah sampai di depan Nana, Lion menjulurkan tangan kanannya dengan tesenyum.

"Sayang apa kamu grogi?"

Nana seperti tersihir dengan pesona Lion, dengan patuh dia meraih tangan Lion. "Tidak buruk?"

Mendengar jawaban Nana, Lion tersenyum dan menggenggam tangan Nana ke ujung panggung.

Adegan itu sukses membuat semua orang mempertanyakan hubungan Lion dan Nana.

Beberapa saat kemudian Lion mengambil mic dari Mc setelah itu dia menatap semua tamu yang hadir.

"Selamat malam semua, saya Kim Lion ingin melelang barang-barang berkwalitas tinggi yang di gunakan oleh calon istri saya ini, mulai dari gaunnya yang edisi terbatas dari salah satu butik mewah di bawah milik KI Grup di pusat kota Berlin, dan kalung berlian karya terbaru dari perusahan terkenal di London yaitu The Diamon Grup, untuk itu saya mulai penawaran nya sekarang" Jelas Lion.

Semua orang terkejut bukan main ketika mendengar Lion secara tidak langsung mengumumkan siapa calon istrinya.

Ekspresi Gino berubah gelap, dia tidak menyangka kalau wanita yang membuatnya tertarik adalah calon istri Lion.

"Aku tidak akan nyerah, tidak ada yang tidak bisa aku dapatkan?" Kata Gino dengan tatapan sinis.

"Wait, wait, bos! maksud kamu apaan?" Kata Kris sambil menatap Gino dengan heran.

"Sejak kapan bos tertarik dengan gadis biasa seperti itu?, dia memang manis tapi tidak sexi, apa bos kekurangan wanita?" tanya Kris karena sepanjang ingatannya dia tahu kalau bosnya adalah orang yang suka main wanita dan itu semua dari kalangan atas saja.

Gino hanya diam dan menatap sinis kearah Lion dan Nana, sedang Julian dan Mike tersenyum dan salut dengan tindakan Lion.

Percakapan Gino dan Kris bisa di dengar oleh Mike dan Julian, dengan kecerdasan mereka berdua barulah mereka mengerti kalau virus yang di maksud Lion adalah Gino.

"Apa kamu sepemikiran denganku?" tanya Mike pada Julian.

Julian tersenyum "virus cinta atau parasit yang siap menempel, bukankah begitu?"

"Ha ha tuan Lion ternyata pecemburu berat" Mike tertawa sambil bertepuk tangan, sedang Julian kembali diam dan kembali fokus pada acara lelangnya.

Sementara penawaran sedang berjalan, Lion melirik Nana dan merasakan tangan Nana yang begitu dingin, dia juga mulai khawatir melihat ekspresi Nana yang aneh dan mendadak pucat.

"Tenangnlah!" bisik Lion sambil menatap lembut ke mata Nana.

Nana yang pendek mendongak untuk bisa menatap Lion "Aku takut membuatmu malu"

"Kamu sudah melakukannya dengan baik" ucap Lion.

Di suatu tempat tertentu di kota seoul, Jeha menatap lurus kearah Namsan Tower selagi Nana berada jauh dari jangkauannya, dia ingin menyusul tapi apakah dia harus membuat Nana dalam bahaya lagi? Lion itu gila , tapi apakah dia akan terus berurusan sama Lion? baik di masa lalu atau di kehidupan berikutnya?.

Namsan Tower di malam hari terlihat begitu indah, beberapa orang tampak mengambil gambar bersama pasangan mereka, melihat itu Jeha tersenyum pahit setelah menyesap minumannya.

"Mereka terlihat bahagia sekarang tapi besok akankah mereka bisa seperti ini? bukankah cinta itu hanyalah alasan untuk saling meninggalkan?" batin Jeha sambil mengamati pasangan yang sedang memadu kasih.

Jeha benar-benar bosan dengan drama romantis yang terjadi di dunia nyata, sebab dirinya sediri berulang kali harus melepaskan, dia berfikir apakah dia bodoh ? atau memang hatinya terlalu lemah untuk memperjuangkan atau mungkin terlalu takut melihat orang yang di kasihinya tidak bahagia?.

Jeha tersenyum pahit sambil menikmati minumannya kembali, hatinya di penuhi kepiluan dan dendam untuk orang yang sudah merenggut kebahagiaan di masa Kecilnya bersama ibunya bahkan di masa remajanya.

"Nana Khalila kenapa dia harus terlibat dengan Lion?, kenapa? kenapa? kenapa kejadian di masa lalu terulang kembali, kenapa? " Jeha berteriak sekeras-keras sehingga membuat pejalan kaki dan beberapa orang di sekitar Namsan Tower terkejut dan memandangnya dengan aneh.

"Ihhh... ganteng-ganteng stres. "

"Iya, mungkin dia baru putus sama pacarnya"

"Ya udah, sebaiknya kita segera pergi sebelum menjadi korban pelampiasannya"

Siapa sangka kalau orang yang dianggap stres adalah Ceo jenius dari salah satu perusahaan game online terbesar di Korea.

Selain dia tidak pernah mau muncul ke publik dia juga tidak pernah berpenampilan formal jadi wajar tidak ada yang akan menganggapnya si Jenius pemilik One Soft.

Sementara itu Nana dan Lion masih menikmati suasana lelang dengan gembira.

Nana yang tadinya grogi berubah menjadi percaya diri saat mendengar perkataan Lion yang mengatakan kalau dia sudah melakukan yang terbaik.

Next chapter