Hari Dua Puluh Empat…
~~*****~~
Mata Abigail hanya tertuju pada layar monitor. Ia merasakan dingin saat kata-kata Nathan bergema di telinganya. { Phantomflake adalah milikku! }
Nathan mengucapkan kalimat itu dengan jelas dengan tatapan matanya yang tajam dan dingin. Bahkan dia merasakan bulu kuduknya berdiri akibat kedinginan, perutnya terasa mual.
Nathan memang Setan yang ia kenal. Dia ingin menyiksanya dan membuatnya menderita dengan tangannya sendiri. Tapi mengapa jantungnya berdetak lebih cepat? Apakah dia takut? Cemas? Ataukah merasa tersanjung?
'Sial! Apa yang sedang aku pikirkan?' Abigail menggelengkan kepalanya dan dengan lembut menampar pipinya yang memerah menggunakan kedua tangan. Daripada memikirkan hukuman berdarah, Abigail malah membayangkan dirinya dilemparkan oleh Nathan ke tempat tidur dan… Nathan melakukan jenis 'hukuman' yang berbeda.
Abigail segera menutup laptop saat Ethan Kecil duduk di sebelahnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com