webnovel

(In)Sanity

*(R-18)!!! Yuna Akari, Sejak kecil sudah sendiri. Dia selalu sendiri dan tidak pernah ada seorang pun yang ingin bersamanya. Dia selalu di nilai aneh dan sangat Misterius dengan perban yang membalut beberapa bagian tubuhnya. Dia di jauhi, Tidak dicintai, dan tidak di pedulikan. Kedua Orang tuanya mencampakkannya. Orang-orang menjauhinya. Membuatnya selalu..Menyendiri. Yuna Akari memiliki masalah Mental yang sudah ada di dalam dirinya semenjak kecil, Yaitu merasakan rasa bosan yang amat cepat. JikaYuna tidak melaksanakan Hobinya setiap waktu yang sudah ia tentukan, Maka Yuna akan..Menjadi…GILA! Dan jika ada yang berani untuk menyakitinya, Yuna juga akan menjadi…GILA! Dari kecil ia sudah memiliki hati yang Kosong, Hampa, yang tidak dapat di isi oleh siapa pun. Lalu, Dia bertemu dengan seorang Malaikat. Seseorang yang dapat mengisi hatinya yang kosong dan hampa. Seseorang yang dapat menenangkan dirinya dari masalah Mentalnya. Tapi jalan untuk mendapatkannya tidak lah mudah. Selalu saja ada seseorang yang ikut campur dengan Malaikatnya. Selalu saja ada orang yang mendekati Malaikatnya. Selalu saja ada orang yang menghalangi jalannya untuk mendapatkan Malaikatnya. Dan orang-orang itu membuat Yuna Akari iritasi. Yuna akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan Malaikatnya. Yuna akan melakukan berbagai macam cara untuk menghentikan orang-orang yang mencoba untuk mendekati Malaikatnya. Itupun jika dia harus.. MENYAKITI MEREKA SEMUA! Itupun jika Yuna harus… MEMBUNUH MEREKA SEMUA! ..Mereka tidak punya pilihan lain. ..Malaikatnya Harus menjadi miliknya. ..Menjadi milik Yuna Akari.

FHNorai · สยองขวัญ
Not enough ratings
41 Chs

Vol. 1 - CH. 2 - Part Four

Aku mengeluarkan nada-nada merdu dari mulutku sambil membereskan potongan tubuh Himawari. Aku mengelompokkan potongan tubuh Himawari dalam beberapa kategori; Yang sudah tidak dapat di gunakan, Yang masih dapat di gunakan, Makanan Shirou, dan yang akan di jual.

Untuk makanan Shirou aku akan memberikannya jari-jari tangan dan kakinya Himawari.

Untuk bagian yang akan di jual, Semuanya adalah organ dalam yang masih dapat atau layak di jual. Aku tidak bilang dapat di gunakan karena yang ku butuhkan hanya uang hasil organ Himawari yang ku jual.

Untuk yang tidak dapat di pakai lagi...Yaa, Kebanyakan sudah Rapuh, Hangus terbakar, dan kaku.

Untuk yang masih dapat di gunakan, Contohnya Kedua kaki Himawari dan lengannya.

Setelah selesai mengelompokkan bagian tubuh Himawari, Aku mengambil beberapa kantung plastik yang besar berwarna hitam. Pertama aku membentangkannya lebar-lebar dan menulis sesuai kategori yang ku ingin isi di plastiknya nanti.

Satu plastik ku tulis "Masih berguna" yang satunya lagi "Tidak berguna" yang satunya lagi "Makanan Shirou" untuk makanan Shirou aku menggunakan plastik yang lebih kecil karena isinya hanya jari-jari dan beberapa organ tubuh yang sudah hancur.

Setelah itu, Aku mengambil satu kotak besar yang terbuat dari plastik dan beberapa toples tabung yang terbuat dari kaca.

Setelah kotak plastik besar dan toples kaca, Aku mengambil sarung tangan yang sering di gunakan seorang dokter.

Apa yang ingin ku lakukan?

Aku kemudian mengambil satu-persatu organ tubuh Himawari dan memasukkannya ke dalam toples tabung kaca.

Setelah memasukkan organ tubuh Himawari ke dalam toples dan menutupnya, Aku menaruh toples-toples penuh organ tubuh Himawari itu ke dalam kotak besar yang terbuat dari plastik itu dan menutupnya.

Setelah organ tubuh Himawari beres, Sekarang bagian-bagian tubuhnya.

Aku memasukkan setiap potongan-potongan tubuh Himawari ke plastik yang sudah ku kategorikan.

Setelah semuanya sudah masuk kedalam plastik di setiap kategorinya, Aku mengingat erat plastiknya dan menaruhnya di atas gerobak tarik.

"Phew...Ini cukup melelahkan dan memakan waktu bukan begitu, Himawari-chan~"

Kepada siapa aku berbicara.

Tentu saja kepada Himawari..Walaupun yang tersisa tinggal Kepalanya saja..Dan tanpa kedua bola mata dengan mulut yang terbuka lebar.

