Sera menyeka keringat dingin di kening Yoonmin yang keluiar tidak berhenti sedari tadi. Ternyata Yoonmin terserang demam, badannya panas sampai 40 derajat. Sera di buat panik dengan kondisi Yoonmin, sedari tadi laki-laki itu juga tidak kunjung sadar.
"Apa Aku bawa Dia ke Rumah sakit saja?" gumam Sera pelan sembari mengusap lagi keringat Yoonmin.
Setelah menimbang-nimbang sendiri, Sera lalu menganggukkan kepalanya mensetujui apa yang Dia putuskan sendiri. Sera lalu berdiri dan sedikit terhuyung, karena pada dasarnya Dia memang sedang tidak sehat karena mabuk-mabukan semalam. Sera lalu berjalan menuju lemarinya dan mengambil sweeter miliknya, Dia mengenakan sweeter itu dan kembali ke ranjang dan Dia duduk di tepi ranjang. Sera lalu mengambil ponselnya, Dia menghubungi Tae Bom.
"Tae bisa bantu, Noona?" ucap Sera saat panggilannya di angkat oleh Tae Bom.
"Datanglah sekarang ke apartemen, Noona!" tandas Sera dan sejurus kemudian mematikan panggilannya itu.
Sera sedang duduk bersama Tae Bom di luar IGD, Yoonmin sedang di tangani di dalam. Tidak lama seorang Dokter keluar dan melihat ke arah Sera dan Tae Bom sembari mengerutkan keningnya.
"Nona Sera anda disini?" tanya Dokter itu heran.
"Iya, saya yang membawa, Dokter Yoon kesini. Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Sera yang kemudian berdiri dan mendekat pada Dokter itu.
"Ah? Anda bersamanya? Bagaimana bisa?" tanya Dokter itu semakin bingung saja.
"Panjang ceritanya, Dok. Bagaimana kondisinya sekarang?" ujar Sera mendesak Dokter itu.
Dokter itu baru sadar kalau sekarang bukan waktunya untuk sepenasaran ini.
"Oh,,,maaf, Nona Sera aku terlalu ikut campur. Dokter Yoon hanya kelelahan, dua hari ini memang Dia sibuk sekali. Ada kecelakaan bis dan Dia masih harus bekerja tanpa beristirahat. Sekarang Dia sudah sadar, Anda boleh masuk,"terang Dokter itu kemudian.
Tanpa sadar Sera menghela napas lega mendengar Yoonmin baik-baik saja. Sera lalu mengucapkan terima kasih pada Dokter itu. Dokter itu pamit pergi, Sera kemudian melihat ke arah Tae Bom yang sedari tadi diam saja.
"Kenapa, Tae?" tanya Sera bingung.
Tae Bom mengalihkan pandangan kesalnya sedari tadi pada Dokter yang terlihat sangat ingin tahu itu pada Sera.
"Kenapa ada Dokter seusil itu? Bisa-bisanya Dia menanyakan hal seperti itu padamu, Noona," ucap Tae Bom mengeluarkan unek-unek di dalam hatinya.
Sera tersenyum tipis lalu menarik tangan Tae Bom begitu saja tanpa menanggapi pertanyaan Tae Bom baru saja.
"Ayo kita lihat, Dokter Yoon," ucap Sera sembari membawa masuk Tae Bom masuk ke dalam IGD.
"Kamu sudah sehat, Ser?" tanya Yoonmin yang melihat Sera berdiri di sampingnya.
Padahal saat ini bukan Sera yang harus di khawatirkan, Dia sendiri baru saja sadar dari pingsan. Mendengar pertanyaan Yoonmin pada Sera, Tae Bom membulatkan matanya tidak percaya. Yang berbaring di ranjang rumah sakit itu Yoonmin kenapa juga yang bertanya seperti itu Dia bukannya Sera.
"Hyung, apa tidak terbalik yang melempar pertanyaan?" ujar Tae Bom.
"Tidak sama sekali, Tae. Semalam Dia mabuk berat dan pagi ini Dia pasti merasa pusing, beruntung Aku melihatnya semalam di restauran kecil dekat apartemennya," sahut Yoonmin yang kemudian mencoba untuk duduk.
Sera reflek membantu Yoonmin untuk duduk. Yoonmin melihat ke arah Sera dan sedikit terkejut dengan perhatian Sera ini. Sedangkan Tae Bom mengalihkan pandangannya karena merasa malu sendiri.
"Aku sudah tidak pusing seperti tadi, Kau sendiri bagaimana?" tanya Sera akhirnya mengeluarkan suaranya.
"Sudah lebih membaik dari pada tadi, tapi sepertinya Aku masih demam," jawab Yoonmin sembari memegang keningnya sendiri.
"Kau istirahatlah dulu sehari disini, lagi pula Kau sedang libur kan? Apa Aku perlu menghubungi keluargamu, Dok?" tanya Sera kemudian.
Yoonmin menggelengkan kepalanya cepat.
"Tidak perlu, Aku bisa sendirian disini. Lagi pula mungkin Aku hanya di haruskan menghabiskan infus ini saja. Kau sudah memakan bubur dan meminum susu tadi kan?" tanya Yoonmin lagi kembali mengkhawatirkan Sera.
