Kemarin dan hari ini adalah berkah. kemarin lebih banyak berperan sebagai pelajaran, sedangkan hari ini berperan sebagai penanda masa depan. Pilihan, siapa pun kamu hari ini dengan kondisi apapun sekarang kamu berhak akan bergerak. mendalami kesalahan bukanlah jalan, tebuslah salah dengan satu perjalanan.
***
Aku tampaknya seorang wanita yang ambisius dalam segala hal, baik dalam belajar maupun hal lain yang aku inginkan. Ya, aku tetap bersikeras untuk memilih jalan sendiri yaitu mencintai seorang laki-laki yang sangat tidak mungkin untuk mendapatkan restu dikemudian hari.
Aku adalah wanita yang sering berdebat dengan ego-ku sendiri tanpa memikirkan sekitar, wajar saja menurutku jika aku hanya ingin mencintai dan dicintai oleh siapa saja tanpa melibatkan orangtua sekalipun. Pikirku, untuk apa aku melibatkan orangtua dalam hal percintaan jika mereka saja tidak bisa menghargai keputusanku untuk memilih siapa yang akan mendampingiku.
Mereka bukan orangtua yang respect ke semua laki-laki, jika anak perempuannya berusaha didekati oleh laki-laki manapun. Mereka adalah orangtua yang ketika anak perempuannya mengenalkan laki-laki padanya, responnya hanya mengatakan dia tidak baik untukmu. Bukan hanya satu dua kali bahkan berkali-kali mereka mengulang perkataan itu pada laki-laki yang berbeda.
Aku mengatakan kepada mereka ini hanya sebuah lelucon, aku tidak berniat untuk mempunyai hubungan yang serius dengan laki-laki manapun. Aku hanya ingin merasakan seperti anak diluar sana yang pada umumnya merasakan jatuh cinta dengan tenang tanpa hadir sebuah ancaman,masalah, atau bahkan konsekuensi yang akan terjadi jika hal yang tidak diinginkan oleh orangtuaku ditentang mati-matian olehku.
Jika saja aku dijadikan titik acuan untuk menjadi harapan keluargaku karna ulah dari kakakku sendiri agar tidak menjadi sepertinya, tolong jangan samakan aku dengannya. Aku adalah aku, aku tidak akan pernah bisa menjadi oranglain begitupun sebaliknya.
Aku akan tetap membanggakan dan mengharumkan nama kedua orangtua, meskipun mereka sama sekali tidak pernah memberiku kepercayaan. Namun, ini bukanlah penghalang untuk tetap membuatnya bangga akan prestasiku. tekadku semakin kuat untuk membayar semua ini dengan kelebihan yang tertanam pada diri ini.
Aku berusaha untuk tetap tegar menghadapi segala ujian dan cobaan yang diberikan, aku meyakini dengan sepenuh hati bahwa hujan akan reda dan munculah pelangi. Meskipun pelangi menampakkan keindahannya hanya beberapa menit saja.
Perputaran dunia yang akhir-akhir ini begitu drastis, hingga mencapai titik dramatis. Ya, aku harus menjadi oranglain untuk menutupi sedih dipelupuk mata. Meskipun aku tahu bahwa hidup akan semakin melelahkan ketika aku bukan menjadi diriku sendiri.
Sudah terlalu banyak peran yang aku mainkan, sudah terlalu banyak naskah yang dihafalkan. Berdrama adalah bagian dari keseharian, semoga jati diri tidak kian melemah, tampaknya menjadi diri sendiri sudah seperti barang langka.
Ambisi menjadi dalih menuju kesuksesan dimasa kini, korbannya hati nurani. Aku tidak lagi mempunyai kata untuk mencela, yang hadir dikepala hanyalah bahagia yang kujajakan murah dihadapan mereka. Hati ini lusuh, jiwaku rapuh. Aku tetap hidup meski berharap dalam gelap yang teramat membunuh. "Jalanilah, setiailah hidup. selebihnya biarlah tuhan tambahkan diperjalanan". begitulah kata yang terngiang ditelinga.
Saat ini humor merupakan senjata jiwa yang lain dalam upayaku untuk bertahan hidup. Seandainya bangkit bisa semeriah jatuh, mungkin aku akan lebih sering jatuh untuk bangkit.
Oleh karena pendewasaan adalah fase dimana hati dan jiwa terpecah untuk menemukan realita dunia, maka aku mempunyai duka yang tidak terkata. Aku mempunyai bahagia yang terumbar luar biasa. Antara berjuang untuk segalanya atau berdamai untuk mencapai tahap selanjutnya. Ego, hati, mimpi dan hari.
Aku sering kali berpikir bahwa saat aku sulit orang-orang disekitarku menjalani hidupnya dengan baik, maka disaat itu juga mereka memikirkan hal yang sama dengan apa yang aku pikirkan. jika kebenaran sedang diperjual belikan, tentunya pembayaran terbaik yang dijanjikan adalah kehancuran.
Aku hanya berdoa agar dikuatkan bukan dimudahkan. Sebab, dimudahkan tidak akan membawa ke tahap selanjutnya. Namun dikuatkan akan membawaku melalui segalanya. Hidup ini sangat sulit, satu-satunya orang yang benar-benar hidup adalah mereka yang lebih keras daripada kehidupan itu sendiri.
"Cinta akan membunuh alasan, cinta akan menumbuhkan perasaan. beberapa dari kita memilih alasan yang cermat namun membunuh perasaan yang tepat. Mungkin dunia tidak lagi butuh pemenang, mungkin dunia kini lebih butuh kasih sayang". kataku, seorang wanita yang mementingkan egonya.