Kepalanya aku taruh di sebelah ku di atas kursi besi.

Dari kedua Lubang mata, Mulut, dan hidungnya keluar darah yang sudah mengering dan menghitam.

Di bagian lubang matanya ada bekas air mata yang masih tersisa dan menyatu dengan darah yang sudah mengering.

"Tidak ku sangka membutuhkan waktu 6 jam untuk memotong tubuh mu Himawari..Yaa, Yang paling lama itu membuka tubuh mu dan mengambil organ-organ dalam tubuh mu. Untuk memotong seluruh anggota tubuh mu tidak begitu lama"

Aku kemudian berdiri lalu melepaskan sarung tangan yang ku pakai dan membuangnnya ke tempat sampah.

Aku kemudian melihat rendah ke kepala Himawari dan tersenyum.

"Ahhh, Himawari-chan~ Kau lebih cantik bila seperti ini"

"Kau membuat ku merasa nikmat~"

Wajah ku berubah menjadi merah dan mengeluarkan keringat hangat.

Aku kemudian melepas baju ku yang berupa seragam sekolah ku kemudian menjatuhkannya ke atas lantai. Menyisakan aku yang berpakaian Rok dan pakaian dalam saja.

Aku kemudian mengambil kepala Himawari dan melihatnya dengan dekat.

"Himawari-chan~ Seandainya kau bukan perempuan yang suka membully dan bergaul dengan Zuka, Aku mungkin sudah jatuh cinta dengan mu dari dulu"

"Aku mungkin sudah Menguntit mu dari dulu, Mengamati mu dari jauh, Menjauhkan mu dari orang-orang seperti Zuka, dan...Sudah Membunuh mu dari dulu"

"Aku pastinya sudah menangkap mu dan mengurung mu di dalam sini karena cinta ku padamu bukan karena ingin menjadikan mu sebagai mainan"

"Lalu saat semua orang sudah mulai sangat peduli dengan mu dan sudah mendapatkan titik cerah untuk menemukan mu, Di saat itu lah aku akan Membunuh mu. Aku tidak akan membiarkan seseorang mendapatkan orang yang ku cintai"

"Tapi sayangnya...Kau justru berakhir menjadi mainan ku..Bukan kekasih ku..Bukan seseorang yang ku cintai..Bukan yang ku inginkan..Tapi, Kau sekarang..Sangat menawan dan membuatku ingin Menggunakan mu sebelum membuang mu."

"Boleh kan, Himawari-chan~"

Aku kemudian mendekatkan bibir Himawari dengan bibir ku dan mulai untuk Menciumnya.

Aku menutup mata ku dan mencium bibir Himawari.

Dengan menutup mataku, Aku dapat merasakan sensasi dari mencium bibir manis milik Himawari. Aku merasa sangat menyukainya dan tidak dapat menahannya lagi. Setelah mencium bagian luar bibir Himawari, Aku mulai semakin dalam.

Aku mencium Himawari semakin dalam sampai kedalam mulutnya. Aku merasakan lidah miliknya dengan lidah milik ku.

Yang kurasakan bukannya rasa manis meliankan rasa Darah.

Sepertinya dia menggigit lidahnya di saat-saat terakhirnya.

Aku kemudian membuka mata ku sedikit dengan lemasnya.

Wajah ku memerah dengan melas dan penuh nafsu.

Keringat yang keluar juga di hasilkan ciuman ku dengan Himawari.

Aku kemudian menyelesaikan ciuman ku dengan Himawari. Aku menjauhkan kepala Himawari dari ku dan kembali melihat ke arahnya.

Saat aku menjauhkan kepalanya, Ada air liur yang keluar dari mulutnya dan itu di akibatkan oleh ciuman ku dengannya.

"Himawari-chan~...Seharusnya seperti ini kita berakhir..Bukannya sebagai bahan pemuas bosan ku..Melainkan sebagai bahan pemuas lebih untuk ku~"

Aku kemudian menarik keluar lidah dengan tangan kanan ku.

Lalu aku melepaskan pegangan tanganku yang memegang kepala Himawari membiarkannya bergelantungan akibat aku memegang lidahnya.

Lalu aku mengambil Cutter di dalam kantung rok ku dengan tangan kiri ku.

Aku mendekatkan cutter itu ke lidah Himawari lalu dengan sedikit tekanan, Aku memotong lidah Himawari dengan sekali tarikkan.

Dengan cepat setelah lidahnya terpotong, Kepala Himawari terjatuh ke atas lantai. Kepalanya membentur lantai dengan sangat keras dimana aku dapat mendengar benturannya.

"Dengan begini jejak ludah ku tidak akan tersisa di lidah mu, Himawari"

"Hmmm, Tapi bagaimana dengan yang di bibir mu? Apa aku harus memotong bibir mu juga? Sepertinya tidak, Aku hanya harus mengelapnya saja"

Aku kemudian mengambil plastik kecil dan menaruh potongan lidah Himawari ke dalam plastik itu. Aku akan menyimpannya sebagai kenangan..Kenangan ciuman pertama ku dengan Himawari. Ini bukan kali pertamanya aku mencium seseorang..