Sera tersenyum tipis melihat Yoonmin yang terlalu mengkhawatirkan dirinya padahal dirinya sendiri sedang sakit.
"Aku belum sempat makan atau minum apa-apa, Aku hanya berpikir untuk cepat membawamu ke Rumah sakit. Beruntung ada Tae Bom yang bisa Aku mintai tolong, karena kebetulan hari ini juga hari minggu," ucap Sera kemudian.
Yoonmin lalu menoleh ke arah Tae Bom yang sedari hanya diam saja dan memalingkan wajahnya.
"Tae, tolong bawa Sera ke kantin Rumah sakit. Aku yakin Dia bahkan tidak makan apa-apa sedari kemarin, ya?" pinta Yoonmin tanpa ragu-ragu.
Tae Bom melihat ke arah Yoonmin dan benar-benar merasa takjub pada laki-laki di hadapannya ini. Dlam kondisi sakit pun, Yoonmin masih memikirkan makan Sera.
"Sampai seperti itu Kau mencintainya, Hyung? Wah,,,Noona benar-benar beruntung," cletuk Tae Bom tidak bisa menahan kata-katanya karena merasa kagum pada Yoonmin.
Sera dan Yoonmin sama-sama tercengang mendengar ucapan Tae Bom baru saja. Keduanya lalu saling memandang satu sama lain dengan kikuk.
***
Sera yang baru saja akan masuk ke dalam gedung apartemen miliknya berhenti berjalan, Dia terkejut karena melihat mobil Taeyoon yang terparkir di depan gedung apartemen tempat tinggalnya.
"Kenapa harus ada dia hari ini? Aku sedang tidak ingin bertemu dengannya," gumam Sera bermonolog dengan lirih.
Melihat Sera yang berhenti berjalan dan memandangi mobil miliknya. Taeyoon lalu keluar dari dalam mobil mewah miliknya, tanpa sadar Sera justru mundur satu langkah. Taeyoon lalu berjalan menghampiri Sera.
"Kenapa berhenti berjalan?" tanya Taeyoon dingin.
"Tidak apa-apa," singkat Sera menanggapi.
"Kita harus bicara," ajak Taeyoon kemudian.
"Bicara apa lagi? Semuanya sudah jelas, Taeyoon_a," tukas Sera menolak.
"Iya Aku tahu semuanya sudah jelas, tapi Kita harus bicara tentang kelanjutan hubungan Kita. Terlebih lagi tentang bayi di dalam perutmu itu," ujar Taeyoon mempertegas maksudnya untuk berbicara dengan Sera.
Sejujurnya Taeyoon juga sudah tidak ingin berbicara apapun lagi dengan Sera. Dia yang sudah lama merasa bosan dan hambar dengan hubungannya Sera, lebih memilih berselingkuh dengan Naira. Terlebih lagi Sera yang begitu datar dan pendiam, membuat Taeyoon benar-benar jenuh dengan hubungannya dengan Sera.
Seperti dugaannya, Taeyoon pasti akan bersikap sedatar dan sedingin ini. Jelas-jelas Dia sudah melakukan kesalahan, tapi kenapa justru Taeyoon seperti sedang memberikan hukuman pada dirinya. Sera tanpa sadar lalu memegang perutnya yang masih datar. Dia tidak yakin kalau bayi di dalam perutnya ini, adalah darah daging Taeyoon. Tapi bagaimana kalau itu memang benar dan hubungan mereka sudah terlanjur berakhir.
"Aku sudah memberi tahumu untuk menggugurkannya 'kan? Jadi kedepannya jangan pernah meminta pertanggung jawaban atas nama bayi itu padaku! Aku tidak mau bayi itu lahir, terlepas bayi itu darah dagingku sendiri," tegas Taeyoon tanpa ragu sedikitpun.
Sera kembali terkejut dengan apa yang Taeyoon katakan, Dia tidak percaya laki-laki yang Dia cintai bertahun-tahun ini bisa sejahat ini. Sera tidak mengira kalau Taeyoon benar-benar tidak menginginkan bayi yang lahir dari dalam diri Sera.
"Aku harap Kau mengingat itu semua, Sera_ya. Terserah Kau akan menggugurkannya atau tidak, tapi jangan pernah menghubungiku lagi dengan alasan bayimu itu!" tandas Taeyoon lagi semakin menekan perkataannya.
Sera menatap tajam pada Taeyoon, Dia lalu menarik napas dalam lalu maju selangkah mendekat pada Taeyoon.
"Kau tenang saja, Aku tidak akan menghubungimu lagi mulai detik ini. Tapi jangan pernah mencariku kalau suatu saat nanti, Kau merasa menyesal," tukas Sera tidak kalah tegas.
Sera lalu berjalan pergi meninggalkan Taeyoon begitu saja. Dia berjalan dengan tegap walaupun sedang menahan air matanya sekarang.
"Aku tidak tahu Kau ini darah daging siapa, tapi percayalah Aku semakin ingin mempertahankanmu," batin Sera bermonolog sembari mengusap perutnya pelan dan terus berjalan masuk ke dalam gedung apartemen tempat tinggalnya.
***