Sera baru saja keluar dari ruangan Dokter Go, Dia merapikan lagi lengan kemejanya karena tadi baru selesai di ambil darah. Yoonmin berlari cepat melihat Sera baru saja keluar dari ruangan Dokter Go. Yoonmin lalu menarik tangan Sera cepat saat Dia sudah dekat dengannya. Sera sampai terkejut dan melihat ke arah Yoonmin dengan alis bertaut.
"Apa yang Kau lakukan? Tes DNA di awal kehamilan seperti ini berbahaya untuk janinmu. Apa Kau sudah gila!" bentak Yoonmin kemudian.
Sera mengedip-ngedipkan matanya bingung, lalu Dia melepas tangan Yoonmin setelah sadar kalau laki-laki itu masih memegang tangannya.
"Jangan gila! Aku tetap mau menjadi Ayahnya walaupun Dia bukan Anakku, jangan berpikiran yang aneh-aneh dan ayo menikah!" ucap Yoonmin tanpa basa-basi lagi.
Sera membulatkan matanya terkejut dengan apa yang di ucapkan Yoonmin barusan. Dia benar-benar tidak mengira kalau akan ada laki-laki yang dengan mudahnya menerima kehamilannya yang tidak jelas anak siapa ini.
"Apa maksudmu, Yoon?" tanya Sera ingin memastikan.
"Lakukan tes DNA saat bayi itu sudah lahir, Aku tidak peduli itu darah dagingku atau bukan. Aku akan menikahimu dan bertanggung jawab pada bayi itu juga, Aku tidak bisa berbohong lagi. Aku mencintaimu bahkan sejak pertama kali bertemu, saat Kita melakukan kesalahan itu," ucap Yoonmin tegas dan lugas tanpa putus-putus itu menandakan kalau sekarang Dia sudah yakin dengan pilihannya.
Yoonmin mengusap wajahnya kasar saat mengingat perkataannya pada Sera.
"Kenapa Aku harus melamarnya sambil marah-marah," ucapnya bermonolog.
Yoonmin lalu mengacak rambutnya kasar, Dia berdiri dan mondar-mandir di depan ruangan Dokter Go. Sera sendiri masih di dalam dan sedang di periksa, ternyata Sera bukan akan melakukan tes DNA. Dia hanya bertanya dan berkonsultasi dengan Dokter Go, tapi Dokter Go sendiri yang menarik kesimpulan seperti itu.
"Kenapa lama sekali pemeriksaannya," gumam Yoonmin sedikit kalut.
"Apa kandungannya masih bermasalah seperti waktu itu," ujarnya lagi.
Yoonmin benar-benar gelisah, belum juga hilang gelisahnya. Pintu ruangan Dokter Go terbuka, seorang suster keluar dan menghampiri Yoonmin.
"Dok, anda bisa masuk sekarang. Pemeriksaan sudah selesai dan Dokter Go meminta anda ikut mendengarkan penjelasannya," ucap Suster itu.
Yoonmin menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam dengan tanpa berlama-lama lagi. Dokter Go lalu bediri dan menyapa Yoonmin. Dia juga mempersilahkan Yoonmin untuk duduk di samping Sera yang terlihat begitu kikuk. Yoonmin melihat ke arah Sera lalu tersenyum, Dia kemudian menggenggam tangan Sera tanpa di komando lagi.
"Bagaimana kondisi kehamilannya, Dokter Go?" tanya Yoonmin to the poin.
"Kandungannya baik, yang tidak baik justru kondisi Sera. Dia sudah mulai mengalami hipertensi, saya takut ini akan menyebabkan eklampsia nantinya."
Dokter Go menerangkan kondisi Sera dengan wajah khawatir, Yoonmin lalu melihat ke arah Sera dan mempererat pegangan tangannya.
"Bagaimana solusinya? Semua pasti ada solusinya kan?" tanya Yoonmin dengan nada tenang.
Yoonmin mencoba untuk tetap fokus dan tenang saat ini, Dia tidak boleh ikut panik dan khawatir.