..Untuk yang sudah Mati.

Aku mengambil kepala Himawari yang tergeletak di atas lantai lalu mengangkatnya dan mendekatkannya kembali ke kepala ku.

"Baiklah, Himawari-chan, Sepertinya kita harus berpisah di sini"

"Setelah ini aku akan membuang mu dan mengubur mu di taman dekat sungai di belakang sekolah"

"Aku ini orang yang baik yang membantu polisi dan para petugas yang sedang susah payah mencari mu dengan cara mengubur mu di dekat sekolah agar kau cepat di temukan dan mengakhiri kasus tidak berguna ini"

"Baiklah..Sampai jumpa, Himawari-chan~"

Aku kemudian membuang kepala Himawari ke dalam kantung plastik yang terbuka lalu menutup kantung plastik itu.

Setelah tugas memotong dan mengelompokkan tubuh Himawari selesai, Selama 6 jam lebih berturut-turut, Aku merenggangkan tubuhku dan menggerakkan tubuh ku sedikit agar tidak kaku.

Baiklah, Sekarang tinggal membawa mayat dan potongan tubuh Himawari ke sungai di belakang sekolah dan menguburnya di sana.

Apa aku harus mandi terlebih dahulu?

Hmm, Nah...Sepertinya tidak usah.

Lagi pula aku akan kotor lagi nantinya.

Aku juga tidak perlu makan, Lagi pula hidanganku sudah di isi dengan memotong tubuh Himawari dan menciumnya tadi.

Esoknya aku akan menjual organ tubuh Himawari kepada kenalan ku yang sudah ku kenal sejak dulu. Dia sudah sering menerima atau membeli hal seperti ini. Tubuh manusia, Organ dalam manusia, dan yang lain-lain dia sudah sering berhubungan dengan pasar gelap di tambah dia memberikan ku bonus setiap kali aku menjualkan organ tubuh manusia kepadanya.

Tidak bisa di jelaskan apa dia termasuk orang yang baik atau jahat berdasarkan kondisinya, Tapi dia sangat berguna untukku..Untuk menambah isi dompetku lebih tepatnya.

Baik, Tidak perlu berlama-lama lagi, Nanti malam tepatnya jam 10 malam atau 22.00 aku akan mengubur tubuh Himawari di sungai belakang sekolah.

Setelah itu tinggal menunggu seseorang menemukannya dan kasus ini selesai.

Ohh, Benar juga, Besok aku juga harus mengambil Shirou di dokter hewan.

Besok aku akan memberikan Shirou makanan yang sudah ia inginkan..

..Jari-jari milik Himawari dan tulang-tulang dari tubuh Himawari.

Shirou pasti akan sangat menyukainya.

.

.

.

.

.

Sebelum Aku pergi mengubur mayat Himawari, Aku pergi menuju kamar ku di lantai 2 untuk mengambil pakaian.

Saat aku membuka pintu, Di dalam kamar ku sangat gelap karena lampu kamar ku tidak ku hidupkan.

Aku biarkan lampunya tetap mati, Lagi pula sehabis ini aku akan pergi keluar.

Aku menuju ke lemari pakaian ku dan membukanya. Aku mengambil sepasang jaket hoodie berwarna Pink cerah ke putihan.

Aku kemudian memakainya langsung setelah aku mengambilnya.

Saat aku ingin bergegas keluar, Aku melihat ke arah kotak kayu besar yang ada di sebelah lemari pakaianku.

Aku menuju ke lemari kayu itu lalu membukanya.

Di dalam lemari itu terdapat banyak foto dari wajah seseorang. Kebanyakan dari mereka aku kenal wajahnya.

Ada berbagai macam foto dengan wajah yang sudah di coret dengan spidol merah.

Foto seorang anak laki-laki, Seorang wanita, Seorang gadis SMA, Gadis SMP, Lelaki pekerja kantoran, dan masih ada banyak lagi.

Aku kemudian mengambil satu foto yang tergeletak di bawah di dalam lemari itu. Foto itu adalah foto wajah Himawari.

Aku kemudian mengambil spidol merah dan mencoret foto wajah Himawari lalu menempelkan foto itu di dalam lemari sama seperti yang lainnya.

Aku kemudian melihat ke samping dalam lemari dan di situ tertempel beberapa foto dengan wajah yang sangat ku kenal.

Foto itu adalah wajah dari Zuka dan teman-temannya.

Aku tersenyum lebar melihat foto mereka.

"Himawari sudah tumbang…"

Aku mengangkat jari ku ke atas.

"Dan selanjutnya adalah…"

Aku kemudian menunjuk salah satu foto dari Zuka dan temannya.

"...Kamu!!!"

Target selanjut ku adalah..

..Zuka dan teman-temannya.