Basah dan Bergairah
Petir menyambar.
Nirmala menjerit, diiringi gelegar guntur dari langit. Tidak berapa lama, suara tangis bayi membahana. Air mata haru jatuh berderai, disambut cahaya kilat menyambar. Sekejap, langit dan semesta menjadi terang benderang.
Dukun anak paruh baya meminta pembantunya agar lekas-lekas memandikan si bayi.
Di luar, angin menderu keras. Pohon-pohon meliuk menyebabkan beberapa dahan berpatahan. Air sungai meluap hingga dengan cepat menimbulkan banjir besar. Beberapa tanggul jebol, membuat suasana kian riuh diliputi kepanikan.
Bersamaan dengan cahaya kilat menyambar, pintu ruangan terbuka lebar. Seorang pria berpakaian pelayan masuk terburu-buru. Ia celingak-celinguk seakan-akan takut akan sesuatu. Mata kecokelatannya memandang hampa pada Nirmala yang tampak sangat lelah juga gelisah.
“Bawa ... bawa bayi itu!” Nirmala mengucap lirih. Air matanya berderai lebih deras, menyaingi lebat hujan.
Litium · Fantasy