"Seperti yang Aku bilang waktu itu, kandunganmu benar-benar mengkhawatirkan, Ser. Belum lagi Aku takut nanti Kamu mengalami banyak komplikasi saat sudah hamil tua nanti," ucap Dokter Go.
Sera terdiam dan melihat ke arah Dokter Go, Dia ingat kalau Dokter kandungannya ini menyarankan untuk mengaborsi bayinya dengan alasan kesehatan. Walaupun awalnya Sera memang tidak menginginkan bayi ini, tetap saja mendengar perkataan Dokter kandungan seperti itu membuat Sera merasa sedih.
Sera memegang perutnya pelan, Dia benar-benar ingin melihat bayinya ini. Kepala Sera lalu menggeleng pelan menolak saran Dokter Go waktu itu.
"Aku tidak mau mengambil solusi itu, Dok. Aku ingin mempertahankan bayi ini, Aku yakin Kami akan baik-baik saja," ucap Sera kemudian.
Yoonmin diam saja mendengar perkataan Sera, Dia hanya bisa melihat ke arah perempuan di sampingnya ini.
"Apa Sera meyakini kehamilannya ini adalah benih dari kekasihnya itu, makanya Dia sangat ingin mempertahankannya. Kenapa berbeda sekali saat Dia memutuskan untuk menggugurkan kandungannya ketika Aku akan bertanggung jawab," batin Yoonmin bermonolog.
Perlahan Yoonmin melepas genggaman tangannya. Sera melihat ke arah Yoonmin yang tiba-tiba melepas genggaman tangannya itu. Dokter Go juga melihat ke arah Yoonmin seakan meminta pendapat pada sang calon Ayah. Di pandangi Dokter Go seperti itu, Yoonmin paham dan lalu melihat ke arah Sera.
"Aku ikut keputusan dari, Sera asal semuanya masih bisa di cegah dan di obati. Kita tidak harus mengaborsi bayinya 'kan?" ucap Yoonmin kemudian.
Dokter Go menghela napas lalu menganggukkan kepalanya. Dia paham kenapa Yoonmin akhirnya ikut mendukung keputusan Sera.
"Aku akan meresepkan obat-obatan yang aman supaya mencegah eklampsia. Tapi Sera harus menjaga diri baik-baik, jangan stres yang bisa memicu hipertensi, cek up kandungan dan teratur minum obat juga menjaga pola makan yang sehat," ucap Dokter Go kemudian.
Yoonmin menganggukkan kepalanya mengerti, begitu juga dengan Sera. Setelah banyak mendapat arahan dari Dokter Go, Sera lalu keluar dari ruangan bersama dengan Yoonmin. Mereka berdua berjalan beriringan, masing-masing dari mereka sama-sama tidak mengeluarkan suara. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Sesampainya di luar Rumah sakit, Yoonmin menoleh ke arah Sera yang memandang lurus ke depan. Yoonmin lalu menjulurkan tangannya dan menggandeng Sera.
"Pulang denganku ya? Kita harus bicara banyak," ucap Yoonmin kemudian.
Sera melihat ke arah Yoonmin, Dia lalu menganggukkan kepalanya setuju. Yoonmin lalu menggandeng tangan Sera untuk terus menuju mobilnya.
***
Yoonmin memasang selimut ke badan Sera pelan. Niatnya untuk membicarakan semuanya, Dia batalkan. Dari di mobil Sera sudah terlelap tidur, Dia tidak mungkin membangunkan Sera mengingat kondisi perempuan hamil ini sedang tidak bagus. Setelah memastikan Sera tidur tidak kedinginan, Yoonmin lalu berdiri dan berjalan menuju dapur Sera. Dia membuka kulkas dan melihat hanya ada beberapa biji telur, roti tawar, dan air mineral.
"Nutrisinya benar-benar tidak terjaga," gumam Yoonmin bermonolog.
Yoonmin lalu berjalan membuka laci-laci yang ada di atas kompor. Ada sekantong beras dan ada beberapa bungkus ramyun. Yoonmin menghela napas dalam melihat stok makanan Sera yang jauh dari kata sehat. Yoonmin lalu menutup kembali laci-laci itu dan berjalan mengambil kunci mobil miliknya yang tadi ada di atas meja makan. Yoonmin lalu keluar dari apartemen Sera dan pergi meninggalkan Sera sendirian yang masih terlelap tidur.
Sera membuka matanya pelan saat hidungnya mencium bau wangi masakan. Sera mengambil posisi duduk dan mengucek matanya pelan. Dia sedang mengumpulkan ruhnya yang masih belum terkumpul dengan benar. Sera lalu turun dari ranjang dan keluar dari kamar. Benar saja ada bau wangi masakan, Dia mendapati Yoonmin sedang memasak sekarang. Sera lalu melihat ke arh jam dinding yang ternyata menunjukkan jam 1 dini hari.
"Kau sedang apa, Yoon?" tanya Sera dengan suara parau.
Yoonmin menoleh ke arah Sera dengan sedikit terkejut.
"Kau terbangun? Apa Aku mengganggumu?" tanyanya kemudian.
Sera menggelengkan kepalanya pelan, Dia justru merasa ingin makan dan tidak terganggu sama sekali dengan bau wangi dari masakan Yoonmin.
"Kau masak apa? Apakah Aku boleh makan?" tanya Sera hati-hati.
"Kau lapar? Duduklah di situ, sebentar lagi masakanku selesai. Aku ambilkan nasi dulu," ucap Yoonmin yang kemudian bergegas menuju ricecooker.
Yoonmin sengaja memasak selarut ini, supaya besok pagi-pagi Sera bisa sarapan. Tidak di sangka Sera justru terbangun dan ingin makan. Yoonmin kembali ke meja makan dan meletakkan semangkuk nasi dan sepiring kecil kimchi.
"Tunggu ya, Aku akan membuatkanmu telur gulung. Aku hanya membuat tumisan simpel supaya besok Kau bisa memanaskannya, Aku tidak membuat lauk lain," ucap Yoonmin.
Sera menggeleng lalu menangkap tangan Yoonmin cepat. Yoonmin melihat ke arah Sera lalu menautkan alisnya.
"Aku makan dengan ini dan sayur itu saja," ucap Sera kemudian.
"Baiklah," singkat Yoonmin mengiyakan.
Yoonmin kembali ke kompor, Dia mematikannya dan mengambil sedikit sayur. Dia meletakkan piring kecil berisi sedikit sayur itu di depan Sera. Yoonmin tersenyum lalu menyuruh Sera untuk makan.
"Kau tidak ikut makan?" tanya Sera lagi.
"Tidak, Aku tidak lapar. Kau saja yang makan, Aku akan menemanimu," sahut Yoonmin.
Sera terdiam memandang Yoonmin, kepalanya lalu mengangguk pelan. Sera mulai makan dan ini kali pertama Dia tidak merasa mual dengan makanan yang masuk ke dalm perutnya. Yoonmin terlihat lega melihat Sera bisa makan.
"Tidak dengan bawang bombay ya?" tanya Sera karena bisa merasakan sayurannya tanpa bawang bombay.
"Ah? Iya benar, Aku tidak bisa mencium aroma bawang bombay akhir-akhir ini," jawab Yoonmin kemudian.
Sera terdiam mendengar pengakuan Yoonmin.
"Apa ada hubungannya dengan kehamilanku? Aku juga tidak bisa mencium aroma bawang bombay. Apa ini berarti..." Sera bermonolog di dalam hati dan sedang mengambil kesimpulan sendiri.
"Makanlah kalau Kau bisa mencernanya, Sera_ya! Aku bisa memasak setiap hari untukmu," ucap Yoonmin lagi.
Sera masih terdiam dan memandang Yoonmin dengan mata berkaca-kaca. Sikap Yoonmin dan Taeyoon benar-benar berbeda. Padahal Yoonmin bukan siapa-siapa baginya, pertemuannya juga hanya kesalahan.
"Terima kasih, Yoon," lirih Sera kemudian.
Yoonmin menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis. Tangannya terulur dan menyeka air mata Sera yang jatuh.
***